Saturday, February 15, 2014

Rumah Masa Depan Part #1 of 3 : Mengunjungi Firdaus Memorial Park


Setelah beberapa kali tidak bisa ikut, hari ini setelah mereskedul meeting dengan project manager pembangunan klinik baru, lalu mereskedul kursus musik di Yamaha, saya sekeluarga bersama ibu saya (yang sudah berusia 78 tahun) pergi ke Firdaus Memorial Park (FMP) di Perkebunan Panglejar Bagian Maswati PTPN VIII, CIkalong Wetan, Bandung Barat. Untuk pergi ke sini tinggal masuk tol menuju Jakarta, dan keluar di pintu tol Cikamuning, kemudian masuk ke jalur menuju Purwakarta, sekitar 12 kilometer dari pintu keluar tol, maka kita akan menemukan gerbang masuk ke areal perkebunan.

Acara yang kita lakukan antara lain mendengarkan penjelasan progres pembangunan Taman Wakaf Pemakaman Muslim, Tea Walk, kemudian Tausiyah bersama Ustadz Budi Prayitno. Kenapa saya tertarik mengikuti program ini, pada dasarnya sih berusaha untuk meringankan keluarga sekiranya saya dan istri kelak dipanggil Yang Maha Kuasa. Program ini juga sudah termasuk, memandikan jenazah, mengkafani, menyholatkan, mengantar dengan ambulans dan memakamkan. Dengan mengikuti program ini selain mendapatkan dua kavling  makam, namun
juga dua kavling tambahan sebagai wakaf bagi kaum tak mampu. Satu Kavling dapat menampung tiga jenazah yang disusun dengan perbedaan ketinggian (misal paling bawah 2 meter dari permukaan tanah, lalu 1,5 meter dan 1 meter). Model ini merujuk ke makam Baqi, pemakaman para sahabat Nabi, yang sampai saat ini merupakan satu dari dua makam tertua didunia yang masih mampu menampung jenazah. Makam tertua lainnya adalah makam Mala.



Dua tahun yang lalu, saya sempat tertarik dengan kompleks pemakaman dengan kosep taman yang mirip, namun seorang teman sempat mengeritik niat saya, karena memang beberapa tokoh bermasalah juga dimakamkan juga disana, dan mendapatkan tempat sangat khusus nan mewah di bukit. Sehingga sangat terasa kesenjangan antara makam, dan meski memiliki area masing2, situasi disini kurang terasa keislaman-nya. Teman mengingatkan bahwa tidak cuma di dunia, bahkan di alam kubur pun dianjurkan untuk berdekatan dengan makam orang yang
berusaha mendekatkan diri dengan Allah.

Saat ini di Bandung (dan kebanyakan kota besar lainnya), lahan makam semakin sulit, selain itu juga model pemakaman yang ada sering sekali kurang islami. Misalnya untuk berziarah kita harus menginjak makam2 lain, selain itu makam yang tidak seragam memberi kesan kesenjangan, bahkan beberapa makam terlihat seram. Dengan konsep taman yang asri, makam ini diharapkan dapat menjawab sebagian kebutuhan umat, dan bukan cuma makam tetapi disini juga menyediakan Pesantren, Masjid, dan nantinya juga semacam Mini Mart yang dapat digunakan oleh peziarah. Pesantren ini juga bahkan memiliki lahan yang nantinya akan dikelola sendiri untuk biaya operasional sehari hari.

Setelah penjelasan, kami dan rombongan berjalan sekitar 25 menit diantara perkebunan teh, menuju lokasi Masjid dan Pesantren yang akan dibuat, persis di ujung lahan di pinggir tol Bandung-Jakarta. Meskipun berada di sekitar perkebunan teh, lahan yang rencananya seluas 21 Hektar ini (namun baru dibebaskan 5 Hektar) ternyata milik pribadi masyarakat sekitar perkebunan yang dibeli oleh Lembaga Wakaf. Karena tidak ada akses khusus, jalan akses di beberapa lokasi memang menggunakan jalan dengan seizin perkebunan.

Kapasitas total jenazah yang  bisa dimakamkan disini nantinya adalah maks 5.000 wakif (pihak yang mewakafkan) atau 10.000 kavling yang berarti 30.000 jenazah. Sedangkan untuk penerima wakaf juga berjumlah 10.000 kavling dan dengan demikian total kapasitas adalah 60.000 jenazah. Saat ini sudah ada dua wakif yang dikuburkan dan satu seorang nenek sebatang kara yang mewakili kaum duafa. Disamping menerima wakaf kavling jenazah, Lembaga Wakaf juga menerima wakaf untuk pembangunan Masjid dan Pesantren. Hemm ya inilah rumah masa depan, meski kapan kita akan meninggal dan dimana kita meninggal tak seorang pun yang tahu, namun InShaAllah, wakaf kita berguna bagi yang membutuhkan.

Link berikutnya http://hipohan.blogspot.co.id/2014/02/rumah-masa-depan-2-of-3-tausiyah-ustadz.html

No comments: