Beberapa bulan lalu, Si Sulung di rukonya melihat penampakan tikus. Alhasil setelah meminta saran dari saya, yang pernah sukses menangkap cecurut, diapun menggunakan perangkap tikus cap gajah.
Perangkap ini dasar kerjanya adalah lem bening tak berbau, menggunakan sebuah kotak tipis yang bisa dibuka layaknya buku, letakkan umpan di bagian tengah dan taruh di tempat tikus biasa lewat. Paginya Si Sulung pun lsg menuju TKP, eh yang tertangkap justru sekumpulan cicak.
Hemm, kebetulan saat ramadhan kemarin, kuatir bahan makanan sahur jadi tak enak jika ditaruh di kulkas, saya sengaja menempatkan beberapa ptong tempe dan ati-ampela ayam dalam piring terbuka dibawah tudung saji di atas meja makan.
Ajaib pas sahur sepotong tempe dan sepotong hati ayam goreng malah berada di luar piring. Keduanya seakan mengabaikan PSBB dan mau kabur dari meja makan. Kebetulan tudung saji yang kami gunakan terbuat dr bahan rotan yang celah dengan mejanya cukup lebar.
Maka saya pun lsg membeli lem tikus cap gajah, kali ini yang berbentuk pasta, bisa tekor bandar kalau pakai model buku. Ambil selembar kalender bekas, oleskan pasta berbentuk lingkaran, lalu saya letakkan serpihan biskuit di bagian tengah, dan sukses mendapatkan 4 ekor cicak gemuk yang 1 diantaranya bermotif lurik. Aneh, cicak masa kini lebih suka tempe dan ati-ampela ayam ketimbang nyamuk. Begitulah cicak milenial, nyamuk tak lagi sesuai selera mereka.
Jika fenomena makanan pindah ini terjadi di rumah anda, jangan buru2 ke dukun, silahkan rekan2 coba dulu metoda ini.
No comments:
Post a Comment