Saat aku kerja praktek tahun 1988 selama 3 bulan di RCTI,
kondisi keuangan keluarga sedang tidak bagus. Pergi ke Jakarta artinya
transport akan bertambah, begitu juga uang makan, dan mau tak mau terpaksa
membeli pakaian kerja yang layak. Untung ada sahabat satu kelompok yang tidak
keberatan aku menumpang di rumah keluarga mereka di bilangan Pasar Minggu, jadi
untuk biaya makan sehari-hari aku cuma fokus untuk makan siang.
Untuk ke Kebon Jeruk dari Pasar Minggu setiap hari,
rencananya aku menumpang di mobil sedan Peugeot 405 sahabat tsb yang kebetulan
putra kedua seorang pilot senior Boeing 747 Garuda, namun aku tetap urunan
untuk biaya tol dan sekedar bensin. Sampai kini aku tetap menjalin kontak
dengan Bayu sebut saja namanya, yang sudah belasan tahun tinggal bersama istri
dan empat anak gadisnya di Auckland, New Zealand.
Meskipun aku sudah mandiri secara keuangan sejak 1988
(tepatnya di usia 20 tahun) , sialnya duit yang aku miliki saat itu pas-pasan,
dan hanya cukup untuk membeli sepasang sepatu kantor berwarna coklat muda. Kak
Eli yang tahu aku sedang kesulitan keuangan lalu mengajak aku belanja ke
Cihampelas. Ternyata Kak Eli memiliki sedikit tabungan dari hasil kerja praktek
saat lulus Diploma 1 di National Hotel Institute dan sebelum Kak Eli lanjut ke
Diploma 2. Kami berdua keliling-keliling mencari baju kerja yang pantas juga tshirt
untuk dipakai saat tidak kerja di rumah Bayu.
Alhamdulillah meski jumlahnya terbatas, aku memiliki baju
dan celana yang cukup layak untuk bekerja di Jakarta. Belakangan salah satu
kaos merah yang Kak Eli belikan ternyata luntur dan menyebabkan baju koleksi
Ibu temanku, terkena dampaknya. Sampai sekarang aku masih malu mengingat
suasana saat itu, dan masih jelas dalam ingatan, saat Ibu Bayu menjerit melihat
baju-baju koleksinya berubah warna.
Sampai kini aku selalu mengingat kebaikan Kak Eli saat itu,
yang bukan cuma rela menyisihkan tabungan yang yang tak seberapa tapi juga
meluangkan waktu mengantar adiknya, dan memilihkan baju yang layak. Sejujurnya,
sangat beruntung memiliki kakak perempuan sebaik Kak Eli. Saat kondisi ekonomi
keluargaku cukup baik, serta kami sekeluarga liburan di Batu (tempat Kak Eli
sekeluarga berdiam), aku dan istri sengaja mengajak Kak Eli sekeluarga ke
Matahari Dept Store, dan mempersilahkan mereka membeli baju, jaket atau celana
yang mereka inginkan. Namun berbagi rezeki saat berpunya tetap tak bisa
dibandingkan dengan berbagi rezeki justru ketika pas-pasan seperti yang Kak Eli
lakukan.
No comments:
Post a Comment