Friday, September 30, 2016

Pertolongan Tak Terduga

Apakah anda pernah ditinggalkan pesawat, saya sih belum, namun saya pernah menjadi penumpang terakhir masuk ke pesawat dan disambut dengan cemoohan "Huuuu !!!" nyaris dari seluruh penumpang. Saat itu saya menuju ke Bangka dalam rangka proyek di PT Timah, Karena dari Bandung saya sengaja berangkat pagi, maka saya boleh dibilang penumpang pertama yang check in. Ternyata systemnya belum siap, petugas check in menuliskan secara manual seat yang harus saya tempati dan gate dimana saya harus menunggu. 

Entah kenapa sampai dengan jam keberangkatan tetap saja tidak ada panggilan sesuai dengan maskapai dan tujuan penerbangan saya. Tiba-tiba, nampak dua orang berseragam petugas darat yang berlari lari sambil memanggil nama saya, ketika saya mengiyakan, mereka langsung menyuruh saya berlari secepat yang saya bisa dengan menjinjing koper dan memanggul ransel.  Menurut petugas tersebut, semua penumpang sudah menunggu sejak tadi. Saya sempat menjelaskan bahwa saya diminta menunggu di gate tertulis di boarding pass, namun petugas menjelaskan kalau informasi itu salah. Rasanya cukup jauh berlari, disusul turun tangga, lalu berlari lagi dengan terengah, engah, dan terakhir menaiki tangga pesawat dalam keadaan basah kuyup dengan keringat. Kalau mengingat cemoohan penumpang rasanya saya masih malu hingga kini. Nah saya tidak pernah menyangka akan mengalami kembali hal tersebut untuk kedua kalinya.

Seperti biasa menjelang akhir tahun keuangan, kantor saya mengadakan acara FY17 planning, dan kali ini Courtyard Marriot Hotel, Seminyak di Bali menjadi pilihan. Sebelum berangkat saya mencoba menghubungi sekretaris Presdir yang kebetulan menjadi panitia untuk mengupayakan tiket berangkat dari Bandung tujuan Denpasar dan sebaliknya dari Denpasar ke Bandung. Dengan cara ini saya yang selama 15 tahun terakhir bekerja di Jakarta (namun rumah di Bandung) berharap tidak terlalu banyak waktu weekend keluarga yang terpakai.

Sayang entah ada hubungannya dengan menjelang selesainya PON atau tidak, ternyata sulit sekali mendapatkan tiket dari Bandung tujuan Denpasar. Sehingga tiket berangkat tetap dari Jakarta dengan menggunakan Air Asia jam 08:05 pagi Kamis 29/9/2016 sedangkan tiket pulang ke Bandung menggunakan Lion Air jam 15:25 Sabtu 1/10/2016.

Istri yang berkonsultasi dengan pihak Prima Jasa akhirnya memutuskan untuk beli tiket berangkat dengan bis jam 02:00 pagi dari Bandung ke Soekarno Hatta. Sebetulnya saya sempat protes kenapa terlalu pagi, namun ya sudahlah, mungkin lebih cepat justru lebih baik.

Setelah menyelesaikan materi presentasi tengah malam, lalu tidur sekenanya, jam 00:30 saya sudah bangun lagi, dan langsung mandi air panas. Lalu istri mengantar jam 01:00 ke terminal Prima Jasa di Batununggal. Jam 02:00 bis pun berjalan. Menjelang Krawang hujan lebat turun dengan derasnya. Mencoba untuk tidur ternyata susah sekali, karena dua orang gadis berjilbab di depan saya ributnya luar biasa, dan yang persis di depan saya gadis berjilbab biru merebahkan korsinya hingga nyaris menyentuh dada saya. Sementara jilbab hitam sepertinya lebih senang mengomentari sesekali. Gadis berjilbab biru, bercerita terus menerus dengan semangat sekali kadang menggerak gerakkan tangannya dengan ekpresif, kadang menirukan suara mobil, intonasi lawan bicara, dll.

Kesal sekali rasanya pada kedua gadis brisik ini, sementara saya harus istirahat cukup mengingat dalam skedul saya memiliki slot presentasi di depan Presdir lama dan Presdir baru yang akan menggantikan Presdir lama, satu bulan kedepan.

Ternyata malang tdak dapat ditolak, bis terjebak dan nyaris berhenti sangat lama di Krawang, karena perbaikan jalan, ketika jam menunjukkan 05:30, penumpang bis yang skedul jam 06:00 nampak pucat pasi menerima kenyataan,  bergantian mereka ke depan dan konsultasi dengan supir mengingat tiket mereka hangus. Saat masuk tol dalam kota, kemacetan semakin menggila, lalu giliran penumpang pesawat jam 07:00 yang gantian "melolong". Waduh saya semakin cemas, sepertinya saya yang sebentar  lagi meraung, maklum penerbangan hari itu cukup padat, dan saya sepertinya akan sulit mencari tiket pengganti. 

Iseng sambil menyembunyikan rasa kesal, saya tanya kedua gadis tersebut hendak kemana, ternyata kami memiliki tujuan yang sama. Mereka dengan aktif mencoba menghubungi call center Air Asia menjajaki kemungkinan reskedul. Gagal, namun tetap tidak kehabisan akal mereka mengontak rekan mereka yang menunggu di Bandara untuk mengurus proses check in. Lalu dengan ramahnya mereka menawarkan saya kalau-kalau mau ikut check in, dan memotret KTP saya, lalu memotret tiket saya  lalu mengirimkannya ke rekan mereka via whatsapp. 

Si jilbab biru, lalu mengajukan ide lain untuk naik taksi bertiga ke Bandara, yang langsung saja iyakan, apalagi karena bis kami terlihat tidak bergerak sama sekali, Namun supir melarang karena kuatir ditangkap polisi. Tak berapa lama barulah terlihat sebuah truk terguling yang menjadi penyebab, jalur tol dalam kota macet luar biasa.


Saat Kemacetan Mulai Terurai Terlihat
Penyebab Kemacetan Tol Dalam Kota

Lalu Bis meluncur kembali dan masuk area Bandara pada jam 07:15, di terminal 3, salah satu bule penumpang bis nampak kecewa sekali menyadari pesawatnya ke Eropa sudah terbang, dan kembali masuk bis dengan wajah muram. Menit demi menit berlalu saya sudah pasrah, dan Bis masih harus mengunjungi terminal 1a, 1b, 1c dst sampai akhirnya baru berhenti di terminal 2F pada jam 07:30, hiks tinggal 35 menit sebelum berangkat dan masih tanpa boarding pass di tangan. Kedua gadis dengan cepat menuju gate, sementara saya masih berusaha mengakses boarding pass saya dengan mesin khusus Air Asia. Sialnya nama yang keluar selalu nama lain, dan kedua gadis sudah tak terlihat.

Karena sudah tidak mungkin antri check in, nekat saya putuskan masuk area tunggu tanpa boarding pass ditangan, waduh saya ditahan petugas karena tidak bisa menunjukkan boarding pass, asal saja saya katakan boarding pass nya dibawa teman sambil menunjuk kedua gadis kira-kira 100 meter di depan saya yang sedang memasuki gate. Lagi-lagi saya terhambat karena membawa victorinox, pisau lipat dan akhirnya saya masuk gate, pada jam 08:00. Hemm 5 menit lagi dan tanpa boarding pass, lagi-lagi saya ditahan petugas gate, alhamdulillah ternyata sudah check in dengan bantuan rekan dari kedua gadis berjilbab tersebut, dan setelah dijelaskan dan mengecek nama saya, mereka membuat boarding pass manual, lalu akhirnya saya diperbolehkan menuju pesawat, yang langsung saya respon dengan berlari cepat, lalu turun tangga, dan langsung naik mobil Avanza yang memang sengaja tinggal menunggu saya.

Singkat kata saya kembali mengalami Deja Vu, masuk ke pesawat sebagai orang terakhir dan selamat dapat mengikuti penerbangan karena dua gadis yang tadinya saya anggap menyebalkan namun justru malah menjadi penyelamat saya hari itu. Moral of The Storynya adalah berprasangka baiklah pada semua orang, karena bisa saja dari sosok menyebalkan tersebut pertolonganNya tiba.  Maaf ya kedua gadis berjilbab, tanpa pertolongan anda berdua,  saya bisa saja kehilangan hari pertama acara penting tersebut.




No comments: