Tuesday, December 29, 2015

Star Wars : The Force Awakens (2015) - J.J. Abrams

Sejak kecil saya memang penggemar Star Wars, masih jelas rasanya dalam ingatan, saat bemo yang saya gunakan melintasi jalan kecil depan salah satu bioskop di Denpasar menuju SDN 11 di seputaran Kreneng. Setiap hari poster Han Solo dan Luke Skywalker dengan light sabernya seakan menggoda saya untuk menontonnya. Saya juga memiliki komik Star Wars yang digambar dengan kualitas tinggi dan menjadi panduan bagi saya untuk memahami filmnya. 

Hemm kenapa sampai harus memahami, maklumlah penggemar Star Wars tentunya tahu bagaimana kompleksnya cerita Star Wars, enam episode pertama dari film ini justru tidak dimulai dengan urutan yang normal, melainkan IV,V,VI dan lalu I,II,III. George Lucas memiliki alasan sendiri soal ini, salah satunya adalah keterbatasan teknologi saat itu dibandingkan imajinasi yang dia miliki. 

Kesukaan akan film ini juga membuat saya menularkannya pada anak-anak, khususnya saat episode I rilis, dan begitu selanjutnya sampai episode III. Kadang ingin rasanya ada remake untuk IV,V dan VI. Namun sepertinya George Lucas dan Disney malah memilih melanjutkannya dengan episode VII. Akan tetapi tetap dengan menampilkan sebagian besar bintang lama, seperti Han Solo (Harrison Ford), Leia Organa (Carrie Fisher), Chewbacca (Peter Mayhew), R2-D2 , c-3PO (Anthony Daniels). Sebagai puncaknya tentu saja Luke Skywalker (Mark Hamill) yang masih diperankan tokoh-tokoh yang sama. Bicara mengenai konsistensi pemeran, tidak ada yang mengalahkah R2-D2 dan C-3PO yang sejauh ini muncul dalam setiap episode. Agar tidak terkesan terlalu kuno, sepertinya dimunculkan robot baru alias BB-08. 





Menonton karya legendaris ini dalam format 3D dan dengan antusiasme yang sama antara saya dan Si Bungsu dimana selisih umur kami nyaris 32 tahun, rasanya sangat unik dan menarik. Karya seperti ini dan juga Tintin, Indiana Jones, Back To The Future, Lord of The Ring menciptakan chemistry yang unik antara saya dan anak-anak. Antusiasme Si Bungsu juga terbentuk setelah dia menyelesaikan sendirian keenam episode dan kembali dengan kesimpulan Darth Vader adalah tokoh yang malang, dan semua yang dia lakukan tak lain adalah karena cinta pada istrinya alias Queen Amidala. 

Kembali ke film, posternya saja sudah menggoda, sejujurnya tanpa membaca title, saya mengira tokoh wanita yang menjadi fokus desain poster adalah Queen Amidala, ada kemiripan struktur wajah dari keduanya, namun ternyata sosok tersebut adalah Rey, remaja pemulung di Planet Jakku, yang entah kenapa memiliki bakat sebagai pilot, petarung dan bahkan memiliki dasar-dasar penguasaan force sebagai bakat alami Ksatria Jedi. 

Pemulung ? ya sebenarnya ini profesi yang dulu juga pernah dilakoni oleh Darth Vader saat kecil. Nah dengan pemulung ini dan Finn seorang mantan petugas sanitasi yang kabur dari 1st Order, serta bantuan Han Solo, Chewbacca , Leia serta tokoh-tokoh baru seperti Maz (yang sepintas sangat cocok memerankan istri Master Yoda he he), lah cerita ini bermula. Berbeda dengan tokoh-tokoh yang memang sudah menjadi legenda, mantan petugas sanitasi yang akhirnya menjadi stormtrooper alias Finn (John Boyega) konon kabarnya merupakan putra Lando Carlrissian. tokoh dalam trilogi sebelumnya. Bagi yang kurang nyaman dengan Finn yang tampil kocak, jangan melupakan sosok Jar Jar Bink, sosok yang juga kocak di episode awal. 

Meski akhirnya kecewa menyaksikan trio The Raid alias Kanjiklub nyaris tidak berperan, namun secara keseluruhan film ini cukup memuaskan, khususnya kembalinya tokoh-tokoh legendaris (peran sentral Harrison Ford yang menjadi musuh mantan menteri kehutanan Zulkifli Hasan eh maksud saya 1st Order patut diapresiasi), proses casting yang menemukan Daisy Ridley pemeran Rey juga merupakan salah satu yang terbaik dalam karya ini. Namun pemeran Kylo Ren, satu-satunya yang saya rasa sepertinya kurang pas, entah kenapa terkesan kurang berkarakter. Kalau saja Kylo Ren yang mengagumi kakeknya alias Darth Vader ini tidak membuka topengnya, seharusnya bisa menjadi kejutan di Star Wars episode VIII. Namun melihat trio The Raid, saya jadi kepikiran entah bagaimana nasib Ray Sahetapy di Civil War. 

Khusus General Hux yang diperankan Dohmnall Gleeson, juga bermain cemerlang, salah satu adegan paling berkesan saat Hux memimpin upacara militer dengan berapi api dan mengingatkan saya akan settingan upacara Nazi dibawah Hitler. Sosoknya yang terkesan kejam, jadi kontroversi dengan Kylo Ren yang kurang bisa mengendalikan situasi dan beberapa kali digambarkan berang dan secara destruktif menghancurkan berbagai perabotan pesawat. 

Bagaimana dengan rencana episode VIII dan IX ? Meski Lucas kali ini hanya berperan sebagai konsultan untuk trilogi ketiga yang diawali dengan The Force Awakens, namun Lawrence Kasdan sepertinya cukup mampu merancang cikal bakal trilogi ini, karena Kasdan juga lah yang sempat berperan dalam The Empire Strikes Back dan juga karya-karya Lucas lainnya seperti Raiders of The Lost Ark dan Return of The Jedi. Jadi, karya kali ini tetap direkomendasikan bagi penggemar salah satu karya klasik perfilman dunia ini. 





  

No comments: