Thursday, June 20, 2013

A Study In Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Bagi yang penasaran dengan bagaimana Holmes bertemu Watson, juga penasaran dengan bagaimana mereka menemukan lokasi tinggal di Baker Street yang akhirnya terkenal di seluruh dunia, penasaran dengan apa pekerjaan Holmes saat pertama kali bertemu Watson, tidak salah lagi buku ini akan menjawab keingintahuan anda. Buku yang dulunya merupakan cerita bersambung di Strand Magazine ini juga dilengkapi tambahan aksi Doyle dalam menyelesaikan misteri kejahatan yang sebenarnya.

Meski merupakan buku pertama tentang Holmes, Doyle sudah langsung menunjukkan bakat-nya yang hebat dalam menulis secara realistis dan dengan deskripsi detail yang sudah merupakan ciri khas-nya. Secara terselubung dan cerdik Doyle juga mengkritisi buku2 detektif sebelum-nya salah satu-nya seperti karya Poe, dengan menggunakan komentar Holmes dalam buku ini. Sebenarnya tidak aneh juga kalau Doyle bisa lebih realistis, maklum sebagian karakter Holmes memang merupakan karakter yang terinspirasi dari salah satu dosen-nya Dr. Joseph Bell.



Andrew Taylor dalam buku Books That Changes The World, bahkan memasukkan karya ini dalam 50 buku paling berpengaruh sekaligus turut mengubah  dunia. Metoda yang digunakan Holmes yakni analisis deduktif jelas2 dapat digunakan dalam dunia nyata. Begitu juga metode Footprint yang dapat memperkirakan berat, tinggi, jenis sepatu, arah berjalan, dan lain2.

Anehnya karya ini persis seperti Kolonel Sanders dengan racikan ayam goreng tepung-nya, pernah berkali kali ditolak. Karya yang awalnya berjudul "A Tangled Skein" ini tidak sukses dan hanya meraih 25 Poundsterling dan diterbitkan dalam bundel Natal setahun setelahnya.

Untunglah editor andal Greenhough Smith memutuskan untuk menghadirkan-nya sebagai cerita bersambung di Strand Magazine yang akhirnya menelurkan kolaborasi sukses dan sangat signifikan dalam meningkatkan oplah majalah tersebut. Namun tak urung buku ini menimbulkan kontroversi, sehingga pewaris Doyle, terpaksa meminta maaf pada kaum Mormon yang digambarkan secara salah dalam buku ini.

Garis besar-nya sendiri bercerita tentang dua pembunuhan berturut turut di Inggris yang sempat memunculkan tersangka yang sebenar-nya tidak tahu apa2. Penyelidikan Holmes akhirnya dapat membuktikan bahwa tersangka tersebut hanyalah korban, dan pembunuh sebenarnya adalah seorang mantan penganut Mormon yang kabur dari kumpulan, dan menaruh dendam atas meninggal-nya seorang wanita. Kilas balik di Amerika, mengingatkan saya akan karya2 Karl May, dan digambarkan oleh Doyle dengan cantik.

Ketika akhirnya menyadari bakatnya menulis berujung sukses, maka Doyle yang lahir di Edinburgh tanggal 22/5/1859, salah satu kota terindah di Dunia  meninggalkan dunia kedokteran dan fokus sebagai penulis cerita detektif.

No comments: