Wednesday, February 05, 2014

Inspirasi Dari Arvan Pradiansyah Dengan 7 Law of Happiness @Work Part #1 of 6

Saat Kick Off Meeting dalam acara kantor di awal tahun, diundang seorang pembicara yang juga pengisi acara di salah satu stasiun radio Ibu Kota (smartfm 95,9) , sekaligus pengarang beberapa buku best seller bernama Arvan Pradiansyah (Selanjutnya kita sebut AP). Karena memang seorang pembicara yang populer, ternyata sebagian teman kantor sudah menyiapkan beberapa buku beliau untuk langsung di tanda tangani dalam acara tersebut. Berbeda dengan pembicara lain yang mengutamakan misalnya motivasi, otak kanan vs otak kiri, kreatifitas, dll fokus AP yang lulusan Ilmu Komunikasi UI ini justru pada Happines. Lalu AP memulai acara dengan bertanya sbb;

Mohon yang ingin sukses semuanya angkat tangan ! (ternyata nyaris semua angkat tangan)
Mohon yang ingin bahagia semuanya angkat tangan ! (ternyata nyaris semua angkat tangan)
Mohon bagi yang merasa sudah sukses angkat tangan (ternyata tidak ada satupun yg angkat tangan, namun sepertinya lebih karena malu)
Mohon bagi yang merasa sudah bahagia angkat tangan (ternyata tidak ada satupun yg angkat tangan)


Lalu AP melanjutkan, meskipun tidak ada yang mengangkat tangan, tidak mungkin di ruangan ini tidak ada yang sukses, apalagi sebagian sudah terbukti menjadi Direktur ataupun Presiden Direktur, nah jika ada yang sukses kenapa tidak ada yang mengangkat tangan menyatakan baha dia berbahagia ?, memang kita harus menyadari kebahagiaanlah ujung dari semuanya, lanjut AP. Dan bahagia tidak melulu di rumah saja atau tidak melulu di kantor saja, namun juga di kedua tempat tersebut seharusnya kita sanggup dan bisa untuk selalu berbahagia.

Apakah gaji membuat bahagia, tidak ! kata AP, karena banyak yang pindah kerja tidak selalu karena gaji. Lalu AP memberikan sebuah kuis menarik untuk mengukur tingkat stress karyawan dalam suatu perusahaan. Kuis ini dibuat Isamu Saito seorang peneliti ilmu di bidang Kokologi (koko = pikiran, logi = ilmu, jadi ilmu mengenai pikiran). Kuisnya sebagai berikut; Saat merencanakan untuk mencuci pakaian dan menggantungnya hingga kering, tiba-tiba mendadak muncul cuaca buruk tak terduga, apakah pilihan yang akan kita akan ambil ?

1.Waduh bagaimana mau menunggu besok, sedangkan pakaian yang mau dipakai besok harus dicuci sekarang ? 
2.Tunggu saja sebentar siapa tahu cuaca akan kembali cerah.
3.Hore tidak perlu mencuci hari ini !
4.Saya akan tetap mencuci, tidak perduli cuaca akan seburuk apa !


Lalu AP menghitung secara sampling jawaban yang diberikan peserta, dan ternyata cukup banyak yang memilih jawaban ke empat. Jawaban ke satu menunjukkan kadar stress 80%, sehingga dianjurkan untuk istirahat dari pekerjaan. Jawaban ke dua menunjukkan kadar stress 50%, yang menunjukkan ketenangan meski sesuatu tak berjalan sesuai rencana. Jawaban ke tiga menunjukkan kadar stress kurang dari 50%, karena hujan bukan tanggung jawab kita, jadi ya tak usah terlalu dipikrkan.

Pasti anda mengira jawaban ke empat sebagai indikator stress 0%, namun ternyata jawaban ini menunjukkan kadar stress mendekati 100% (hemm ternyata pertanyaan jebakan), karena jawaban ini menunjukkan karakter yang mengabaikan kenyataan, berusaha mencapai hal mustahil dalam pekerjaan, gagal dan lalu malah menambah kadar stress lagi. AP menjelaskan konsep 7 Happines melalui tiga lapisan seperti dibawah ini, dimana lapisan bawah dan tengah masing masing terdiri dari tiga hal sedangkan lapisan paling atas hanya satu.



No comments: