Monday, August 11, 2014

Kisah Burung dan Semut

Bagi yang senang mengamati sekitarnya, kita sering melihat burung yang ketika hidup memakan semut, namun ketika mati, justru burung lah yang dimakan semut. Karena waktu yang terus berputar sepanjang zaman, akan terus memutar siklus hidup setiap orang. Itu sebabnya janganlah merendahkan seseorang, karena waktu dan takdir bisa membalik situasi sedemikian rupa. Berikut ini sebuah cerita yang dapat menjadi inspirasi bagi kita semua;

Bertahun tahun yang lalu seorang sepupu saya, sukses meneruskan bisnis orang tuanya dalam bidang ekspedisi. Dengan agresif mereka membuka berbagai cabang di berbagai daerah. Beberapa perusahaan besar pun menjadikan mereka sebagai partner tetap ekspedisi, termasuk salah satu Bank besar dan salah satu stasiun Televisi Swasta terbesar.

Dengan agresif, seiring dengan besarnya perusahaan, semakin banyak pegawai yang mereka rekrut. Salah satu diantaranya adalah sepasang suami istri, yang mana suaminya menjadi salah satu supir ekspedisi, sementara istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dalam keluarga mereka. Si Istri yang memang memiliki kemampuan memasak dengan mudah diterima sebagai bagian dari keluarga besar perusahaan sepupu. 

Namun semakin besar usaha, maka badai yang menerpa pun semakin besar, malang tak dapat ditolak, ketika salah satu Bank yang merupakan pelanggan tetap memberikan order pengiriman server seharga miliaran rupiah, ternyata mengalami musibah alias raib entah kemana. Procurement Bank segera memasukkan mereka dalam daftar hitam, sementara nyaris separuh order mereka berasal dari Bank tersebut. 

Lalu menyusul tuntutan ganti rugi yang bukan main-main, kombinasi dengan beberapa tekanan lain membuat perusahaan mereka pelan-pelan kolaps. Cabang-cabang di daerah mulai memisahkan diri sedangkan pegawai di kantor pusat pelan-pelan mulai dilepas satu persatu. Suami istri tersebut dengan seluruh tabungan yang mereka miliki akhirnya keluar dan membuka warung makan yang ternyata dengan cepat sukses. Sementara sepupu saya yang tadinya majikan, malah bekerja sebagai pencuci piring di warung mantan pembantu rumah tangganya. 

Hemm cerita diatas, mirip seperti cerita tentang seorang Dokter Spesialis bernama Howard Kelly saat dia masih menjadi gelandangan cilik dan diberi segelas susu oleh seorang wanita muda. Segelas susu itu sangat berkesan bagi Kelly, karena menyelamatkan dirinya dari haus dan lapar. Namun bertahun tahun kemudian dialah yang justru menjadi Dokter penyelamat nyawa si wanita tersebut saat tuanya. Dokter Kelly menuliskan di lampiran tagihan yang tak akan sanggup dibayar oleh si wanita tua dengan kalimat "Telah dibayar dengan segelas susu". Apa sih moral of the story dari inspirasi ini ? Jangan lah berputus asa saat kita dibawah, namun jangan pula bermegah megah saat kita diatas, sesungguhnya kita lahir ke dunia tanpa membawa apa-apa dan akan kembali kelak tanpa membawa apa-apa kecuali amal baik semata.

No comments: