Setelah sempat mengetatkan ikat pinggang selama dua tahun dalam rangka transformasi menjadi enterpreneur, dan hanya melakukan perjalanan skala nasional seperti Pulau Seribu (Mei 2014), Keliling Jawa (Desember 2014) dan Pangandaran (Maret 2015), maka tahun ini, setelah survey sana-sini, kami sekeluarga memutuskan untuk mengulangi kisah perjalanan Tiga Negara saat mengunjungi Hongkong, Shenzhen dan Macau (Mei 2013).
Masalahnya libur kami semua hanya bisa diset sekitar lebaran saja, sehingga kami harus berhadapan dengan peak season. Sepertinya dalam kondisi peak seperti ini, akan sangat sulit kalau diatur dengan backpacker style. Lalu kami memutuskan untuk surfing dan menemukan sebuah nama travel yang memfasilitasi perjalanan ke Singapore, Malaysia dan Thailand.
Setelah melakukan pengecekan itinerary, kami memutuskan untuk memilih Angkasa Travel, dengan skedul berangkat tanggal 17 Juli dan kembali 23 Juli, dengan total 7D6N, dengan detail sebagai berikut.
17 Juli Jumat : Jakarta – Batam – Singapore – Johor Bahru,
18 Juli Sabtu : Johor Bahru – Kuala Lumpur,
19 Juli Minggu : Kuala Lumpur – Hat Yai,
20 Juli Senin : Hat Yai dan sekitarnya,
21 Juli Selasa : Hat Yai - Genting Highlands – Kuala Lumpur
22 Juli Rabu : Singapore – Batam
23 Juli Kamis : Batam - Jakarta
Dari travel, informasi mengenai biaya yang harus kami siapkan adalah sekitar 7.5 juta IDR per orang, dengan demikian total biaya perjalanan untuk empat orang adalah 30 juta IDR. Untuk kebutuhan lain saya menukarkan 3 jt IDR ke SGD, 3 jt IDR ke THB, 4 juta IDR ke USD dan 5 jt ke MYR, dengan asumsi belanja terbanyak akan dilakukan di Malaysia. Kalau dulu kami masih bisa menghemat hotel dengan sekamar berempat (plus extra bed), namun seriring dengan semakin besarnya anak-anak, maka kami butuh dua kamar.
Istri juga menyiapkan rendang, sambal teri kentang kacang, bubur instan, coffee sachet, dll sebagai bekal perjalanan jika tidak menemukan makanan yang sesuai. Secara bersamaan saya kontak mas Emuh, kenalan di Travel Khalifah untuk mengurus passport kami berempat yang kebetulan sudah habis.
Sebelum berangkat saya minta izin ke nenek-nya anak-anak, agar acara maaf-maafan Iedul Fitri yang biasa kami lakukan setelah sholat Ied dipercepat menjadi saat malam takbiran saja, alhamdulillah beliau dan sudara-saudara saya tidak keberatan. Saat malam takbiran sekitar pukul 21:00 kamipun meninggalkan Bandung menuju Jakarta.
Berbeda dengan backpacker, dalam rombongan travel sebesar ini (42 traveller) mau tak mau kami harus berhadapan dengan komunitas yang masing-masing sangat berbeda adat dan kebiasaannya. Mulai dari sepasang istri kakak adik dengan suami (importir alat2 photography) masing-masing, suami istri distributor bihun dan anak perempuannya yang juga atlit renang, seorang ibu suku Batak bermarga Sinaga yang sering-sering justru lebih vokal dibanding Tour Guide, dua gadis Bali yang suka pakai busana “kain tak cukup”, pasangan dokter ginekolog lulusan Undip dan dokter gigi lulusan UI, dan yang paling sulit satu Opa (yang perlu sering ke toilet) beserta enam Oma yang nantinya beberapa kali terlambat masuk Bis dan bahkan sempat hilang dan nyaris menggagalkan acara Wings of Time serta sesi pemotretan di Universal Studios di Sentosa Island.
Opa, bahkan sempat tertahan karena boarding pass-nya dibawa Oma, lalu Opa mengalami beberapa masalah lain seperti dokumen imigrasinya hilang, ingin buang air kecil di Harbour Front namun toilet terletak jauh di lantai dasar atau memaksa petugas penjual minuman di Tol Rest Area menerima rupiah.
Catatan Perjalanan
- Idealnya, bagi traveller berusia lanjut akan lebih baik didampingi putra-putri beliau, karena perjalanan seperti ini tidak mudah, skedul yang ketat, toilet management, serta dokumen-dokumen penting.
- Kurs 1 THB = 385 IDR,
- Kurs 1 SGD 9800 IDR,
- Kurs 1 MYR = 3.500 IDR, dan
- Kurs 1 USD = 13.300 IDR