Meski sebelumnya telah membaca seluruh karya Andrea Hirata, menemukan buku ini tetap membuat saya gembira. Sebenarnya cukup aneh, karena tema yang digarap oleh Andrea Hirata, masih itu-itu saja alias kehidupan suku Melayu di sekitar Belitung. Sepertinya tidak ada buku Andrea yang sifatnya benar-benar diluar kehidupan di Belitung. Dalam tetraloginya memang ada beberapa novel seperti Edensor yang akhirnya memotret dunia, namun tetap saja tidak lepas dengan Belitung.
Setelah setengah buku, sebenarnya saya masih heran kenapa beberapa teman memuji buku ini, karena meski sudah di halaman seratus sekian, yang digambarkan oleh Andrea masih seputar kehidupan anak sekolah menengah di pedalaman. Namun menginjak halaman 150 an, mulai telihat benang merah yang menjadi fokus dari buku ini.
Meski temanya tidak sekaya buku-buku awal, terlihat teknik penulisan Andrea semakin mengalir lancar lengkap dengan bumbu humor disana sini. Sesekali Andre menggunakan ungkapan yang menunjukkan luasnya pengetahuannya misalnya saat menggambarkan perubahan perasaaan dari panas ke dingin secara mendadak, dia menggunakan Gunung Kilauea, yang laharnya langsung mengalir ke laut lepas.
Salah satu yang menarik dalam buku ini adalah puisi-puisi yang indah, yang dalam buku ini diciptakan Sabari sang tokoh utama dan kadang ayahnya. Meski demikian ada beberapa hal yang mengganggu misal di halaman 55 ketika Toharun salah satu tokoh dalam buku mengatakan hanya ada dua macam lelaki, yang gagal dan sukses, 80% sukses, sisanya 30 % gagal. Entah Andrea ingin menunjukkan kemampuan metematika Toharun atau memang ini merupakan kesalahan. Atau lagi-lagi Toharun di halaman 67 mengomentari penyakit Marlena sang tokoh utama wanita yang dia sinyalir sebagai penderita bisolar alias kepribadian ganda, dan bukannya bipolar disorder. Juga di halaman 71, saat Bu Norma guru mereka bertanya 100 itu berapa persennya 400, pada Toharun, dan lalu Bu Norma menjawab 30%. Agar tidak mengganggu, mungkin lebih baik menganggap ini cara Andrea menulis humor. Berikut salah satu puisi yang menarik di antara tebaran puisi-puisi lainnya dalam buku ini;
Rindu yang kutitipkan melalui kawan
Rindu yang kutinggalkan di bangku taman
Rindu yang kulayangkan ke awan-awan
Rindu yang kutambatkan di pelabuhan
Rindu yang kuletakkan di atas nampan
Rindu yang kuratapi dengan tangisan
Rindu yang kulirikkan dalam nyanyian
Rindu yang kusembunyikan dalam lukisan
Rindu yang kusiratkan dalam tulisan
Sudahkah kau temukan ?
Kejutan di akhir cerita, bahwa novel ini ternyata tidak ada hubungan dengan novel sebelumnya, meski pada awalnya saya kira tokoh ayah ini adalah tokoh ayah yang sama dalam novel sebelumnya. Jangan harap bertemu Ikal, Lintang dan lain-lain. Buku ini sepenuhnya cerita tentang cinta yang tulus tak perlu berbalas,
Terlalu banyak tokoh dan setting waktu pengisahan yang maju mundur juga cukup menimbulkan kebingungan sendiri. Namun pelan-pelan saya akhirnya bisa merangkai satu demi satu fragmen buku ini membentuk urutan yang lebih mudah dipahami.
saya kira, meski semua yang manarik dari kehidupan Andrea sudah habis ditulis, dan Ayah merupakan novel yang sepertinya sudah merupakan materi sisa, namun karena teknik penulisan Andrea juga berkembang, maka novel ini tetap berhasil diselamatkan oleh Andrea, khususnya lewat humor-humor menggelitik sepanjang buku. Dan tetap saja menjadi salah satu buku yang layak koleksi.
Saya tutup resensi ini dengan nasihat ala Melayu sbb;
"Segala hal dalam hidup ini terjadi tiga kali, Boi. Pertama lahir, kedua hidup, ketiga mati. Pertama lapar, kedua kenyang, ketiga mati. Pertama jahat, kedua baik, ketiga mati. Pertama benci, kedua cinta, ketiga mati. Jangan lupa mati, Boi."
Saya pribadi cukup terkejut mendengar album studio ke tiga belas ini, sangat berbeda dengan beberapa album terakhir mereka dan terkesan ingin mengulangi kesuksesan album konsep sebelumnya yakni rilisan 1999 Metropolis Pt 2: Scenes from a Memory. Namun tema futuristis yang dipilih membuat album ini lebih mirip dengan karya-karya Ayreon ataupun Starone yang dimotori Arjen Anthony Lucassen. Sepertinya minat Petrucci pada Star Wars menjadi salah satu pemicu terciptanya karya ini.
Album ini juga kemungkinan besar akan menjadi kabar buruk bagi pencinta progressive metal ala Dream Theater yang menjadikan Awake sebagai album favorit. Dalam sejarahnya Awake seperti yang banyak diketahui, akhirnya berimbas pada keluarnya Kevin Moore. Kembali ke album ini, boleh dibilang hanya sekitar tiga track yang memenuhi syarat sebagai progressive metal, sisanya memperkuat kesan, bahwa setelah Portnoy hengkang, memang tiga album Dream Theater adalah penanda mereka kembali ke khittah sebagai progressive rock band.
Jangan harap akan banyak solo-solo indah panjang yang biasanya jadi ciri khas Petrucci, yang banyak justru eksperimen Rudess memainkan berbagai bunyi ala R2D2 dan C3PO yang mewakili tahun 2285 dimana cerita ini bermula. Ada 5 track pendek yang sepertinya ingin memberikan nuansa scifi dalam album ini. Rudess juga memainkan repertoar ala jazz di track Three Days.
Tidak mudah menikmati album ini, namun susah dinikmati bukan karena kerumitannya melainkan karena keanehannya. Uniknya beberapa bagian lagu sangat akrab dan mengingatkan saya akan karya Seurieus yakni "Kapan Ku Punya Pacar", tidak percaya ? hemm coba saja dengar sendiri track "Brother , Can You Hear Me ?", dan anda akan kaget menyadari betapa miripnya. Bukan cuma di track tersebut, saya menemukan nada yang sama di track awal yakni Dystopian Overture dan juga track pamungkas yakni Astonishing.
Kedua anak saya yang merupakan penggemar Dream Theater dan menonton langsung dua konser mereka di Indonesia, terkaget kaget ketika mencoba album ini. Jika Si Sulung langsung mundur teratur, Si Bungsu masih cukup sabar dan mencoba eksplorasi sampai 3 putaran, sementara saya sendiri ketika menulis ini sudah mencapai 8 putaran.
Album ini terdiri dari 34 track yang dibagi menjadi 2 CD atau Act kalau menurut gaya penulisan Dream Theater, yakni Act I sebanyak 20 track dengan panjang nyaris 80 menit dan Act II sebanyak 14 track dengan panjang sekitar 50 menit. Berikut penilaian saya track demi track dengan nilai * dan maksimal *****.
Act I (79:49)
01. Descent of the NOMACS (NOMACS instrumental) 1:10 *
02. Dystopian Overture (Instrumental) 4:50 **
03. The Gift of Music 4:00 ****
04. The Answer 1:52 ****
05. A Better Life 4:39 ****
06. Lord Nafaryus 3:28 ***
07. A Savior in the Square 4:13 ***
08. When Your Time Has Come 4:19 ****
09. Act of Faythe 5:00 *****
10. Three Days 3:44 **
11. The Hovering Sojourn (NOMACS instrumental) 0:27 *
12. Brother, Can You Hear Me? 5:11 ***
13. A Life Left Behind 5:49 *****
14. Ravenskill 6:01 ***
15. Chosen 4:32 ***
16. A Tempting Offer 4:19 ***
17. Digital Discord (NOMACS instrumental) 0:47 *
18. The X Aspect 4:13 *****
19. A New Beginning 7:40 *****
20. The Road to Revolution 3:35 ***
Act II (50:34)
01. 2285 Entr'acte (Instrumental) 2:20 ***
02. Moment of Betrayal 6:11 ****
03. Heaven's Cove 4:19 ***
04. Begin Again 3:54 ****
05. The Path That Divides 5:09 ***
06. Machine Chatter (NOMACS instrumental) 1:03 *
07. The Walking Shadow 2:58 ***
08. My Last Farewell 3:44 ***
09. Losing Faythe 4:13 ****
10. Whispers on the Wind 1:37 ****
11. Hymn of a Thousand Voices 3:38 ***
12. Our New World 4:12 ****
13. Power Down (NOMACS instrumental) 1:25 *
14. Astonishing 5:51 ****
Beberapa catatan saya untuk track-track tertentu sbb
- The Gift of Music, menunjukkan dominannya pengaruh Rush pada Dream Theater.
- The Answer, menambah koleksi track sahdu ala Dream Theater dengan sound violin dan diakhiri derap barisan pasukan layaknya album Pink Floyd yakni The Wall.
- A Better Life, derap barisan yang berlanjut ditingkahi teknik picking harmonic nya Petrucci.
- Lord Nafaryus, disini La Brie diuji menyanyikan berbagai karakter dalam track layaknya opera, namun La Brie sepertinya berhasil lulus ujian dengan baik. Begitu juga di track Ravenskill, lagi-lagi La Brie harus menyanyikan beberapa karakter,
- A Savior in the Square, intro dan petikan gitarnya lanjut ke solo bikin meleleh, namun tanpa pindah track di menit 1:42 suasana berubah menekan dan garang, lalu kembali lembut di menit 3:35.
- Act of Faythe, orkestra ala Michael Kamen yang menggetarkan jiwa, lalu piano solo Rudess, lalu diakhir vokal megah dan anggun ala Berlian Hutauruk di Badai Pasti Berlalu.
- A Life Left Behind, mengingatkan saya akan album Yes yakni Drama, beat-beat cepat dan manis bisa kita temukan di track ini.
- A Tempting Offer, bagi saya mirip dengan track Queen yakni Death On Two Legs dengan nada-nada miring namun megah.
- The X Aspect, suara bagpipe yang dimainkan Eric Rigler di akhir lagu sangat mengasikkan.
- A New Beginning, ini mungkin track paling keras di album ini selain Moment of Betrayal, namun ditengah mulai melunak dan bagi saya permainan solo Petrucci dengan sound psychedelic ala Alex Lifeson menjadi bagian yang paling asik di track ini, mulai menit 5:00 sd 7:33.
- Begin Again, menambah koleksi track sahdu ala Dream Theater.
- Losing Faythe, suara dan penghayatan La Brie disini membuat hati bergetar.
- Our New World, ritem yang dimainkan Petrucci benar-benar nikmat, ditingkahi permainan bass Myung yang sejiwa dengan bass drumnya Mangini.
- Astonishing, cocok sekali sebagai track penutup, khususnya saat La Brie bernyanyi diiringi gitar akustik Petrucci dan lalu piano akustik Rudess.
Hemm jadi apa kesimpulannya, bagi saya ini tetap album bagus, dengan peran City of Prague Philharmonic Orchestra yang megah. Saya nilai sedikit dibawah Metropolis Pt 2: Scenes from a Memory, itupun sebenarnya karena lima track NOMACS instrumental yang lebih terasa sebagai karya alien dan terkesan mengganggu, untung saja kelima track tersebut relatif tidak panjang.
Berikut ini sekedar sharing pengalaman saja, mengenai apartemen dan segala suka serta dukanya. Terdiri dari 6 bagian, mulai dari kapan saat paling tepat untuk membeli apartemen sampai akhirnya menempatinya dengan segala macam problematikanya termasuk menghadapi berbagai jenis tetangga.
Baik mari kita mulai saja, saran saya jangan sekali kali membeli jika masih berupa brosur, karena tidak ada jaminan kepemilikan tanahnya sudah jelas, tidak ada jaminan lokasinya sestrategis yang digambarkan brosur, dan belum tentu bangunannya sudah memiliki izin. Salah seorang teman pernah tergiur membeli unit di lantai sekian puluh, namun ternyata izin yang keluar tidak setinggi lantai yang dia pesan. Akibatnya dana yang sudah keluar tertahan tanpa kepastian. Atau hati-hati juga dengan lokasi di sekitar DAS alias daerah aliran sungai yang biasanya bisa berdampak serius terhadap izin. Jadi pastikan anda datang ke lokasi, perhatikan maketnya, cek kapabilitas pengembang, dll.
Belilah dari pengembang yang sudah mempunyai nama, lebih baik jika yang sudah memiliki proyek apartemen sebelumnya. Dan perhatikan apakah perusahaan pengembang, perusahaan kontraktor serta perusahaan pemasar adalah perusahaan yang jelas secara aspek legal. Kadang suatu apartemen bisa saja dikelola oleh hanya satu perusahaan, namun kadang oleh tiga perusahaan yang berbeda atau bahkan empat. Misal Taman Anggrek Residence dimiliki Group Mulia, dibangun oleh Pulau Intan dan dipasarkan oleh Agung Sedayu. Akan lebih aman lagi jika anda tahu siapa perusahaan Building Management yang menjadi kandidat, misalnya Colliers, ISS dll.
Lalu cek juga hak kepemilikan tanah, misalnya apartemen di daerah Senayan ada yang ternyata hanya memiliki Hak Penggunaan Lahan. Sehingga dengan demikian saat kontrak sewa habis, otomatis akan kembali beralih pada Sang Pemilik. Jika Landed Property hanya dikenal tiga jenis hak, yakni Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan Hak Pengelolaan Lahan, maka apartemen atau rumah susun memiliki istilah lain yakni Strata Title.
Strata Title sendiri pada dasarnya adalah hak milik atas satuan rumah susun. Singkatnya merupakan hak kepemilikan bersama atas kompleks bangunan yang terdiri dari hak eksklusif atas ruang pribadi sekaligus hak bersama atas ruang publik. Ini berarti, di ruang pribadi (unit apartemen atau rumah susun) si pemilik tidak terikat aturan. Sementara, ketika berada di ruang publik (kolam renang, taman dan sebagainya), dia terikat peraturan ruang publik karena merupakan milik bersama penghuni-penghuni lain.
Berdasarkan status tanahnya, apartemen mirip dengan Landed Property digolongkan menjadi
- Tanah Hak Milik maka statusnya HGB Hak Milik (paling aman namun biasanya mahal)
- Tanah Negara, maka status nya HGB Murni (cukup aman, kalaupun diambil alih negara, maka negara wajib membayar 80% dari harga pasar, dan pemilik akan dibayar secara persentasi terhadap luas unit dibanding luas keseluruhan, dan
- Tanah Pengelolaan maka statusnya HGB HPL (paling beresiko, dimana pemilik tanah sebagai pihak ketiga dapat kembali mengambil alih tanahnya setelah HGB berakhir).
Jadi jika dengan meyakinkannya sales mengatakan apartemen yang dijual adalah Strata Title, tetap cek ulang Strata Title jenis apa ?, HGB Hak Milik, HGB Murni atau HGB HPL. Tidak ada salahnya anda meminta salinan sertifikat tanah, atau setidaknya sales bisa menunjukkan salinan tersebut pada anda.
Setelah semuanya jelas, maka momen paling pas untuk membeli adalah saat sudah dimulai pekerjaan pembuatan pondasi. Memang harganya sudah lebih mahal dibanding periode early bird, namun karena setelahnya setiap bulan atau bahkan minggu harga bisa saja naik sesuai meningkatnya permintaan, maka saat inilah yang paling tepat secara harga dan secara keamanan dari sisi legal. Pembuatan pondasi adalah milestone sekaligus menandai kejelasan lokasi, rilisnya izin mendirikan bangunan , dll sebagai bukti keseriusan pengembang.
Dengan teknik building by the blocks, rata-rata apartemen sekarang bisa membangun satu lantai per minggu. Dinding tidak lagi disusun bata per bata melainkan langsung dalam ukuran blok besar. Bangunan bagian luar tidak lagi di plester melainkan dengan menggunakan lempengan plat logam dan kaca. Jendela dan balkon sudah berupa modul-modul yang siap pasang, begitu juga dengan keramik lantai berukuran besar. Jadi sering-sering dicek langsung ke lokasinya apakah pengembang memang memiliki komitmen penyelesaian, agar anda tidak tertipu keindahan brosur.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2016/02/suka-duka-apartemen-part-2-dari-6-poin.html
Luas Unit.
Luas unit ada dua macam, gross dan nett, kadang pengembang nakal tidak menjelaskan soal gross dan nett, lantas saat kita sudah membeli ternyata luasnya tidak sesuai dengan yang kita bayangkan, apalagi kalau ada beberapa tiang apartemen tegak berdiri dalam unit kita. Dan seringnya kita diminta membayar Service Charge (kadang disebut juga dengan IPL, alias Iuran Pemeliharaan Lingkungan) mengacu pada luas gross dan bukan nett. Itu sebabnya kita perlu benar-benar jelas soal luas ini.
Fasilitas.
Saat sales menjelaskan kadang mereka mengatakan bahwa setiap unit memiliki satu slot untuk kendaraan, namun peraturan pemprov saat ini, justru kapasitas parkir lebih kecil dari jumlah unit. Dan diluar Service Charge selain air dan listrik ini adalah komponen yang juga harus kita bayar. Jadi untuk setiap janji sales, mintalah bukti tertulis dengan ditanda tangani oleh perwakilan pengembang, kalau cuma di tanda tangani oleh Sales Leader/Coordinator anda harus hati-hati karena kadang developer menyewa pihak ketiga khusus untuk sales dan marketing. Saat semua unit terjual, maka bisa jadi anda tak pernah lagi bisa mengontak sales tersebut.
Arah unit.
Pastikan anda tahu kemana unit anda mengarah, pengalaman saya ada yang menghadap gerbang tol dan cukup bising saat malam apalagi kalau ada ban meletus, bahkan kaca bisa ikut bergetar. Atau ada yang mengarah ke sungai berair coklat dengan pemukiman kumuh di sepanjang aliran sungai, atau malah mengarah ke tembok bangunan di sebelahnya.
Secara umum yang saya alami mengenai seluruh fasilitas dijanjikan sbb;
- WiFi : Ada dalam brosur namun baru direalisasikan setelah 2 tahun
- Fitness : Ada dalam brosur namun baru direalisasikan setelah 2 tahun.
- Playground : Ada dalam brosur namun baru direalisasikan setelah 2 tahun
- CCTV : Ada dalam brosur namun baru direalisasikan setelah 2 tahun, itupun cuma satu per lantai, satu dalam setiap lift dan satu disetiap ruang tunggu lift di basement.
- Petugas Front Office : Baru direalisasikans etelah 2 tahun, itupun hanya weekday pada working hours.
- Air Terjun di Kolam : Tidak jadi direalisasikan
- Fasilitas parkir : beberapa sales menjanjikan 1 slot untuk setiap unit, namun ternyata untuk 620 unit hanya ada sekitar 170 slot, sehingga diatas jam 22:00 sangat sulit mencari slot kosong.
Untuk pembiayaan, Bank terkenal biasanya hanya memilih pengembang yang sudah punya nama dan ada kerjasama dengan Bank tersebut. Jika pengembang anda belum mempunyai nama, biasanya akan menggunakan Bank-Bank tertentu yang mungkin namanya baru anda dengar untuk pertama kali. Saat saya pertama kali membeli apartemen, ternyata dua Bank terkenal yang saya hubungi tidak mau membiayai kecuali unitnya sudah selesai karena mereka tidak memiliki kerjasama dengan pengembang dimaksud. Akhirnya saya memutuskan pembelian dengan cash keras 3x pembayaran, booking fee, cicilan #1 dan cicilan #2.
Setelah anda membayar, maka akan dilakukan serah terima dan anda mengantongi dokumen PPJB alias Perjanjian Pengikatan Jual Beli antara Pengembang dan anda sebagai Pemilik Unit. Selain itu dilakukan semua serah terima kunci, dll dan semua bagian apartemen dicek, kalau ternyata ada ada komplain setelah melebih waktu yang disepakati, maka itu menjadi tanggung jawab anda sepenuhnya.
Jadi momen pengecekan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, plafon yang menggelembung, pipa ac yang bocor, dinding yang retak, keramik pecah, saluran air tersumbat, kipas penyedot asap yang bising, ruangan yang tidak menyiku, lampu mati dan lain-lain. Saat anda komplain setelah melewati masanya, maka komplain anda akan ditolak.
Jika proses dengan Badan Pertanahan Nasional selesai, maka akan dirilis AJB oleh PPAT, sesuai aturan Badan Pertanahan Nasional No 08 Tahun 2012. Dan hanya akan bisa dilakukan jika seluruh pembayaran lunas, termasuk beban pajak yang timbul akibat proses jual beli. Setelahnya baru dilakukan balik nama sehingga seluruh hak atas properti penjual berpindah ke pembeli. Nah bagaimana kalau terjadi transaksi saat dokumen masih berupa PPJB ?, misalnya anda membeli atau menjual unit dengan pihak lain. Hal ini bisa saja terjadi, dan dapat dibantu oleh pengembang dengan membayar biaya administrasi.
Kadang-kadang pengembang nakal tidak segera mengurus AJB, namun menggunakan sertifikat tanah sebagai agunan untuk pembangunan proyek apartemen mereka berikutnya, sehingga AJB anda menjadi tertunda penyelesaiannya. Dalam hal ini anda dapat menekan mereka menggunakan jasa kurator yang akan memaksa mereka untuk melakukan perdamaian dengan ancaman dipailitkan, namun tentu saja harus mengacu pada pasal-pasal yang dijadikan sebagai sasaran tembak. Lantas bagaimana anda membayar jasa kurator tersebut ?, dalam hal ini undang-undang akan memposisikan pengembang untuk sekalian membayar jasa kurator.
Pengembang akan dipaksa kurator menyepakati perdamaian dengan memenuhi tuntutan pemilik, atau jika menolak maka hak pengelolaan apartemen akan diambil alih oleh kurator. Lalu kurator akan menyelesaikan semua hal tertunda yang berhubungan dengan pemilik apartemen.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2016/02/suka-duka-apartemen-part-4-dari-6.html
Berikut ini adalah catatan-catatan selama tinggal di apartemen.
Pembenahan Unit.
Kebanyakan apartemen diserah terimakan dalam keadaan kosong, jadi anda bisanya mengisi sendiri semua barang yang diperlukan seperti ranjang, mesin cuci, kulkas, ac, kitchen set, dll. Atau supaya semua mebel anda sesuai dengan ruangan, maka bisa juga menyewa jasa interior designer, dengan menetapkan budget yang anda miliki. Cara lain, anda bisa berkunjung ke tempat seperti IKEA yang memiliki desain untuk luas 20 m2, 30 m2, 50 m2 dll. Untuk proses pengiriman barang ke unit anda biasanya ada jaminan dana yang harus anda sertakan. Lebih aman jika saat proses masuk barang, anda dampingi secara langsung, untuk menghindari banyak pertanyaan dari security misalnya.
Lokasi Strategis.
Biasanya kelebihan apartemen adalah lokasi yang strategis sekaligus dekat kemana-mana. Saat ini cukup banyak perkantoran, apartemen dan mall yang terintegrasi. Pulang kantor ibarat pindah gedung di lokasi yang sama, lalu belanja tinggal berjalan sebentar ke area mall. Namun tidak semua nyaman dengan situasi tersebut, beberapa tetangga saya, setelah memiliki anak lebih suka pindah membeli landed property, memiliki halaman sendiri dan kalau punya dana berlebih bisa juga memiliki halaman belakang untuk pesta kebun misalnya akan lebih nyaman bagi yang sudah berkeluarga. Hal ini juga lebih baik bagi perkembangan anak-anak karena memiliki area bermain yang lebih luas.
Komunitas Penghuni.
Secara umum penghuni apartemen lebih kaku, saling tidak mengenal, jarang tersenyum atau memiliki kegiatan bersama. Untuk itu tidak ada salahnya anda membuat perkumpulan dengan para penghuni yang sehati. Inisiatif dua orang pemilik unit di apartemen yang saya tempati membuat komunitas yang cukup solid dan berhasil menggolkan banyak hal CCTV, fitness, playground, WiFi, lounge TV, Basement Mirror,Tempat Sampah disetiap lantai, penguat sinyal untuk mobil phone, dan berbagai hal lain.
Rekanan Penghuni
Akan lebih baik jika komunitas penghuni memiliki rekanan misalnya untuk air, gas, perawatan AC, perawatan pemanas air, perawatan peralatan listrik lainnya. Dengan demikian selain bisa menegosiasikan harga yang pantas, komunitas juga memiliki rekanan yang dapat dipercaya.
Besaran Biaya Yang Harus Dikeluarkan
Setiap bulan saya membayar listrik sekitar Rp 300.000,- lalu air sekitar Rp 100.000,- kemudian parkir mobil RP. 300.000,- serta service charge / IPL sebesar Rp 12.500 ,- per meter per bulan atau sekitar Rp 360.000,- per bulan, lalu PBB sekitar 1.000.000 per tahun. Jadi untuk apartemen seluas 30 m2 seperti yang saya tinggali, biaya rata-rata yang keluar adalah Rp 1.200.000,- per bulan. Ternyata meski unit milik sendiri, yang dibayar kurang lebih seperti tempat kos kelas menengah, tanpa kepastian mendapatkan slot parkir setiap hari.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2016/02/suka-duka-apartenmen-part-5-dari-6.html
Kenapa soal tetangga di apartemen lebih penting dibanding tetangga di Landed Property ? Pertama; antara unit saling berdekatan, kedua; tetangga bukan cuma kiri, kanan, depan tetapi juga atas dan bawah dan ketiga; ada banyaknya fasilitas bersama, sehingga ada interaksi antara penghuni saat menggunakan fasilitas tersebut. Jadi hal2 yang dilakuakan tetangga akan lebih berdampak terhadap lingkungan disekitarnya.
Tulisan Part #5, ini tidak berarti semua tetangga apartemen bermasalah, karena saya juga memiliki tetangga-tetangga baik, yang meminjamkan kunci pas saat keran kitchen sink bermasalah, menahan pintu lift saat kita kesulitan masuk karena barang bawaan, yang senang membawa oleh-oleh, yang mengajak makan diunitnya, yang sangat peduli dengan THR para karyawan Bulding Management, dll. Berikut ini beberapa jenis karakter tetangga yang umumnya dihadapi di Apartemen.
Tetangga Penyewa
Unit yang disewakan apalagi harian akan membawa konsekuensi tidak nyaman bagi penghuni tetap, wajah-wajah asing dengan profesi tidak jelas, atau kadang-kadang memicu kerusuhan dengan menyetel musik keras, bahkan mabuk-mabukan serta berkelahi. Dalam hal ini anda harus berkoordinasi dengan Building Management agar dapat membuat peraturan yang nyaman bagi semua pihak. Beberapa Apartemen yang tidak memperhatikan soal seperti ini akhirnya dikenal sebagai Apartemen sarang penjahat narkoba, atau bahkan lokalisasi terselubung.
Tetangga Pengguna Ruang Publik
Sesuai peraturan HSE (health and safety environment) seharusnya area gang tidak diperkenankan menaruh barang pribadi, namun kenyataannya banyak penghuni yang melakukannya, mulai dari alas kaki, bahkan kadang menaruh kresek sampah begitu saja di depan pintu meski sudah disediakan tempat sampah. Atau menempatkan rak sepatu di lorong, meski dalam peraturan Apartemen jelas dilarang, khususnya agar evakuasi saat musibah berjalan lancar.
Tetangga Brisik
Kadang ada yang menyewa interior designer yang bekerja hingga larut malam meski ada jam kerja yang mesti disepakati, kali yang lain mungkin tetangga di lantai atas entah kenapa menyeret benda berat kian kemari semalaman, atau tetangga sebelah bertengkar hebat. Atau tetangga yang senang menyetel musik dengan volume keras. Sehingga secara umum anda harus lebih sabar dibanding Landed Property.Salah satu tetangga saya setelah dibombardir tetangga di atasnya yang melakukan renovasi kamar mandi akhirnya harus menerima getahnya, alias plafon kamar mandinya mengalami rembesan yang cukup parah, nyaris seperti film suspense Dark Water.
Tetangga Suka Memasak
Kali lain, anda bisa saja memiliki tetangga yang suka memasak dengan pintu unit terbuka menghadap lorong. Asapnya menyesakkan mata, namun makanannya tak kunjung tiba ke unit anda, akan lebih menyesakkan jika ybs suka memasak masakan Manado seperti Ikan Rica-Rica.
Tetangga Parkir Sembarangan
Kadang ada kasus dimana dua slot dipakai oleh satu mobil, atau slot mobil dipakai motor, atau mobil parkir sembarangan di lobby, atau menghalangi mobil lain keluar dengan rem tangan aktif. Atau ada juga tetangga yang memarkir mobil berhari hari, sampai bahkan bulan dengan membiarkan debu menyelimuti, sedangkan anda sendiri kesulitan mencari slot parkir.
Tetangga Buang Sampah Sembarangan
Hal lain yang biasa ditemui adalah menaruh sampah di gang, atau tidak memasukkan sampah ke tempatnya, alias berceceran di sekitar pembuangan. Atau membuang puntung rokok dalam gedung.
Tetangga Pencemar Kolam
Tetangga yang memiliki anak-anak kadang menggunakan kolam sebagai sarana rekreasi, sambil memberikan makan anak-anak mereka. Jika tidak diawasi secara ketat, jangan kaget kalau anda menelan butiran nasi tercecer di kolam. Tetangga yang bebas, kadang membiarkan asisten rumah tangga, atau bahkan supir beserta keluarga besar Sang Supir ikut mencicipi fasilitas kolam. Kadang kita juga menemukan penghuni yang dalam keadaan basah kuyup masuk begitu saja ke lift dan meninggalkan banyak genangan air.
Tetangga Balkon
Ada juga tetangga yang senang merokok di Balkon membuang puntung dan abunya sembarangan sehingga kadang mengotori balkon dan jemuran tetangga dibawahnya. Atau begitu semangat membersihkan lantai Balkonnya namun mengotori Balkon tetangga bawahnya.
Tetangga Yang Suka Menjemur Pakaian
Karena kebetulan unit saya persis diatas canopy lobby, tak heran kalau jemuran tetangga dibagian atas mendarat di canopy. Mulai dari celana dalam berwarna salem dengan pemanis renda, keset kaki atau bahkan pernah kasur Palembang.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2016/02/suka-duka-apartemen-part-6-dari-6-lain.html
Sebagai Pemilik Unit seharusnya kita berhak tergabung dalam PPRS alias Perhimpunan Penghuni Rumah Susun, sayangnya organisasi ini sering menjadi ladang bisnis pengembang. Pegembang mengelola apartemen dan melakukan penagihan dengan basis perhitungan yang tidak transparan, menyewa security, kerjasama dengan Bank dalam membuat outlet ATM, mengelola parkir dan cleaning services serta memperkerjakan staff administrasi dan petugas perawatan fasilitas.
Situasi ini kadang memunculkan keributan antara pemilik unit yang sebenarnya lebih berhak melawan Building Management dan pengembang. Dalam hal ini dibutuhkan komunitas penghuni yang solid dan bisa menekan PPRS versi pengembang agar fokus pada layanan pada pemilik unit dan bukan semata-mata demi bisnis. Bagaimana caranya ? kmonitas penghuni bisa menekan dengan menyampaikan tuntutan lalu misalnya menunda pembayaran service charge, dll.
Namun tidak selalu PPRS ini untung, kadang penghuni yang sebenarnya investor membeli beberapa, belasan atau bahkan puluhan unit. Lantas membiarkan unit-unit ini tidur bertahun tahun tanpa mau membayar abonemen listrik, abonemen air dan juga service charge, Dalam situasi seperti ini, Building Management bisa mengalami problem cash flow, karena dana yang masuk dari penghuni / pemilik aktif sifatnya terbatas.
Sebagai penghuni anda juga berhak untuk menanyakan laporan pest control, bagaimana pengelolaan sampah dilakukan, kapan jendela luar anda dibersihkan, laporan perawatan lift, pembersihan tangki air, dll. Bahkan kita juga seharusnya berhak menanyakan apakah Building Maagement menjalankan Fire Drilling, dan apakah semua APR atau Alat Pemadam Api Ringan beserta semua selang dan sensor api juga Assembly Point alias Titik Kumpul teruji secara maksimal dan dicek secara rutin. Jangan menunggu sampai kasus-kasus seperti lift jatuh dengan korban tewas terjadi di apartemen anda.
Demikian catatan singkat saya, semoga bermanfaat dan memberikan gambaran menyeluruh mengenai suka dan duka tinggal di apartemen.
Tadinya sebagai mantan reporter TVRI yang bertugas meliput kegiatan kepresidenan, saya kira Eddi menulis semua pengalaman pribadinya saat berinteraksi dengan Soekarno alias Bung Besar, namun 55 cerita lucu ini ternyata juga dihimpun dari sana sini. Misalnya tulisan Mangil, Guntur, Oei Hong Kian dan beberapa tokoh lainnya.
Kenapa cuma 55 ? , Eddi ingin fokus pada sisi humanis Soekarno, misalnya saat beliau tanpa canggung membenarkan dasi orang-orang disekitarnya, atau menyamar dan makan sate di pinggir jalan, serta berhutang pada salah Oei Hong Kian yakni dokter gigi langganan beliau. Beliau juga biasa menegur orang-orang disekitarnya yang tidak berjalan tegak.
Juga kerendahan hati beliau saat memuji Roeslan Abdulgani di depan banyak orang, dengan pepatah Jawa "Kebo Nyusu Gudel" alias kerbau menyusu pada anaknya, untuk menggambarkan meski Roeslan Abdulgani diakunya sebagai murid, namun selang beberapa lama justru beliaulah yang belajar pada Roeslan. Sikap ini sangat berbeda dengan Soeharto saat banyak orang menganggap Sudjono Humardani memiliki ilmu spiritual diatas Soeharto.
Kisah ini juga menceritakan bagaimana beliau berpikir dengan cara yang praktis dan tidak diduga-duga, misalnya saat merencanakan Patung Dirgantara, menolak usulan setengah bercanda Hoegeng untukk mencari model wanita, beliau memilih pematungnya sendiri alias Edhi Soenarno, yang meski tidak rupawan namun gagah, demikian kata Soekarno.
Menguasai berbagai bahasa asing dengan fasih, dikagumi oleh banyak bangsa, tak membuat beliau harus malu makan dengan menggunakan tangan, dan tak lupa dengan selera beliau yang sangat Indonesia seperti ubi, sayur lodeh, sambal dan ikan asin. Bahkan beliau mengeritik tamu-tamu Indonesianya jika memilih makan dengan menggunakan sendok dan garpu.
Sehari hari di kediamannya beliau menerima banyak sekali surat yang meminta nama bagi bayi yang baru dilahirkan, disalin oleh salah satu kepercayaaannya, beliau minta dibacakan dan meminta staffnya membalas satu demi satu surat tersebut. Ada yang diberi nama Castro, Lumumba bahkan beliau memberi nama bagi salah satu bayi suku Dayak dengan Jokokarto.
Kenakalan khas pria Soekarno juga tak luput seperti saat mengatakan "Ing Jepang mbonten wonten ingkang 'sugeng'" saat bercanda dengan Oei Hong Kian. Demikian juga saat tertarik dengan salah satu penari di Istana yang akhirnya dinikahi beliau, atau ledekannya pada istri Duta Besar Amerika karena postur wanita Amerika yang setelah menikah umumnya jadi jauh lebih subur. Tak lupa kisah saat beliau meminta pramuniaga Amerika saat berkunjung ke Amerika berjejer untuk memilih ukuran "kacamata" bagi istri beliau. Sedikit dikisahkan juga cerita pacaran beliau saat remaja dengan noni-noni Belanda.
Kisah menarik lainnya adalah saat berinteraksi dengan berbagai pemimpin dunia, seperti Eisenhower, Kennedy, Nixon, Castro, Sihanouk dan juga Khrushchev. Terlihat sekali bagaimana Soekarno yang berkarakter dapat mengimbangi para pemimpin dunia dimasa itu, seperti saat memutuskan pulang karena Eisenhower membiarkan beliau menunggu 10 menit, atau "mengadu" Rusia dan Amerika saat Indonesia membutuhkan bantuan.
Tentu tidak seru lagi kalau semua saya ceritakan disini, bagi saya buku 250 halaman ini tetap menyajikan sesuatu yang baru dari Soekarno Sang Proklamator, dan melengkapi buku-buku sebelumnya tentang beliau.
Kebanyakan fotografer tidak bisa merangkai cerita, dan sebaliknya kebanyakan pencerita tidak bisa mengabadikan momen penting dalam ceritanya. Jadi bersyukurlah yang memiliki keduanya, apalagi lalu bisa menjadikannya sebagai buku. Namun jangan harap keahlian bercerita Lefevre sekelas dengan Khaled Hosseini dalam Kite Runner.
Didier Lefevre fotografer kelahiran Desember 1957 asal Perancis pada tahun 1986 bersama tim kemanusiaan Perancis Médecins Sans Frontières/MSF berangkat menuju Afghanistan. Dalam bahasa Inggris MSF dapat berarti Doctors Without Borders. Perjalanan ini berbahaya karena melewati beberapa kubu yang saling berperang, dan rombongan mereka bisa saja dianggap musuh bagi kedua belah pihak. Buku ini juga mengisahkan bagaimana helikopter Rusia jauh lebih mengerikan dimata mereka dibanding pesawat tempur Rusia, helikopter mampu diam mengamati obyek dan lalu menghancurkan target, sementara pesawat saat harus memutar jauh sebelum kembali menyerang target.
Dalam situasi seperti ini mereka bisa bertemu Mujahidin namun bisa juga berhadapan dengan tentara-tentara Rusia. Buku ini menceritakan masa selama 3 bulan perjalanan. Namun tidak ada perang yang akhirnya menjadi bagian buku ini, karena lebih menyoroti sukarnya perjalanan, dan pengalaman mengobati pasien dalam kondisi serba kekurangan.
Menggunakan pakaian setempat, belajar bahasa dan adat istiadat serta mengganti nama menjadi Ahmadjan, merupakan sebagian dari hal-hal menarik yang dilakukan Lefevre bersama team dokter ini. Salut juga terhadap keputusan team untuk menyertakan seorang fotografer dalam rombongan kemanusiaan ini sekaligus menjadi bukti perjalanan ini benar-benar ada dan melengkapi Sejarah Perang Afghanistan. Dokumentasi memang di negara-negara barat dianggap sebagai pekerjaan penting, dan berbeda dengan bangsa kita yang cenderung mengabaikan dokumentasi.
Lefevre juga mempelajari budaya setempat seperti, tetap berterimakasih pada team dokter maski kadang pasiennya tidak terselamatkan, pria-pria yang ganas di medan tempur namun memperlakukan keluarga mereka dengan sangat lembut, anak-anak yang berbakti pada orang tua, penduduk yang memilih untuk menjamu tim kemanusiaan meski mereka sendiri terpaksa berpuasa, atau selalu mengucapkan salam dan mendoakan satu sama lain.
Tim kemanusiaan ini sendiri akhirnya juga menyadari poligami tidaklah seperti yang mereka pikirkan saat mengamati betapa seorang istri tua dapat memilih istri muda yang akan menemaninya saat suami mereka pergi berperang dan tetap berbahagia. Beberapa hal unik lainnya adalah saat membeli sekumpulan Kuda dan Keledai untuk membawa berbagai obat-obatan dan alat medis, Lefevre merekam bagaimana pembeli dan penjual hewan tersebut berjabatan dibalik kain, dan saling memberikan kode dengan jari mengenai harga yang disepakati. Hal ini pernah diceritakan juga dalam buku Three Cups of Tea karya Greg Mortenson
Kadang dialognya terasa lucu misalnya mengenai Baba istilah yang dipakai orang-orang Afghanistan menyebut lelaki tua, sementara kata yang sama dalam bahasa Rusia berarti wanita tua, lalu tokoh dalam buku ini berkata "Pasti itu sebabnya terjadi konflik (antara Rusia dan Afghanistan). Baba di Afghanistan selalu terlihat sedang menggendong cucu mereka dengan penuh kasih, sementara para ayah cucu tersebut harus berperang, sedangkan wanita secara tradisi tidak dibenarkan berkeliaran.
Meski memotret 4000 foto, nyatanya hanya 6 yang akhirnya dimuat di media, sedih karena ada banyak foto yang nyaris terkubur selama 13 tahun dan menurut Lefevre sebenarnya cukup penting, maka bersama seorang ilustrator bernama Emanuel Guibert, Lefevre tertantang untuk menjadikannya sebagai buku. Karena model berceritanya sekuensial, maka Guibert bertugas untuk mengisi ruang diantara sekuen yang kebetulan tidak didokumentasikan oleh Lefevre.
Lefevre mengalami banyak hal terutama saat memutuskan kembali duluan dan sendirian, seperti sakit dalam perjalanan, nyaris mati dalam badai salju ataupun diperdaya pemandu dan polisi setempat. Saat buku ini saya baca, ternyata Lefevre sudah meninggal pada bulan Januari 2007 di usia 49 tahun karena serangan jantung.
Akhir kata ilustrasi Guibert sendiri mengingatkan saya akan Herge, meski dengan garis-garis yang terasa lebih ekspresif. Dan ilustrasi ini semakin cocok manakala, seperti halaman 72, dimana Lefevre menulis "Sesekali aku berpikir tentang Tintin, kisah-kisahnya benar-benar luar biasa, sering aku mendapat kesan dia pernah bepergian ke tempat-tempat yang kami tuju ini".
Bagi saya buku 280 yang ditulis dengan kejujuran ini sangat layak dibaca, dan memberikan kita pemahaman betapa perang tidak selalu membunuh kemanusiaan, diantara asap, desingan peluru dan letusan bom, kemanusiaan tetap tumbuh subur dan memberikan secercah harapan. Saya tutup catatan kali ini dengan kata-kata Lefevre
"Perjalanan selama ini sangat berat, tapi justru karena itulah aku merasakan cinta yang besar bagi Afghanistan, perasaan dekat yang tulus"
dan kata-kata Juliette
"Aku sudah sering mendengar orang-orang yang kami obati berkata padaku dengan wajah sedih, sayang sekali kau bukan muslim, kita akan pergi ke surga yang berbeda".
Setelah membaca tiga buku Hanum sebelumnya, saya membelikan buku keempat karya Hanum ini sebagai hadiah bagi istri, namun istri ternyata ingin saya membacanya pula. Setelah saya membacanya, ternyata semuanya terasa akrab karena, Hanum sepertinya memilih meneruskan apa yang sudah pernah ditulisnya khususnya dua tokoh utama yakni Rangga dan Hanum, ketimbang membuat suatu karya dengan tokoh-tokoh baru. Buku ini juga mengingatkan saya akan A World Without Islam karya Graham E. Fuller, dan juga salah satu film menarik yakni My Name Is Khan yang sempat banyak menuai pujian.
Namun berbeda dengan buku 99 Cahaya di Langit Eropa yang lebih terkesan sebagai realita, dalam buku kali ini Hanum mengenalkan tokoh fiktif seperti Phillipus Brown, Michael Jones, Julia Collinsworth (Azima Hussein). Sayangnya Hanum tidak menjelaskan dari awal, sehingga terasa membingungkan, apalagi cukup banyak kebetulan yang dirangkai dalam buku ini. Namun teknik penulisan secara bergantian antara Rangga dan Hanum cukup menarik, meski kadang membuat kita harus sering-sering mengecek ulang.
Apa saja kebetulan yang tersaji di buku ini ? kebetulan Hanum dan Rangga ditugaskan ke Amerika oleh masing2 atasannya pada tanggal yang sama, kebetulan target nara sumber yang ditentukan atasan Hanum berhasil ditemukan oleh Hanum, kebetulan pasangan kedua nara sumber sama-sama menjadi korban langsung 9/11, kebetulan tokoh yang harus ditemukan Rangga alias Phillipus Brown ternyata atasan dari kedua pasangan nara sumber, dan kebetulan Phillipus Brown dengan salah satu target alias Michael Jones adalah teman akrab.
Saya juga menyoroti kesan rasa bersalah sebagai Umat Islam yang kuat dalam buku ini, khususnya bagi Umat Islam Amerika yang tersudut setelah aksi 9/11, jika Non Muslim melihatnya sebagai "Pembajakan Pesawat" namun Umat Muslim melihatnya sebagai "Pembajakan Islam" oleh sekelompok orang yang mengaku Islam. Sebagaimana buku-buku sebelumnya Hanum kembali membongkar hal-hal yang tidak pernah diduga orang akibat benturan konflik dipicu sentimen agama, yakni Amerika dan Islam sebenarnya memiliki hubungan khusus seperti berikut;
- Al Quran milik salah satu Presiden Amerika yakni Thomas Jefferson yang memang mahir berbahasa Arab dan merupakan salah satu tokoh anti perbudakan.
- Ukiran Nabi Muhammad yang dibuat oleh Adolph Weinman di US Supreme Court sebagai The Great Law Giver on Earth diapit Hammurabi, King John, Charlemagne, dll. Namun sementara yang lain digambarkan memegang berbagai senjata, Nabi justru juga memegang Al Quran.
- Surat Al Quran An Nisa 135 di Pintu Gerbang Universitas Harvard
- Suku Melungeon (kaum Moor pelarian dari Andalusia) yang berdiam di Amerika sebelum di temukan Colombus.
- Indikasi asal muasal Abraham Lincoln yang diduga keturunan Melungeon.
- Catatan Colombus mengenai Masjid di semenanjung timur Kuba.
- Kota dengan nama Mecca dan Madina di Amerika.
Sayangnya keganjilan yang terjadi dalam peristiwa ini tidak dikupas tuntas meski sempat diangkat seperti ikut jatuhnya Menara WTC-7 meski tidak terkena hantaman pesawat secara langsung, atau ditemukannya paspor utuh tersangka pembajak. Begitu juga dugaaan soal play victim dan false flag, yang diikuti oleh pernyataan perang George Bush dan tak terbuktinya Irak terkait tuduhan sebagai pemilik Mass Destruction Weapon.
Tidak salah juga menggunakan cara pandang Hanum, namun perlu diimbangi dengan fakta yang pernah diuangkapkan Pierre Vogel seorang mualaf asal Jerman melontarkan beberapa pertanyaan kepada dunia, khususnya yang menuduh Islam identik dengan teroris. Pertanyaan Vogel sebagai berikut;
- Siapakah yang selalu menjajah sebuah negara damai, aman, tenteram hanya untuk kepentingan penjajahan semata?
- Siapakah yang menyulut WWI ? (korban meninggal antara 1o Juta sd 15 Juta orang)
- Siapakah yang menyulut WWII? (korban meninggal 50 juta orang, termasuk Indonesia 4 juta orang)
- Siapa yang selalu menyiarkan sebuah ajaran agama dengan cara menjajahnya terlebih dahulu?
- Siapakah yang menjatuhkan bom atom atas Hiroshima dan Nagasaki secara tidak berperikemanusiaan, dan rakyat sipil? (korban meninggal Hiroshima 90.000 orang sd 146.000, sedangkan korban meninggal Nagasaki 39.000 sd 80.000 ribu orang).
- Siapakah yang membantai Suku Aborigin di Australia ?
- Siapakah yang membantai Suku Indian merah di Benua Utara Amerika dan Benua Selatan Amerika ?
- Siapakah yang menjadikan jutaan manusia dari Afrika sebagai budak (apartheid), sebanyak 77 % dari mereka mati di perjalanan dan dikubur di lautan Atlantik?
- Siapa yang selalu tertarik untuk menguasai serta “merampas” sumberdaya suatu negara baik dengan cara mengadu domba negara tersebut, mendanai oposisinya, menyebar fitnah, serta membuat negara tersebut tak kunjung ada kedamaian?
- Siapa yang berada di balik rentenir keuangan dunia yang justru membuat negara pasiennya jadi tambah sengsara dengan sistem busuk dan kejinya
- Siapa pelaku dan pendukung penjajahan, perampasan lahan masyarakat, pembantaian warga Palestina dari tahun 1948 hingga sekarang?
- Siapa pelaku dan pendukung krisis dibeberapa negara dengan cara memainkan nilai mata uang asing menjadi terlalu tinggi hingga negara pengutang tidak sanggup membayar utang dan harus menjual berbagai asetnya?
- Siapa pelaku yang selalu menghina dan melecehkan sebuah ajaran agama baik dengan menghina tokoh agamanya atau membakar kitabnya?
Bahkan sekiranya kita mau menambahkan kekejian lain, kita bisa memasukkan pembantaian massal dengan korban umat Islam di Bosnia, Myanmar, Gujarat, Muzzafamagar, Lebanon dll. Dan jawabannya mereka sama sekali bukanlah Islam.
Kini terlihat jelas, bahwa Islam tidak selalu harus disalahkan atas berbagai macam kekejian sesama umat, namun kekejian yang sama juga dapat dimiliki bangsa apapun dengan agama apapun. Sesungguhnya agama-agama besar mengajarkan kasih sayang ke sesama, sekiranya ada yang salah menginterpretasikan itu, tentu saja bukan kesalahan agamanya, namun fanatisme buta penganutnya. Bagaimana logikanya jika Islam, dianggap agama pembunuhan sedangkan surat Al Quran berbunyi sbb;
"... Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya..." (QS Al Maidah:32)
Dan bahwa bunuh diri adalah perbuatan dosa sebagaimana;
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu" (QS An Nisa : 29)
Saya tutup buku ini surat Al Quran yang tertulis di Harvard
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya)” (QS An Nisa : 135)
Meski tidak memiliki Kartu Kredit a/n pribadi, namun saya beberapa kali tetap dapat menikmati layanan Uber yang memang harus dibayar menggunakan Kartu Kredit. Kok bisa ? ya karena saya menumpang salah satu teman kantor. Dalam perjalanan saat kami menuju Menara Bank Danamon, kesempatan bagi saya untuk bertanya tanya pada Supir Uber yang menjemput kami dengan menggunakan Daihatsu Xenia.
Sedikit ke belakang, 10 tahun lalu saat beberapa kali berkunjung ke rumah kakak perempuan saya di seputaran Gas Alam, Depok, saya sempat menggunakan jasa kendaraan omprengan. Di bilangan Gas Alam, ternyata ada komunitas karyawan yang sengaja menampung para pekerja yang bekerja di Jakarta, meski hanya melayani rute 1x PP (pulang pergi) dalam sehari, cicilan mobil, biaya tol dan bahan bakar berikut biaya "timer" menurut mereka bisa ditutup oleh aktivitas ini. Untuk kembali ke Depok, lokasi yang digunakan adalah Gang Kelor, di bilangan Matraman.
Nah apa hubungannya dengan cerita dari Supir Uber kali ini ? beliau bercerita saat pagi beliau mengantar pemilik mobil ke kantor, lalu menjemputnya setelah jam kantor. Pada jam diantara saat mengantar dan saat menjemput, beliau menarik penumpang, tentu saja setelah sebelumnya terdaftar sebagai Supir Uber.
Bagi saya kedua contoh diatas memiliki persamaan yakni memanfaatkan potensi tidur, tugas kitalah untuk menemukan potensi tersebut dan lalu mencoba untuk merealisasikannya. Banyak orang membeli mobil bagus, lalu membiarkan mobil tersebut di parkiran kantor seharian, padahal jika kelak dijual selama jumlah kilometer tidak melebihi misalnya standar jarak tempuh 100.000 km per tahun, harga mobil bekas di pasaran tidak akan berbeda jauh. Sang Pemilik juga harus membayar parkir yang saat ini sudah mencapai Rp 50.000 seharian. biaya tol, belum lagi tingkat stress dengan jalanan Ibu Kota yang semakin "mengerikan" jika Si Pemilik harus membawa sendiri mobilnya setiap hari.
Jangan terlalu khawatir soal jarak tempuh, saat saya diskusi dengan supir taksi salah satu brand paling populer di Jakarta, jarak tempuh pertahun adalah 3x pemakaian normal, yakni 100.000 km per tahun. Travel Jakarta Bandung saat saya diskusi dengan supir pengguna Hyundai Starex Mover (alias H1), jarak tempuh pertahun malah mencapai 200.000 km. Secara desain, pabrikan seperti KIA di Eropa berani menjamin garansi pemakaian sampai dengan 7 tahun yang artinya adalah 175.000 km, sebelum diperlukan perbaikan serius.
Apa keuntungan Sang Pemilik mobil, jika memanfaatkan potensi tidur ?
- Tidak perlu membayar parkir.
- Cukup membayar DP kendaraan, maka cicilan sisanya akan dibayar dengan pendapatan Sang Supir, dan diakhir masa cicilan mobil akan menjadi dimiliki Si Pemilik secara resmi.
- Tidak perlu menyetir sendiri mobil ke dan dari kantor.
- Dapat memberikan peluang kerja bagi Sang Supir.
Meski terkesan positif, namun ada ironi tersendiri dalam cerita ini, yakni menunjukkan bagaimana dampak pendidikan. Si Pemilik, mengerti peraturan dan mampu meyakinkan Bank akan kredibilitasnya sebagai kreditur , sebaliknya Si Supir harus bekerja sebagai pegawai Si Pemilik, dan secara tidak sadar membiayai cicilan mobil Si Pemilik sekaligus menggaji dirinya sendiri, karena ketidakmampuannya memahami potensi dan tidak memiliki kapabilitas dalam meyakinkan Bank. Selain itu tentu saja resiko sepanjang jalan, yang memang harus dicover asuransi, dan asuransi biasanya gugur jika pemanfaatan sebagai jaringan Uber ini tidak dikonfirmasi sejak awal.
Ada banyak potensi tidur di sekitar kita, misalnya lahan sepanjang tol yang bisa dimanfaatkan sebagai Kebun Buah, atau misalnya memanfaatkan Tol Laut Ternak yang baru-baru ini kembali dari NTT dalam keadaan kosong, pembuatan LRT diatas jalan tol ketimbang membuat rute khusus, dll. Mari kita amati lingkungan di sekitar kita dan manfaatkan potensi tidur yang ada.
Seminggu yang lalu saya ikut dengan teman untuk meeting dengan salah satu pelanggan perusahaan kami, di bilangan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Selesai meeting, saat menjelang sore teman segera mengontak Uber untuk kembali ke kantor. Karena Supir Uber masih dalam perjalanan, waktu 10 menit tersisa kami gunakan untuk menikmati jajanan Mie Ayam di pinggir jalan. Tak lama Supir Uber dengan Toyota Avanza Veloz yang terlihat masih "bening" pun tiba, dari rambut putih yang menyembul dari sisi topi petnya, sepertinya beliau sudah cukup menikmati asam garam kehidupan.
Pak Supir lalu bertanya, kami dari Bank X ya ? "ya !", demikian kami jawab, dan ternyata beliau mantan Wakil Kepala Divisi di Bank tersebut. Lantas saya pun mulai bertanya dan dijawab beliau dengan ramah. Beliau pensiun dari Bank X 3 tahun yang lalu, dan sekarang beliau sudah menginjak usia 58 tahun. Sejak tiga bulan yang lalu, beliau memutuskan untuk menjadi Supir Uber.
Lalu beliau pun memulai cerita jalan kehidupannya, saat ini beliau memiliki tiga orang anak, Si Sulung (lelaki) kini bekerja di salah satu Perusahaan Tambang Batubara di Kalimantan, Si Tengah (lelaki) kini menjadi karyawan di Pertamina Plaju, sedangkan Si Bungsu (wanita) yang lulusan Psikologi Klinis kini menjadi salah satu staff di sebuah sekolah berkebutuhan khusus. Beliau sangat bersyukur ketiga putra dan putrinya sudah berhasil mandiri, dan fokus beliau kini adalah mencari nafkah secukupnya dan memiliki kesibukan di masa tua.
Tiga tahun yang lalu, setelah pensiun beliau memutuskan untuk terjun di Bisnis, memilih mitra yang tidak tepat dan menggunakan seluruh tabungan yang dimiliki mengakibatkan beliau kehilangan belasan milyar, untung saja masih ada sedikit dana, dan rumah yang dimiliki beliau masih dapat diselamatkan. Sempat tertekan selama beberapa waktu dan memutuskan untuk bergabung dengan Gojek, putra dan putri beliau menyarankan untuk lebih baik menjadi Supir Uber. Bagaimanapun dengan usia seperti beliau, Gojek akan terasa lebih berat.
Setelah memastikan anak dan istri setuju dan tidak "malu" akan profesi yang dipilih, beliau akhirnya membeli Toyota Avanza Veloz secara kredit, dan mendaftar ke Uber dan memulai profesi sebagai Supir Uber sejak 3 bulan lalu. Saat ini beliau dengan bekerja secara wajar bisa meraih Rp. 300.000 per hari, jika bekerja lebih keras sebenarnya dapat menghasilkan pendapatan lebih besar, namun beliau tidak mau memaksakan diri secara berlebihan.
Pesan beliau yang menarik adalah,
- Janganlah kita fokus terus menerus membesarkan perusahaan orang lain, namun sisihkan energi untuk membangun bisnis sendiri sejak awal.
- Mulailah lebih awal, karena kita bisa melatih diri kita untuk menghadapi berbagai resiko bisnis sehingga memiliki intuisi yang lebih terlatih sekaligus terbiasa menghadapi berbagai situasi.
- Pilih mitra yang tepat dan jangan menempatkan semua modal yang dimiliki pada satu peluang, alias jangan menempatkan semua telur dalam satu keranjang.
- Ketika semua tidak berjalan sebagaimana seharusnya tetap hadapi dengan kepala tegak, bersikap tenang dan tetap bersabar.
Hemm, apakah beliau sukses dalam berbisnis ? jelas tidak, namun nasihat dari seseorang yang mengalami kegagalan kadang sama bernilainya dengan yang sukses, bagi saya nasihat beliau tetap kisah yang menarik dan inspiratif. Semoga bermanfaat bagi pembaca yang masih terlena membesarkan perusahaan milik orang lain namun mengabaikan potensi diri sendiri.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2016/02/belajar-dari-supir-uber-2-memanfaatkan.html