Friday, June 22, 2018

Jalan-Jalan ke Belitung Part #8 dari 8 : Pantai Tanjung Tinggi, Klapa Oleh-Oleh Belitung, Rumah Adat, Danau Kaolin dan Raja Seafood.


Pagi hari,  kami kembali ke Pantai Tanjung Tinggi, kali ini melewati Lemadang Seafood and Grill, dan ternyata pemandangannya jauh lebih spektakuler ketimbang pantai di halaman belakang Lemadang.  Sebenarnya lokasi ini merupakan sesi terakhir acara hari kedua, karena salah satu pemandangan paling spektakuler di Belitung adalah menyaksikan sunset di lokasi ini dengan bayang-bayang batu nan indah, panjang dan gelap. Sayang kemarin awan cukup tebal, sehingga sunsetnya tertutup awan tebal. Di lokasi ini lah salah satu adegan Laskar Pelangi dibuat, yakni adegan saat mandi-mandi pantai dan istirahat sambil berdialog diantara bebatuan. Airnya sangat jernih, dan berwarna hijau terang dan biru, pemandangan batuan di sekitarnya juga luar biasa. Saya kira ini lah pantai terbaik di Belitung. 






Sebelum meninggalkan Pantai Tanjung Tinggi, Si Sulung sempat berpose dengan Ajie. 






Selesai menikmati pemandangan yang sayangnya tidak sempat dinikmati dengan berenang, kali  ini kami menuju Klapa One Stop Shppping di Jln Air Saga 89, Tanjung Pandan. Berbagai oleh-oleh khas Belitung seperti Kerupuk Ikan, Kerupuk Cumi, Kerupuk Udang, Getas Udang, Abon Ikan, Dodol, Ikan Asin, Teripang, Kue Kering, Madu, Terasi Udang, dan lain-lain bisa kita temukan disini. Lalu kami menikmati Kopi Khongdjie  dan Susu Coklat di Kedai Klapa dibelakang pusat oleh-oleh. 




Dari sini kami lanjutkan perjalanan ke Rumah Adat Bangsawan Belitung disebelah rumah dinas Bupati Belitung. Suasana disini sangat sepi, sepertinya karena masih suasana libur. Bangunannya sendiri terbuat dari kayu berwarna gelap, terdiri dari tiga bangunan, dimana bangunan utama, bangunan tambahan dengan dihubungkan semacam jembatan kayu dan dibagian ujung bangunan pos pengamanan yang dibagian bawahnya dapat digunakan untuk shalat. 

Tujuan wisata terakhir adalah Danau Kaolin, di Desa Air Raya, yang kami datangi saat siang terik. Danau ini berasal dari bekas penambangan tanah liat putih. Sepintas agak mirip dengan Kawah Putih di Jawa Barat. Keunikan danau ini adalah airnya yang berwarna biru, dan pasir putih di sekelilingnya. Danau ini tercipta akibat aktivitas pertambangan yang memerlukan Kaolin sebagai bahan kosmetik, kertas, makanan, atau pasta gigi. Sayang kami tak diperbolehkan turun kebawah, karena ada kasus wisatawan anak yang tenggelam disini, dan mudah longsornya pasir disekitar danau. Tidak ada fasilitas apapun di danau ini, kecuali sebuah warung kecil di pelataran parkir. 




Menjelang sore hari, kami diajak Ajie ke Raja Seafood Belitung, tak ada hidangan spesial disini, bahkan kualitas masakan RM  Sinar Laut di Pantai Serdang menurut saya masih lebih mantap. Namun cukuplah untuk mengganjal perut yang kelaparan. Lalu kami langsung menuju Bandara H.A.S. Hanandjoeddin untuk terbang dengan Sriwijaya Air. Setelah delay 3 jam tanpa sosialisasi yang jelas dari manajemen Sriwijaya Air,  kami akhirnya mendarat sekitar jam 20:00 di Bandara Soekarno Hatta dengan kesan yang manis mengenai perjalanan kami sekeluarga di Belitung. 

No comments: