Monday, June 10, 2013

Danur - Risa Saraswati

Hemm bagi yang suka nama Danur jangan langsung buru2 menggunakan nama ini untuk memberikan keponakan, atau anak anda yang baru lahir ya. Karena, arti dari kata ini adalah cairan yang keluar dari mayat saat proses pembusukan. Sepertinya Risa pengarang kelahiran 1985, menggunakan nama ini sebagai judul karena, bau cairan ini sering sekali mengiringi penampakan mahluk yang biasa kita sebut sebagai hantu.

Saya sendiri tertarik membaca buku ini setelah beberapa kali melihat "penampakan" Risa, wanita Sunda berpostur "sehat" dengan wajah bulat serta ekspresi polos yang mengarang Danur dalam acara Tukul, dan Dedi Corbuzier.

Lantas apa sih yang diceritakan Risa ?, jadi dalam buku yang terdiri dari beberapa bab ini, Risa menceritakan dirinya, namun juga "sahabat" nya sejak kecil di rumah Belanda yang ditinggali keluarga-nya. Melengkapi cerita ini, Risa yang juga alumni Teknik Sipil salah satu PTS di Bandung ini menambahkan pengalaman lain-nya di lokasi2 yang berbeda beda.

Cerita nya cukup menarik dan menggambarkan mengenai arwah2 penasaran seperti anak2 Belanda yang dibantai Jepang saat perang kemerdekaan. Hal ini dimungkinkan karena Risa dapat melihat mereka dan bahkan juga berkomunikasi, hanya saja tidak dijelaskan bahasa apa yang dipakai. Sejarah memang mencatat bagaimana warga Belanda diperlakukan secara kejam oleh tentara Jepang.



Risa juga cukup sensitif, sehingga cenderung mudah  kesurupan, khususnya jika dia menolak interaksi, namun mahluk2 tsb memaksa mengendalikan jasad Risa. Hal2 ini bisa terjadi di tempat2 seram, ataupun saat di mobil ketika melintasi lokasi2 tertentu. Namun uniknya Risa sendiri bingung apakah ini kelebihan yang perlu disyukuri atau lebih tepat kutukan. Risa yang sejak kecil memang sering dikira orang berbicara sendiri ini akhirnya berusaha menerima keunikan tersebut menjadi bagian dari hidupnya.

Dari sudut pandang agama, AFAIK apa yang dilihat Risa ini bukanlah arwah yg sebenarnya, melainkan mahluk2 halus yang memang berfungsi sebagai pendamping alias Qarin, namun penampakan di dimensi lain, memang benar2 menyerupai almarhum khususnya saat kematian.

Apapun, buku ini cukup menarik, meski kurang detail saat menggambarkan lokasi dan sejarah dimasa dimana para arwah kehilangan jasad-nya, dan kita bisa belajar dari "mereka" bagaimana hidup seharusnya lebih dihargai. Cerita ini juga mengingatkan saya akan cerita Ibu saya saat orang2 tertentu  meninggal dunia di kampung, dimana Qarin ini kadang merasuki hewan2 di hutan, yang lalu berkomunikasi layak-nya almarhum. Hemm cerita yang menarik namun tidak saya anjurkan dibaca orang yang penakut.
 

No comments: