Tuesday, December 10, 2013

Umrah #7 of 7 Kembali Ke Tanah Air

Setelah beberapa malam di Madinah, maka kami pun kembali ke Indonesia lewat Jeddah. Di Jeddah kami membeli berbagai oleh2 untuk sanak saudara di beberapa toko yang pedagang-nya sosok Arab yang ramah, dan ternyata pernah tinggal di Indonesia. Jangan pernah kuatir harus repot membeli berbagai karpet ukuran besar, karena mereka sudah memiliki mekanisme pengiriman yang baik ke Indonesia.



Beberapa ratus meter dari situ juga ada pedagang bakso Mang Oedin, sangat menarik, khusus-nya bagi jamaah yang sudah kangen berat masakan Indonesia. Khalifah sempat menawarkan kalau2 mau melihat eksekusi pelaku kejahatan, namun kami rasanya belum cukup kuat melihat peristiwa semacam itu. 



Kami juga sempat jalan2 ke Masjid Terapung, dan membeli berbagai jajanan di tepi laut merah yang terbentang di depan Masjid. Sayang saat itu Masjid-nya memberlakukan pemisahan tempat, sehingga jamaah wanita tidak bisa melihat keindahan interior Masjid secara lebih dekat. Lalu kami menuju hotel Marriot untuk beristirahat, ternyata disini anak saya bertemu dengan teman sekolahnya Hammam di Pribadi Bilingual School, yang juga putra Direktur IT Telkom saat itu yakni Indra Utoyo. Berbeda dengan saya, mereka sekeluarga menggunakan travel Safari Suci.  Hammam yang memang pernah menginap di rumah saya sempat2nya memotret saya dengan latar belakang STC induk perusahaan Axis di Saudi Arabia



Setelah satu malam menginap di Marriot Hotel, Jeddah, kami pun pulang ke Indonesia.  Menunggu di lobby Marriot dengan AC yang sangat dingin menyebabkan beberapa jamaah mengeluh. Akhirnya bis yang rencananya akan mengantar kami ke Bandara  datang juga meski sudah sangat terlambat. Situasi ini terjadi karena menggunakan supir asal Mesir yang baru beberapa bulan bekerja di Saudi Arabia.  Dan lagi-lagi supir kebingungan jalan ke Bandara, bis berputar putar tanpa kejelasan, dan akhirnya dipandu oleh panitia dari Khalifah. Entah karena salah pengoperasian, AC bis mati, dan sontak udara di bis menjadi sangat panas. Saya saling melirik penuh arti dengan istri mengingat keluhan jamaah yang kedinginan di lobby Marriot, lagi lagi sabar menjadi kunci kenyamanan dalam perjalanan ini. Saat akhirnya roda2 pesawat kembali menjejak Tanah Air, kami bersyukur atas semua hikmah dalam perjalanan. Benar2 perjalanan yang mengesankan dan tak terlupakan.



Sepanjang tol menuju Bandung, kami melihat kehijauan dimana mana. Bukit dan pegunungan yang berlapis, mulai dari hijau tua, hijau muda, dan hijau pucat berkabut, mengingatkan kita akan begitu banyaknya rahmat dan karunia yang diberikan Allah SWT pada kita. Sangat kontras dengan kegersangan sepanjang perjalanan antara Mekkah dan Madinah, namun kita sering sekali tidak bersyukur.

Untuk anda yang berniat umrah/haji beberapa hal yang dapat saya sarankan sbb;

1. Siapkan kondisi fisik se-fit mungkin.
2. Jangan dikira begitu mendarat di Jeddah langsung istirahat, sebaliknya, begitu mendarat anda akan langsung disibukkan dengan ritual ihram, tawaf, sa'i dan tahalul.
3. Hapalkan dengan baik gerbang masuk di Masjidil Haram dan lokasi hotel.
4. Jangan mengandalkan diri pada rombongan, karena satu dan lain hal dapat membuat anda terpisah.
5.  Bawalah barang2 yang benar2 penting, semakin banyak bawaan semakin banyak kekuatiran, semakin sedikit bawaan semakin tenang kita dalam beribadah.
6. Konsentrasi lah pada hubungan dengan Allah (dengan berzikir, doa serta memohon ampun) dan hubungan dengan sesama manusia (dengan tidak menyakiti orang2 disekitar anda), dan bukan menyiksa diri dengan menghafal doa-nya sebanyak banyak-nya secara persis sama, kecuali memang anda sudah hafal.
7. Sabar, sabar dan sabar :)

No comments: