Bayangkan suasana muram di daerah sekitar pelabuhan, jalan jalan yang sepi, dermaga kayu dengan kotak2 kayu disekitarnya dan laut hitam disekelilingnya. Seorang pria, dengan topi ala "tompi" menutup wajahnya dan jas panjang ala detektif yang menutupi lututnya disertai seekor anjing besar galak dan hitam (sebenarnya serigala dan biasa dipanggil "devil"). Berjalan dengan suara sepatu yang berat dan berdetak mengetuk sunyi di sepanjang dermaga tanpa adanya suara lain. Sementara di belakang laut, kita temukan gelapnya rerimbunan hutan afrika.
Sosok ini agak mengingatkan kita pada Batman, sebagaimana Bruce Wayne, dengan karakter "malam"-nya, Salah satu ciri khas Phantom adalah pistol-nya, he he memang agak sedikit unik kalau superhero mengandalkan pistol, ciri yang lain cincin tengkoraknya (benda yang saat itu benar2 ingin saya miliki). Karena jarang menggunakan pistolnya, umumnya Phantom lebih suka menggunakan tinjunya, dengan oleh2 berupa bekas tengkorak di bagian tubuh musuh2nya.
Komik ini muram, gelap, misterius dan sangat berkesan bagi seorang bocah sekolah dasar seperti saya pada masa itu, komik ini juga yang membuat saya bercita-cita menjadi detektif kelak, meski tidak kesampaian.
Masa itu koleksi ayah (alm) di perpustakaan merupakan tempat "bertapa" favourite" bagi saya. Bukan cuma komik, ayah juga mengkoleksi koran indonesia raya, intisari, majalah sastra kisah dan horison. Mmmmm benar2 masa yang sangat mengesankan.
Sosok ini agak mengingatkan kita pada Batman, sebagaimana Bruce Wayne, dengan karakter "malam"-nya, Salah satu ciri khas Phantom adalah pistol-nya, he he memang agak sedikit unik kalau superhero mengandalkan pistol, ciri yang lain cincin tengkoraknya (benda yang saat itu benar2 ingin saya miliki). Karena jarang menggunakan pistolnya, umumnya Phantom lebih suka menggunakan tinjunya, dengan oleh2 berupa bekas tengkorak di bagian tubuh musuh2nya.
Komik ini muram, gelap, misterius dan sangat berkesan bagi seorang bocah sekolah dasar seperti saya pada masa itu, komik ini juga yang membuat saya bercita-cita menjadi detektif kelak, meski tidak kesampaian.
Masa itu koleksi ayah (alm) di perpustakaan merupakan tempat "bertapa" favourite" bagi saya. Bukan cuma komik, ayah juga mengkoleksi koran indonesia raya, intisari, majalah sastra kisah dan horison. Mmmmm benar2 masa yang sangat mengesankan.
No comments:
Post a Comment