Menikah dengan : Ismail
Harahap (Alm)
Putra dan Putri
sbb;
- Marahalam Harahap (Alm)
- Ros Harahap (Alm)
- Sahdan Harahap (Alm)
- Zekie Zulkarnaen Harahap
- Teta Harahap
- Titi Harahap
- Tini Harahap
- Andy Harahap
- Mena Harahap
- Deka Harahap (Abang)
- Deki Harahap (Adek)
- Novarida Harahap
Pernikahan Dini
Konon kabarnya Djaunar Pohan menikah di
usia 14 tahun sementara suami beliau, yakni Ismail Harahap sekitar 15 tahun.
Jadi lebih muda dibanding putra KH Arifin Ilham yang baru-baru ini mengegerkan
dunia sosial media karena menikah di usia 17 tahun. Pernikahan muda usia tersebut dianggap wajar, karena dimasa itu sekolah sangat jarang. Karena situasi itulah, boleh dikatakan berbeda dengan
saudara-saudaranya yang lain Djaunar Pohan mungkin satu-satunya yang tidak bersekolah.
Dimasa itu, Ismail Harahap meski kedua
orang tuanya merupakan orang terkaya dan terpandang di dearah Nagasaribu,
Padang Bolak ternyata memilih untuk hidup berkesenian dengan menjadi anggota
group teater yang dikenal dengan istilah tonil. Karena mengembara dari satu tempat
ke tempat lain, maka wajarlah kiranya dimasa itu wanita jarang yang menjadi
anggota group ini. Untuk memerankan wanita biasanya dipilih pemuda yang
berbadan ramping, tinggi, putih, berhidung mancung serta berparas rupawan,
sehingga tetap dapat memerankan peran wanita secara baik. Dan Ismail Harahap sehari-harinya diposisikan untuk memerankan sosok wanita.
Karena memiliki banyak tanah dan hewan
ternak juga terpandang, keluarga Ismail Harahap dianggap memiliki trah darah
biru, walau sebenarnya adat istiadat Batak, untuk menjadi Raja cukup mudah,
alias setiap membuka lahan maka otomatis dapat menyandang gelar Raja.
Djaunar Pohan Saat Usia Setengah Baya |
Karena ayah Ismail Harahap merupakan mitra
bisnis dengan Baginda Karapatan, maka mereka berdua yang cukup dekat secara
bisnis tertarik menjodohkan kedua putra dan putri mereka secara paksa. Dan
dilaksanakanlah pesat tiga hari tiga malam dengan memotong tiga ekor kerbau.
Konflik Dengan Baginda Karapatan
Sosok Baginda Karapatan yang sangat
maskulin merasa tidak nyaman dengan menantunya yang sering berperan sebagai
wanita dalam setiap pertunjukan tonil. Dan karena Ismail Harahap masih terus
menjalankan profesinya itu, maka Baginda Karapatan bahkan sempat memerintahkan
Djaunar Pohan agar bercerai saja dengan suaminya.
Kebencian Baginda Karapatan
mencapai puncaknya ketika cucu ke empatnya Zekkie Zulkarnaen lahir dan ternyata
lebih mirip bayi Bule di banding bayi Batak, alias sangat berbeda dengan
Djaunar Pohan yang kebetulan berkulit agak gelap dan berhidung pesek
sebagaimana umumnya suku Batak. Sangat sulit meyakinkan Baginda Karapatan bahwa
itu adalah benar cucunya sendiri. Namun lambat laun Djaunar Pohan berhasil meyakinkan
ayahnya bahwa Zekkie adlah benar putra kandungnya, apalagi ternyata bukan hanya Zekkie yang memiliki ciri-ciri unik tersebut, melainkan beberapa adiknya juga.
Meninggalkan Kehidupan Teater
Tak tahan terus menerus diserang
mertuanya, maka Ismail Harahap melamar kerja di KPN alias Kantor Perbendaharaan
Negara dan tetap disana sampai dengan masa pensiun.
Keluarga Bertampang Artis
Sebagian dari putra putri Djaunar Pohan
lebih terlihat sebagai artis, berkulit putih, rambut agak kepirangan seperti suaminya
Ismail Harahap, namun sebagian lain mengikuti paras Djaunar Pohan. Jika saat
mudik ke kampung tiba, para penduduk kampung seperti Sialaman terheran heran
melihat sekumpulan artis ibukota tiba, dan kadang pakaian mereka menjadi
rebutan saat berpamitan pulang meski hanya mendapatkan piyama. Padahal yang
membuat mereka terlihat berbeda bukan pakaiannya.
Berpulangnya Djaunar Pohan
Setelah menderita diare selama seminggu
dan sempat bertanya apakah sudah adzan untuk menunaikan shalat Jumat (mungkin
karena beliau ingin melaksanakan shalat lohor untuk terakhir kalinya), beliau
yang memang rajin berpuasa akhirnya berpulang.
Selama sakit tersebut, putranya Zekkie Zulkarnaen lah yang memandikan, merawat, menggunting kuku dan termasuk soal kebersihan saat harus berurusan dengan buang hajat. Bagi Zekkie ibunya adalah segala-galanya dan beliaulah yang mengurus dan membesarkan mereka dua belas bersaudara.
Selama sakit tersebut, putranya Zekkie Zulkarnaen lah yang memandikan, merawat, menggunting kuku dan termasuk soal kebersihan saat harus berurusan dengan buang hajat. Bagi Zekkie ibunya adalah segala-galanya dan beliaulah yang mengurus dan membesarkan mereka dua belas bersaudara.
Beliau akhirnya dimakamkan di dekat rumah
Zekkie dan bersamaan dengan itu kuburan Ismail Harahap yang tadinya berlokasi
di Pemakaman Panti ikut dipindahkan dalam satu lokasi dengan makam Djaunar
Pohan.
Cerita Lain : Layaknya The Beauty and The Beast
Salah satu yang menarik dari pasangan
Djaunar Pohan dan Ismail Harahap adalah penampilan mereka yang kontras, namun
dengan cinta yang melekat erat. Siti Hadjar Lubis mengatakan bahwa sesuai
cerita Mayurida Pohan, bahwa kakaknya Djaunar Pohan sangat memuja suaminya,
bahkan beberapa kali saat Ismail Harahap pindah tugas, Djaunar Pohan memilih
mengikuti suaminya ke tempat tugas baru sementara anak-anak tetap menempati
rumah lama dengan ditemani kerabat.
Sebaliknya Ismail Harahap ketika digoda
adik iparnya Mayurida Pohan dengan pertanyaan kenapa memilih kakak mereka yang
penampilannya begitu kontras, beliau
menjawab “Duh dik, masakan kakakmu itulah masakan yang paling enak kurasa,
kemanapun aku pergi, masakannya itulah yang selalu teringat, itu juga yang
membuat aku susah melupakannya dan mencintainya seumur hidupku. Rudi Ramon Pohan pernah mengatakan bahwa salah satu yang
paling enak sekaligus nadalan Djaunar Pohan, adalah masakan Gule Bebek beliau.
Lanjut ke Anak Ke #2 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/09/riwayat-baginda-karapatan-10-dari-17.html
Lanjut ke Anak Ke #2 http://hipohan.blogspot.co.id/2016/09/riwayat-baginda-karapatan-10-dari-17.html
*Sesuai cerita
Tini Harahap kepada Erwin Siregar
*Beberapa
tambahan kecil dari Rudi Ramon Pohan dan Siti Hadjar Lubis
No comments:
Post a Comment