Suzuki Futura 1993
Sebenarnya daya dan istri lebih tertarik dengan
Suzuki Futura GRV, apa daya harga 18.5 juta yang ditawarkan tak dapat kami
penuhi, sehingga dengan dana 16 juta yang ada, Suzuki Futura karoseri Alexander
lah yang kami boyong. Saat Si Sulung lahir, inilah kendaraan utama keluarga.
Mobil ini saya beli di Alton Jaya Motor, di
bilangan jalan Macan, sesaat setelah Si Sulung lahir. pada masa itu
mobil seperti ini tidak dibuat secara utuh oleh ATPM melainkan perusahaan
karoseri. Mobil ini karoserinya dibuat oleh Alexander. Bagasinya agak unik,
tidak bisa langsung ditutup melainkan harus menekan lengan tuas ke arah dalam.
Suatu hari, saat berlibur ke TMII, salah satu anggota keluarga memaksa menutup
pintu namun tak tahu bagaimana seharusnya, dan si tuas akhirnya bengkok parah.
Pengalaman menarik dengan mobil ini adalah saat saya keluar mendadak dari area RS Al Ihsan, dan menyebabkan seorang pengendara motor yang sedang asik ngebut, kaget dan membanting stang ke kanan lalu jumpalitan di got di sisi kanan jalan. Uniknya istri saya lah yang merawat si pengendara motor sembari dia terus menerus mengumpat tentang pengemudi Suzuki Futura Alexander yang membuatnya celaka.
Pengalaman lainnya adalah saat tugas ke Jakarta, mobil saya tinggal seharian di pelataran parkir Stasiun Kereta Api Bandung, eh ketika kembali langsung mengalami susah starter, ternyata "bonggolan" CDI nya sudah lenyap. Sabtu pagi akhirnya dapat part bekasnya di bilangan Banceuy, meski perasaan saya mengatakan ini masih CDI yang sama. Serta sempat ada perselisihan dengan calo part bekas di Banceuy.
Lalu pengalaman lain saat mobil mendadak terbatuk-batuk, karena rotax alias pompa bensin-nya tewas (sementara mobil merk lain masih mengandalkan membran) , untung saya bisa ketemu bengkel yang bisa menggulung ulang kumparan pompa elektrik bensinnya, maklum kalau beli satu bonggol lumayan mahal. Di tahun itu penggunaaan rotax dan CDi untuk mobil masih langka, salut untuk Suzuki bisa memulai lebih dahulu.
Pengalaman menarik dengan mobil ini adalah saat saya keluar mendadak dari area RS Al Ihsan, dan menyebabkan seorang pengendara motor yang sedang asik ngebut, kaget dan membanting stang ke kanan lalu jumpalitan di got di sisi kanan jalan. Uniknya istri saya lah yang merawat si pengendara motor sembari dia terus menerus mengumpat tentang pengemudi Suzuki Futura Alexander yang membuatnya celaka.
Pengalaman lainnya adalah saat tugas ke Jakarta, mobil saya tinggal seharian di pelataran parkir Stasiun Kereta Api Bandung, eh ketika kembali langsung mengalami susah starter, ternyata "bonggolan" CDI nya sudah lenyap. Sabtu pagi akhirnya dapat part bekasnya di bilangan Banceuy, meski perasaan saya mengatakan ini masih CDI yang sama. Serta sempat ada perselisihan dengan calo part bekas di Banceuy.
Lalu pengalaman lain saat mobil mendadak terbatuk-batuk, karena rotax alias pompa bensin-nya tewas (sementara mobil merk lain masih mengandalkan membran) , untung saya bisa ketemu bengkel yang bisa menggulung ulang kumparan pompa elektrik bensinnya, maklum kalau beli satu bonggol lumayan mahal. Di tahun itu penggunaaan rotax dan CDi untuk mobil masih langka, salut untuk Suzuki bisa memulai lebih dahulu.
Suzuki
Futura Grand Real Van 1997
Akhirnya impian memiliki Suzuki GRV
tercapai, meski harus menunggu beberapa tahun. Si pemilik aslinya seorang dosen
yang tinggal di bilangan Margacinta dan kebetulan mau mengganti mobilnya dengan
Toyota Kijang. Kondisi mobil ini ketika kami terima sangat baik, dan
benar-benar terawat apik.
Dengan mobil inilah kami akhirnya menempuh
salah satu perjalanan jauh yakni ke Batu, Jawa Timur alias rumah kakak.
Belakangan kami baru menyadari, Kakak tinggal di sebuah komplek yang ternyata
bertetangga dengan Noordin M. Top.
Problem yang sering muncul pada mobil ini adalah panas mesin masuk ke kabin, dan AC entah kenapa sering terjadi pembekuan, sehingga kadang mendadak tidak dingin. Selebihnya cukup oke, kecuali CDI yang memang harus diberi sangkar, karena termasuk part yang sering hilang kalau parkir sembarangan.
Problem yang sering muncul pada mobil ini adalah panas mesin masuk ke kabin, dan AC entah kenapa sering terjadi pembekuan, sehingga kadang mendadak tidak dingin. Selebihnya cukup oke, kecuali CDI yang memang harus diberi sangkar, karena termasuk part yang sering hilang kalau parkir sembarangan.
Suzuki Katana GX 1998
Ini mungkin salah satu pembelian mobil bekas terburuk,
kondisi mobil agak berat, penuh dengan baret disana sini, namun pada saat itu
kami sangat membutuhkan mobil ke tiga khusus untuk mengantar anak-anak. Kadang
Si Sulung pulang dari sekolah dengan kepala benjol. Maklum sepanjang jalan
kepalanya terbentur-bentur ke jendela akibat tertidur serta dampak suspensi
Katana yang terkenal keras.
Mobil ini juga memerlukan servis yang agak
khusus sampai mesin-nya benar-benar nyaman, namun sampai dengan kami jual kembali
rasanya mobil ini memang tidak pernah benar-benar nyaman.
Teringat juga senior saya di ITB yang istrinya berulang kali mengalami keguguran saat menggunakan mobil setipe. Akhirnya melahirkan setelah mendengarkan nasihat sahabatnya untuk segera mengganti mobil.
Teringat juga senior saya di ITB yang istrinya berulang kali mengalami keguguran saat menggunakan mobil setipe. Akhirnya melahirkan setelah mendengarkan nasihat sahabatnya untuk segera mengganti mobil.
Suzuki
Karimun 2004
Saat melintas di daerah Pajajaran terlihat
Suzuki Karimun merah mulus dan baru berusia setahun lebih, pertama lihat dan langsung
jatuh cinta, akhirnya Si Karimun kami boyong pulang. Karena sekolah anak di
Sekolah Alam Dago jalanannya cukup curam, maka saya mengikuti saran Karimun Club dengan mengganti pulley AC, dan sejak itu mesin 1000 cc nya tidak
pernah lagi masalah meski harus menempuh jalan menanjak sambil mendaki dengan AC menyala. Sementara awalnya AC harus dimatikan setiap kali menanjak melintasi jalan tersebut.
Sayang kakak ipar saya, saat menggunakan
mobil ini ternyata tabrakan dengan
angkot, lalu setelah di reparasi, supir baru kami bernama Yana lagi-lagi
tabrakan dengan angkot, dua kali tabrakan dengan angkot akhirnya Si Karimun terpaksa kami lepas. Karimun generasi
setelahnya yang dibuat di India tidak berhasil menarik minat saya yang secara desain terlihat kalah kelas.
Sampai sekarang kalau melihat Karimun generasi ini, saya selalu berpikir seandainya saja Suzuki merilis ulang namun dengan hanya mengganti mesin, suspensi dan interior, mobil ini pasti masih sangat menarik, karena desainnya yang manis dan kompak.
Sampai sekarang kalau melihat Karimun generasi ini, saya selalu berpikir seandainya saja Suzuki merilis ulang namun dengan hanya mengganti mesin, suspensi dan interior, mobil ini pasti masih sangat menarik, karena desainnya yang manis dan kompak.
Suzuki SX4 Sedan / Baleno 1998
Ini salah satu mobil terbaik yang pernah
saya miliki, kedap suara, air bag sepasang, dilengkapi dengan ABS (anti lock
braking system), BA (brake assist), EBD (electronic brake distribution), sound system jernih, posisi duduk yang nyaman,
interior berkelas dan detail.
Meski penampilan sedan, namun kaki2nya
mengandung gen cross over, demikian juga ground clearancenya yang mencapai
18.5 cm. Bahkan bukan cuma itu, perasaan juga menjadi lebih tenang karena
timing belt-nya sudah menggunakan chain.
Namun karena sudah berusia menjelang empat
tahun, akhirnya saya melepas mobil ini,
sayangnya meski harga beli lebih mahal dari SX4 hatchback, ternyata harga
secondnya justru SX4 Sedan lebih murah. Sampai sekarang kalau melihat mobil ini
dijalan, masih terlihat desainnya yang asik, meski tampak belakang kurang oke
karena model lampu yang tidak pas.
Pengalaman menarik adalah saat "menyundul" tukang ojek yang berhenti mendadak di Jalan Ciparay, serta menyundul Toyota Rush di jalan tol, akibat texting sembarangan. Namun tidak ada kerusakan parah.
Pengalaman menarik adalah saat "menyundul" tukang ojek yang berhenti mendadak di Jalan Ciparay, serta menyundul Toyota Rush di jalan tol, akibat texting sembarangan. Namun tidak ada kerusakan parah.
Suzuki APV 2008
Sejak awal saya sudah suka Suzuki APV,
namun entah kenapa istri tidak pernah setuju, namun pucuk dicinta ulampun tiba,
karena anak2 akan mengganti kendaraan andalan mereka, maka saya mengusulkan APV
sebagai pengganti. Setelah bolak balik
ke showroom dan cek di Pikiran Rakyat, akhirnya saya memutuskan untuk membeli
Suzuki APV di salah sebuah showroom di bilangan Suniaraja.
Selain ukurannya yang besar APV SGX yang
saya beli juga memiliki Captain Seat, sehingga memudahkan penumpang untuk bolak
balik ke belakang. Sayangnya istri tetap tidak suka dan mengeluh mual setiap
kali memakai ini, bisa jadi karena ground clearance yang tinggi sehingga lebih
terasa mengayun.
Namun saat supir saya ditabrak motor dan
mengalami patah tulang tibia dan fibula serta sendi telapak terputar, Si Sulung
yang masih SMA terpaksa menggunakan APV ini untuk pertama kali, selama tiga bulan, dan akhirnya
sempat mengalami copot bemper belakang setelah papasan paksa dengan angkot di
bilangan jalan Ciparay. Lalu menyusul rusaknya bemper depan akibat insiden triplek
terbang di jalan tol, karena Si Supir tak bisa menghindar ketika muatan truk di
depan melayang di terpa angin. Setelah itu saya melepas APV meski saya masih
merasa untuk mobil “cape” ini salah satu pilihan terbaik.
Jika anda sosok yang peduli dengan mobil, memiliki mobil kedua seperti ini bisa memudahkan keluarga besar jika sesekali memerlukan pinjaman kendaraan tanpa anda merasa harus kuatir berlebihan. Sementara mobil pertama tetap menjadi privilege anda. Terbukti ketika beberapa kali keluarga besar datang, mobil ini memang jadi andalan atau seperti saat abang saya pindah rumah.
Silahkan lanjut ke artikel berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2015/10/kenangan-soal-mobil-part-3-dari-8-vw.html
Jika anda sosok yang peduli dengan mobil, memiliki mobil kedua seperti ini bisa memudahkan keluarga besar jika sesekali memerlukan pinjaman kendaraan tanpa anda merasa harus kuatir berlebihan. Sementara mobil pertama tetap menjadi privilege anda. Terbukti ketika beberapa kali keluarga besar datang, mobil ini memang jadi andalan atau seperti saat abang saya pindah rumah.
Silahkan lanjut ke artikel berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2015/10/kenangan-soal-mobil-part-3-dari-8-vw.html
No comments:
Post a Comment