Monday, June 10, 2013

1453 - Roger Crowley

Meski Crowley terkesan takjub dengan prestasi Mehmet di usia 21 tahun dalam menaklukkan Konstatinopel, memimpin ribuan pasukan dan menemukan berbagai strategi perang yang unik dan cerdas namun buku ini membuka sedikit karakter kontroversial Mehmet dimana dikisahkan Mehmet mengatur pembunuhan adik nya Ahmet Junior dengan membenamkan-nya di bak kamar mandi.

Sejauh yang saya tahu rasanya ini cuma cap buruk yang ditimpakan sejarawan Crowley pada Mehmet, karena abang-nya sendiri Ahmet Senior dan juga abang yang lain alias Ali bahkan  dengan kedua anak-nya dibunuh oleh pihak2 yang memang mendendam pada keluarga Sultan Murat ayah mereka. Jadi tidak aneh kalau keluarga kerajaan saat itu memang menjadi incaran pembunuh bayaran.

Bukan cuma itu, saat kegagalan armada laut Turki bertempur melawan armada laut bantuan bagi Konstantinopel dikabarkan juga beliau memberikan hukuman yang mengerikan. Hal yang justru tidak kita temukan dalam catatan di pihak Turki. 

Bahkan julukan beliau di Eropa adalah "Si Peminum Darah" serta digambarkan melakukan perusakan besar2an terhadap Konstantinopel, memerintahkan penjarahan, pemerkosaan  dan membunuh orang2 hanya karena memiliki kepercayaan yang berbeda. Padahal yang justru terjadi setelah penaklukan Mehmet membiarkan semua bangsa memeluk dan menjalankan keyakinan masing2 dan justru membangun Konstantinopel menjadi lebih indah dan mengagumkan. Serbuan itu sendiri juga terjadi lebih karena kekeras kepala-an, Konstantinus yang memilih tidak menyerah.

Beliau juga digambarkan tidak segan2 melakukan penyiksaan dengan teknik "sula". Hemm aneh juga bukankah teknik "sula" ini justru dipopulerkan Dracula Balkan alias Vlad yang memang dikabarkan sering menyiksa korban2nya dan merupakan salah satu pemimpin perang Salib.
Di bagian akhir buku, barulah Crowley mengaku, dia nyaris tidak memiliki catatan dari pihak Turki, dan nyaris semua sumber yang dia dapat kebanyakan dari catatan pihak Byzantium.

Bahkan dia mengakui bahwa beberapa catatan yang dia gunakan terkesan kurang dapat dipercaya dan cenderung berlebihan. Saya berpendapat dalam hal ini Crowley tidak melakukan "cover booth side" dan membuat buku yang sebenarnya mengalir dan enak dibaca ini menjadi terkesan tidak fair. Sumber2 seperti Uskup Leonard dari Chios, Nicolo Barboro si ahli kapal, Giacomo Tetaldi si saudagar, Nestor Iskander si pendeta yang diduga sempat berada di kubu Turki Usmani merupakan beberapa sumber yang digunakan Crowley.

Namun catatan pada masa itu memang kadang bersumber dari pihak2 yang takut akan hegemoni Turki sebagai representasi Islam baru, sekaligus menggantikan Arab yang mulai pudar. Dan kampanye hitam ini sangat diperlukan Paus untuk menggalang kekuatan di Eropa yang akhirnya merayakan kematian Mehmet, khususnya karena beliau terus menerus menakluk-kan dan meluaskan daerah kekuasaan serta sudah sempat mencapai Italia khusus-nya di-pinggiran.



Dari beberapa sumber lain yang saya baca, justru Mehmet merupakan salah satu pemimpin yang berusaha menjalankan perintah Qur'an dan Sunah Nabi, itu sebabnya gaya perang-nya mirip seperti Umar Bin Khatab, dan juga Salahuddin, yang membebaskan Yerusalem dengan sangat manusiawi. Bahkan Nabi Muhammad SAW sudah meramalkan beliau jauh2 hari sebelumnya sebagai sebaik-baiknya pemimpin dengan sebaik-baiknya prajurit. 

Berbagai macam teknik perang yang dikenalkan beliau, dan selalu dengan strategi rahasia yang baru terbongkar di saat2 akhir,  seperti melayarkan kapal melewati daratan, pembuatan menara serang, terowongan menembus benteng, pembuatan ibu dari segala meriam, menciptakan armada perang dilaut secara kilat, pengaturan logistik yang nyaris sempurna, penerapan punishment dan reward secara adil, sampai sekarang menjadi bagian dari legenda hebat yang terus dikenang. Termasuk perlakuan manusiawi-nya pada pihak lawan, dan pembangunan luar biasa yang dia lakukan di Konstatinopel yang kini dikenal sebagai Istanbul. 

No comments: