Saat masih kecil saya pernah membaca sebuah komik islam dengan topik mengenal strategi Iblis. Dalam kisah tersebut digambarkan bahwa, Nabi Muhammad bersama para sahabat mengundang Iblis untuk membuka strateginya dalam menyesatkan manusia, karena di paksa oleh Allah, maka mau tidak mau Iblis datang menghadiri pertemuan tersebut. Bagi Iblis sebenarnya sangat tidak nyaman menghadiri pertemuan tersebut apalagi karena segan bertemu dengan Umar yang dikenal sangat keras dan ditakuti oleh Iblis. Namun Nabi mencegah Umar bertindak terlalu jauh, karena Allah memang memiliki perjanjian dengan Iblis saat ybs kecewa dengan terpilihnya Nabi Adam menjadi ciptaan yang harus disembah oleh ciptaan yang lain meski terbuat dari tanah. Dalam komik ini penggambaran bagaimana strategi Iblis beserta anak cucu-nya sangatlah jelas dan menggunakan contoh2 keseharian, yang bahkan terekam kuat dalam ingatan saya. Komik ini banyak membantu saya untuk mencoba terus bertahan dan berjuang di jalan yang lurus. Sayang saat ini kita sudah tidak tahu dimana harus mencari komik2 seperti ini.
Kembali ke buku ini, salah satu topik menarik adalah kutipan dari karya Ibnu Al Juazy mengenai pertemuan simbolik Nabi Nuh dengan Iblis yang menyamar sebagai orang tua di kapal Nabi Nuh. Karena penyamaran-nya sudah diketahui, maka Nabi Nuh bertanya apa maksudnya ikut di kapal tersebut. Menjawab pertanyaan tersebut, maka Iblis menjawab “Agar aku dapat terus mempengaruhi keturunan Adam, sehingga hati mereka bersamaku meski raga mereka bersamamu”. Maka Nabi Nuh bertanya “Apa yang kau lakukan sehingga dapat menguasai hati mereka? ”, lalu Iblis menjawab “Ada lima hal, tetapi dua terakhir tidak dapat kuberitahu, jadi aku hanya akan memberi tahu tiga yang pertama”. Namun Allah mengilhami Nabi Nuh untuk fokus bertanya pada yang dua hal saja, akhirnya Iblis setuju lalu menjawab dua yang terakhir “Iri hati dan tamak ”. Sepertinya ini juga lah hal yang menjerumuskan Iblis kedalam kondisi seperti yang kita kenal saat ini selain kesombongan.
Topik menarik lainnya adalah deskripsi fisik dari Iblis dan pengikutnya, lalu nama nama keturunan-nya dengan masing masing tugasnya, makanan-nya, tempat2 yang disukai dan lain2. Hal lain yang mengganggu adalah cover depan Iblis yang tidak sesuai dengan deskripsi fisik di dalam buku, sehingga terkesan “hiperbolisme” dan tidak konsisten.
Singkatnya ketika melihat buku ini, saya sangat berharap buku ini dapat menjadi referensi yang baik mengenai Setan. Sayangnya selain yang saya sebutkan diatas buku ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu terlalu memaksakan topik tentang tempat tinggal Setan dengan Sejarah Segi Tiga Bermuda sehingga terkesan menduga duga, lantas contoh2 kesehariannya sangatlah minim. Selain itu bagaimana secara detail cara2 yang digunakan Iblis dan pengikutnya juga tidak dibahas secara detail. Namun demikian buku ini setidaknya dapat memenuhi sedikit kerinduan dengan komik masa kecil dan semoga dapat menjadi bahan tambahan untuk dapat selalu berada di jalan yang lurus. Semoga muncul versi komik yang dapat menuntun generasi saat ini untuk bersikap hati2.
Kembali ke buku ini, salah satu topik menarik adalah kutipan dari karya Ibnu Al Juazy mengenai pertemuan simbolik Nabi Nuh dengan Iblis yang menyamar sebagai orang tua di kapal Nabi Nuh. Karena penyamaran-nya sudah diketahui, maka Nabi Nuh bertanya apa maksudnya ikut di kapal tersebut. Menjawab pertanyaan tersebut, maka Iblis menjawab “Agar aku dapat terus mempengaruhi keturunan Adam, sehingga hati mereka bersamaku meski raga mereka bersamamu”. Maka Nabi Nuh bertanya “Apa yang kau lakukan sehingga dapat menguasai hati mereka? ”, lalu Iblis menjawab “Ada lima hal, tetapi dua terakhir tidak dapat kuberitahu, jadi aku hanya akan memberi tahu tiga yang pertama”. Namun Allah mengilhami Nabi Nuh untuk fokus bertanya pada yang dua hal saja, akhirnya Iblis setuju lalu menjawab dua yang terakhir “Iri hati dan tamak ”. Sepertinya ini juga lah hal yang menjerumuskan Iblis kedalam kondisi seperti yang kita kenal saat ini selain kesombongan.
Topik menarik lainnya adalah deskripsi fisik dari Iblis dan pengikutnya, lalu nama nama keturunan-nya dengan masing masing tugasnya, makanan-nya, tempat2 yang disukai dan lain2. Hal lain yang mengganggu adalah cover depan Iblis yang tidak sesuai dengan deskripsi fisik di dalam buku, sehingga terkesan “hiperbolisme” dan tidak konsisten.
Singkatnya ketika melihat buku ini, saya sangat berharap buku ini dapat menjadi referensi yang baik mengenai Setan. Sayangnya selain yang saya sebutkan diatas buku ini memiliki beberapa kelemahan, yaitu terlalu memaksakan topik tentang tempat tinggal Setan dengan Sejarah Segi Tiga Bermuda sehingga terkesan menduga duga, lantas contoh2 kesehariannya sangatlah minim. Selain itu bagaimana secara detail cara2 yang digunakan Iblis dan pengikutnya juga tidak dibahas secara detail. Namun demikian buku ini setidaknya dapat memenuhi sedikit kerinduan dengan komik masa kecil dan semoga dapat menjadi bahan tambahan untuk dapat selalu berada di jalan yang lurus. Semoga muncul versi komik yang dapat menuntun generasi saat ini untuk bersikap hati2.
No comments:
Post a Comment