Wednesday, June 20, 2012

Satanic Finance - A.Riawan Amin

Jika saat ini kita punya uang yang cukup untuk membeli satu ekor ayam, maka ketika uang tersebut kita gunakan untuk membeli ayam sepuluh tahun kemudian, maka mungkin kita hanya sanggup membeli  sepasang atau bahkan hanya sebelah “ceker” ayam saja. Sehingga tanpa sadar telah terjadi “perampokan” terhadap kekayaan yang dimiliki seseorang. Sebaliknya pada negara yang menggunakan mata uang Emas/Perak, harga ayam seribu tahun yang lalu tetap sama dengan harga ayam saat ini.
Dahulu kala saat orang menggunakan uang Emas/Perak maka kekayaan yang dimiliki sekaligus sebagai alat tukar mempunyai nilai relatif tetap, dan ketika pada awalnya disepakati menggunakan uang kertas, maka negara yang mempelopori perdagangan dunia, dalam hal ini otoritas keuangan Amerika memastikan bahwa setiap kali mereka merilis uang kertas USD, maka pasti ada cadangan emas pada  otoritas keuangan Amerika senilai uang yang mereka cetak. Agar orang memeliki kepercayaan pada oritas keuangan Amerika, maka pada awalnya mereka menjamin uang USD yang mereka keluarkan dapat ditukarkan dengan cadangan emas tersebut. Namun belakangan otoritas keuangan Amerika mengeluarkan aturan baru, bahwa tidak diperkenankan menukar uang dengan cadangan emas tsb, karena nilai cadangan mereka semakin jauh selisihnya dengan USD yang beredar di pasaran.
Satanic Financial menurut Riawan adalah diimplementasikan-nya tiga aturan setan, yang terdiri dari “Fiat Money” (uang kertas), Fractional Reserve Requirement (cadangan dalam USD yang “dipaksakan” oleh Amerika dan lembaga keuangan kroninya seperti IMF pada dunia dengan jumlah 10% dari total dana yang dikelola), dan interest (bunga, yang sebenarnya dilarang oleh Taurat, Injil dan Qur'an). Ditambah kombinasi sifat manusia yang cenderung serakah, senang berhutang, dan tidak tahu bedanya keinginan dan kebutuhan, maka hal2 ini akan menyeret manusia semakin tersesat dan jatuh. Fakta yang ada saat ini meski otoritas keuangan dengan sistem ini hanya minoritas (1%) di Amerika, namun mereka menguasai 80% perekonomian Amerika, sekaligus 30% perekonomian Dunia. Bagaimana minoritas 1% ini dapat menguasai Amerika juga merupakan hal yang aneh, karena dalam hal ini The Fed sebagai pengelola otoritas adalah swasta dan bukan oleh Pemerintahan Amerika.
Penggunaan Emas/Perak sebagai penukar sesungguhnya sangat diuntungkan dengan sifat emas yang sampai saat ini berjumlah terbatas dan stabil. Namun saat ini pihak2 yang diuntungkan dengan “Fiat Money”, masih terus menerus berusaha menghalangi penggunaan Emas/Perak. Bayangkan betapa besarnya keuntungan yang diperoleh The Fed yang merilis penggunaan USD, dimana dengan mudahnya mereka menukarkan barang apa saja yang menarik di mata mereka di semua belahan dunia, seperti Emas, Gas, Minyak, Mineral, dll. Jadi jika anda mengira penjajahan sudah berakhir anda tentu saja salah besar.
Bagaimana mengerikan-nya dampak tiga aturan setan diatas, kita bisa melihat hancurnya ekonomi negara2 Asia di 1998 dengan permainan uang (menarik USD secara besar2an sebelum jatuh tempo pembayaran hutang, setelah USD membubung tinggi karena hukum supply dan demand dan melepasnya dengan harga “mengerikan” saat jatuh tempo).  Situasi ini menyebabkan mata uang regional jatuh terhadap mata uang USD. Korban sulit untuk menghindar karena sebelumnya diberikan hutang USD dalam jumlah besar terhadap sejumlah pelaku eknomi Indonesia dengan syarat2 mudah. Ketika situasi ini terjadi maka pemilik USD menjadi kaya berkali lipat, sebaliknya pemilik mata uang Non USD, menjadi miskin berlipat lipat. Lalu terjadilah pembelian asset negara korban secara besar2an. Namun bukan cuma itu yang terjadi, pemiskinan mendadak ini ironisnya dapat juga memicu kerusuhan, sampai dengan jatuhnya negara.  Apakah krisis ini hanya terjadi di 1998 ?, sebenarnya tidak karena krisis2 seperti ini “diciptakan” di tahun 1929, 1970 (inflasi), 1987 (Black Monday), 2000 (saham manipulatif), 2006 (stock exchange) dan 2008. Hem tak aneh rasanya kalau Indonesia dengan potensi alam yang begitu kaya, secara terus menerus terjerat hutang tanpa mampu melepaskan diri.
Buku setebal 150 halaman ini unik bukan cuma karena berhasil melakukan simplifikasi terhadap masalah ini, namun juga karena teknik penulisan Riawan memberi kesan seakan akan setan sendirilah yang berbicara, Begitu juga cover dengan bintang “Baphomet”, Eye of Horus serta Piramida dengan puncak terpotong dengan warna dominan merah. Siapa Riawan ? beliau merupakan ahli dalam “Islamic Banking” (dia lebih nyaman istilah ini dibanding “Bank Syariah”), yang meraih gelar master dari University of Texas, dan merupakan mantan PresDir Bank Muamalat selama 9 tahun.            

No comments: