Sebenarnya kalau melihat kualitas gambar Males, agak aneh juga kalau komik ini masuk nominator Europes Association of Graphic Novels Critics and Journalist (ACBD) Award di tahun 2004. Meski secara obyek, penggambaran-nya relatif komprehensif (serta memenuhi bidang gambar) dan juga kritis terhadap waktu, dimana Males menggambarkan jenis mobil, serta mode berpakaian yang berbeda untuk menggambarkan dua periode waktu dalam komik ini, namun tarikan garisnya sama sekali tidak membuat saya terpesona.
Lantas apa kira2 yang membuat komik ini menarik ? saya rasa kunci-nya terletak pada kualitas cerita-nya yang sekiranya dituangkan dalam media film, rasanya layak sekali menjadi salah satu nominasi Academy Award kategori drama. Kenapa judulnya seperti itu ? ya karena buku ini menceritakan pertemuan sepasang manusia yang berbeda, yang satu cantik namun sedikit gila, dan yang satu jelek namun sangat dewasa.
Cerita yang dibahas dalam buku ini adalah saat2 radio masih menjadi media terpopuler di tahun 1930 an, dimana paras rupawan jadi tidak begitu penting, namun suara, intonasi, dan justru wawasan penyiar lah yang menjadi kunci utama sukses-nya bisnis ini. Pada masa itu muncul sebuah nama yang sangat mencolok, yaitu Lloyd Goodman. Namun untuk mengakali acara ini, pengelolanya “nakal” dengan memberi kesan seakan akan Goodman adalah sosok ganteng yang menjadi model dalam iklan siaran radio tsb, sebaliknya Goodman bahkan sangat membenci cermin karena tidak tahan melihat wajahnya yang buruk rupa. Letih dengan kepura-puraan ini suatu saat Goodman memutuskan keluar begitu saja dan menyepi di sebuah tempat terpencil sehingga jauh dari sorotan massa padahal karir-nya di radio sedang menanjak dan mencapai popularitas tertinggi.
Sementara Helen, adalah seorang wanita kembar yang menyaksikan kembaran-nya harus menghadapi maut, dan akhirnya memutuskan kabur dengan tetap merasa seakan akan arwah kembaran-nya tetap berada dalam satu tubuh yang sama yaitu tubuh Helen sendiri, persis seperti kisah Gollum dalam “Lord of The Ring”-nya Tolkien. Karena paras-nya yang cantik, Helen sempat mengalami banyak “gangguan” dalam pelariannya dengan kereta ataupun “hitch hiking” serta tidur di losmen2 kecil atau bahkan kadang di kandang, namun nasib mempertemukan-nya dengan Goodman. Tidak seperti orang2 yang tak nyaman melihat wajah Goodman, Helen justru sama sekali tidak merasa terganggu dan sempat menginap di rumah Goodman dan menjalin persahabatan yang unik.
Pembicaraan diantara mereka akhirnya dapat menumbuhkan kebaikan di masing2 pihak sehingga Helen akhirnya memutuskan kembali ke rumah-nya dan menghadapi kenyataan bahwa Mary kembaran-nya sudah "pergi", sebaliknya Goodman yang sempat menyatakan cinta-nya namun tidak berbalas, akhirnya menemukan kebanggaan dirinya kembali dan memutuskan untuk melanjutkan karirnya di CBN sd meninggal di tahun 1947. Nah.. apakah cerita ini berakhir begitu saja ?, sedikit diluar dugaan, ternyata Helen menyesal seumur hidup terkait penolakan-nya atas ungkapan cinta Goodman, sehingga terus menerus dihantui masa masa indah saat dia menumpang di rumah Goodman, namun waktu dan kesempatan tak lagi berpihak padanya, dan disertai anak perempuan-nya, dia kembali napak tilas di tahun 1984 dan hanya mampu mengenang masa itu dengan duduk di kursi stasiun kereta tua dimana dia mengabaikan ungkapan cinta Goodman. Cerita ini diakhiri dengan sedih, yaitu berpulang-nya Helen, namun digambarkan dengan agak surealis, yaitu dijemput kembaran-nya Mary yang melayang melewati cermin.
No comments:
Post a Comment