Setelah kematian Milou serta disusul Muezza kucing Persia yang kesasar dan akhirnya diambil tuannya kembali, maka kami tak lagi memiliki kucing. Sampai dengan seekor betina belang tiga, cukup sering berkunjung lewat halaman belakang. Saya berikan makanan sisa Muezza dan Milou.
Ekornya menggumpal lucu, wajahnya agak sendu, dengan bulu agak lebat. Posturnya agak mungil, dan terlihat bersih. Jika mengeong terdengar lirih dan menimbulkan rasa iba. Setelah diberi makan dia menubruk2kan serta menggosokkan kepalanya ke betis, maju dan mundur seakan menunjukkan terima kasih.
Namun akhirnya sisa makanan inipun habis, jadi saya putuskan membeli lagi, khusus untuk Si Belang Tiga. Kadang kalau tidak habis, tiga ekor kucing lainnya, yang entah milik siapa, seperti Si Oren, Belang Dua dan Abu turut serta menikmati. Setelah semakin akrab, Si Belang Tiga meski sudah diberi makan, minta masuk. Sesekali saya biarkan, setelahnya kembali saya keluarkan. Namun kadang dia duduk cukup lama menatap dari jendela dan sesekali mengeong lirih, minta masuk.
Istri yang tidak tahu asal usulnya, tidak mau kalau kami "mengambil" kucing milik orang lain, pula kebiasaan buang air besar dan kecilnya belum kami ketahui pasti. Jadi begini rasanya seakan memiliki kucing tapi tidak. Jadi ingat bedanya cinta dan kasih, yang mana cinta cenderung memiliki, sementara kasih cenderung memberi.
No comments:
Post a Comment