sore itu
dari balik buram kaca jendela kamar ini,
kulihat hujan itu tak jua turun
dan mendung kelabu yang menggantung berat itu bergerak dalam hening
sementara cahaya matahari sore semakin redup dan terisak pergi
dan kegelapan yang semakin mencengkram
angin yang enggan bertiup tikam kan sepi di hati
ketika.... perlahan daun-daun mulai menari-nari
tersentak-sentak ditimpa tirai gerimis yang menyebar dingin
ketika akhirnya menjadi semakin deras dan deras basah, mengalir dan lepas......
dan lamat-lamat bayang wajahmu mengantarku dalam lelap .
malam itu
aku tersadar kembali ketika tetes-tetes hujan mulai menipis
dan kesenyapan malam mulai menyelimuti
diiringi desahan jangkrik datar bersahut-sahutan
aku duduk terdiam dipinggir jendela
mencoba memandang lurus gunung di kekelaman sana
gunung yang juga mengingatkanku padamu
tetapi kabut yang mulai menebal kaburkan pandanganku
pagi itu
dari balik buram kaca jendela kamar ini,
kulihat fajar merekah merah di pagi yang menjelang
antarkan kicau burung dalam segarnya dingin
satu malam lagi berlalu desahku lirih
rinduku padamu adalah takutku padaNya
sayangku padamu adalah syukurku padaNya
No comments:
Post a Comment