Selama ini yang banyak diketahui orang adalah, Masjid Cheng Ho yang berada di Semarang, Namun kumpulan komunitas Islam yang bernaung di bawah PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) memiliki inisiatif untuk membuat Masjid berarsitektur China lain-nya di Surabaya, mengingat Cheng Ho bukan hanya di hormati di Semarang melainkan juga di beberapa daerah yang dikunjungi beliau dalam lawatan-nya ke berbagai lokasi di Indonesia.
Masjid ini berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, daerah Genteng yakni sekitar 1.000 meter utara Balai Kota Surabaya. Cukup surprise melihat masjid ini ternyata relatif mungil namun di halaman depan-nya ada pelataran yang cukup luas sekitar 2x lapangan basket dengan kanopi. Sepertinya pelataran ini digunakan untuk ibadah yang membutuhkan space lebih luas.
Dibuat pada 15/10/2001 dan didominasi warna merah, kuning dan hijau. Konon kabarnya masjid yang dirancang oleh Abdul Aziz ini terinspirasi dari arsitektur Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 Masehi. Sebagaimana kebiasaan Tionghoa, siapa2 yang menyumbang bagi pendirian Masjid ini, nama2nya diabadikan dalam prasasti di koridor bangunan yayasan. Uniknya bukan hanya nama saja yang diabadikan, namun juga besaran sumbangan-nya. Mungkin bagi yang sumbangan-nya besar ini bisa jadi membanggakan, namun bagaimana yang kecil, sudah kecil, diabadikan pula he he.
Siapa Cheng Ho yang digunakan sebagai nama masjid ini ? beliau merupakan laksamana asal China yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya menjalankan misi kebudayaan dan menjalin persahabatan, namun juga tanpa sengaja menyebarkan agama Islam.
Pada abad ke 15 pada masa Dinasti Ming (1368-1643) orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan untuk menyebarkan agama Islam, terutama di pulau Jawa. Laksamana Cheng Ho (Admiral Zhang Hee) atau yang lebih dikenal dengan Sam Poo Kong atau Pompu Awang pada tahun 1410 dan tahun 1416 dengan armada yang dipimpinnya mendarat di pantai Simongan, Semarang. Selain itu dia juga sebagai utusan Kaisar Yung Lo untuk mengunjungi Raja Majapahit yang juga bertujuan untuk menyebarkan agama Islam.
Saat kami ke Batu, ternyata ada lagi Masjid Cheng Ho yang lain di Pandaan, namun berukuran jauh lebih besar dari Masjid Cheng Ho di Surabaya. Informasi dari seorang teman, di Jalan Demak dekat tempat Cheng Ho berlabuh, ada juga Klenteng yang dibangun untuk menghormati sosok beliau, sayang kami tidak sempat kesana.
Link selanjutnya di http://hipohan.blogspot.co.id/2013/08/inspirasi-dari-jawa-timur-4-jalasveva.html
No comments:
Post a Comment