Tuesday, March 27, 2018

The Shining (1980) – Stanley Kubrick



Sometimes Human Places, Create Inhuman Monsters.

(Stephen King, The Shining)

Konon kabarnya cerita ini berawal mula pada 1977 saat Stephen King menginap disebuah hotel bernama Stanley, Rocky Mountain, Colorado. Aneh dengan sepinya hotel, barulah Stephen menyadari dia dan istrinya lah satu-satunya tamu di hotel tersebut. Kesan seram ini makin parah setelah Stephen King juga bermimpi buruk saat malam hari. Suasana yang tenang namun juga membuat bulu kuduk merinding inilah yang menjadi inspirasi Stephen King dalam menulis buku The Shining.  

Meski kurang berhasil saat-saat awal, namun makin kesini, film ini makin diapresiasi orang. Martin Scorsese bahkan memasukkannya sebagai 1 dari 11 film horor terbaik sepanjang masa. Soal awalnya yang kurang diapresiasi ,tak aneh juga sebenarnya, karena sosok Kubrick yang diidolakan banyak sutradara bahkan termasuk Spielberg, memang memiliki selera jauh kedepan yang belum tentu orang dimasanya dapat mengapresiasi. Hal yang sama terjadi karyanya yang lain yakni  “2001 A Space Odyssey”.  



Kembali ke The Shining, hotel yang dalam film ini berubah nama menjadi Overlook Hotel ini, memang memiliki desain yang sangat memikat bahkan dari sudut pandang sekarang, megah dengan langit-langit tinggi, menunjukkan cita rasa khusus dari pemiliknya.  Adegan awalnya juga sangat indah, saat mobil Jack terlihat menyusuri jalan-jalan indah di antara bukit dan jurang, dan meliuk-liuk menuju Overlook Hotel. Entah apakah ini benar-benar merupakan jalan ke hotel yang sebenarnya.

Cerita The Shining berawal dari sosok pria berprofesi penulis bernama Jack Torrance (diperankan oleh Jack ) yang sedang dalam proses rehabilitasi akibat kecanduan alkohol untuk menjaga sebuah hotel klasik nan megah saat musim dingin. Dengan ditemani istrinya Wendy Torrance (Shelley Duvall) dan anak semata wayang Danny Torrance (Danny Llyod).  

Baru setelah proses interview lah, Jack diberitahu bahwa ada suatu kejadian aneh yang terjadi dengan penjaga hotel sebelumnya, yakni membantai istri dan kedua anaknya sendiri dengan kapak, yang diduga diakibatkan tertekan dalam menjaga hotel yang terisolasi berbulan-bulan saat musim dingin, dan keanehan-keanehan yang terkait dengan masa lalu hotel. Sosok si bocah Dhanny membawa penonton pada sejarah kelam hotel karena kemampuannya menyaksikan hal-hal tak kasat mata (kemampuan khusus ini lah yang dimaksud dengan The Shining) , yang membuka sejarah kelam hotel.  

Akankah suasana hotel membuat Jack mengikuti jejak Grady sosok pendahulunya, sepertinya tidak usah kita bahas disini. Bagi saya akting Danny Lloyd (yang dipilih dari audisi dengan 5000 peserta daam proses yang memakan waktu enam bulan) benar-benar bisa menandingi Jack Nicholson yang bermain nyaris sempurna disini. Dilain pihak, ekspresi kegilaan Jack Nicholson benar-benar dimainkan dengan luar biasa termasuk yang senyumannya saja bisa membuat kita bergidik. Tak aneh kalau beberapa tahun lalu Jack juga dengan mahirnya mampu memainkan karakter sinting Joker dalam film Batman dengan nyaris sempurna.

Beberapa adegan menarik dalam film ini bagi saya adalah, saat adegan mencekam Danny dengan sepeda roda tiganya menyusuri lorong-lorong kamar hotel dengan kamera bergerak pada ketinggian pandangan Sang Anak, lalu saat Wendy menyaksikan adegan badut dan seorang pria dewasa yang terlihat sangat ganjil, adegan percakapan aneh Jack dengan penampakan Sang Bartender Lloyd dan juga penampakan Sang Pendahulu alias Grady. Puncaknya adalah adegan penutup dimana Jack ternyata pernah ada dalam foto-foto tua hotel, yang menyisakan pertanyaan tak terjawab mengenai asal usulnya. Sound track film karya Gordon Stainforth,  juga boleh diancungi jempol, pemandangan perbukitan yang indah terasa menjadi mencekam saat musiknya turut mengiringi.

Meski banyak penonton yang saya kira terkesan dengan akting Jack  serta Danny Llyod, saya kira umumnya pasti heran dengan pilihan Kubrick bagi sosok Wendy Torrance yang diperankan Shelley Duvall. Memang terlihat secara fisik, wajah Shelley Duvall terlihat agak ganjil, namun aura dan ekspresi wajahnya justru membuat film ini semakin hidup, bagi saya Shelley Duvall adalah tetap pilihan yang pas, terlihat dari aktingnya yang luar biasa dalam perubahan karakternya yang gampang panik menjadi sosok berani melakukan apapun demi anaknya. Akhir kata, bagi saya The Shining di tangan Kubrick bukan film horor yang biasa-biasa saja.




No comments: