Tuesday, April 14, 2015

Jalan-jalan ke Lombok Part #4 of 5 : Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air


Selasa, tanggal 3/7/2007, di pagi hari setelah sarapan, jam 08:00 kami sudah bersiap-siap mengenakan pakaian renang dan menunggu Edie Sur menjemput kami.  Kali ini dia berada pantai di belakang hotel karena kami tidak menggunakan Kijang seperti kemarin, namun sebuah perahu nelayan bernama “Hercules”. Setelah didorong empat pria dewasa menuju pinggir pantai, maka tepat jam 08:25 kami pun langsung meninggalkan pantai Lombok menuju ketiga Gili.




Cuaca sangat cerah, dan angin bertiup kencang, permukaaan air terlihat warna warni antara biru dan hijau, kami menyusuri pantai menuju ketiga Gili yang artinya pulau, nampak beberapa karang berukuran besar yang mirip dengan Batu Layar di Pangandaran. Tak lama mulai terlihat lamat-lamat sosok Gili Trawangan dengan pantainya yang putih bersih dan laut yang berwarna hijau cerah dan juga biru. Setelah berlabuh tepat jam 09:30 kami langsung menyewa Cidomo, yakni kereta kecil yang ditarik kuda. Pengalaman pertama saya mengelilingi pulau kurang dari sehari. Di Gili Trawangan kita bisa melihat berbagai pantai dengan mengitari pulau. Meski di beberapa tempat nampak banyak bule dan tentu saja warung minuman keras, namun karena disini dilarang menggunakan kendaraan bermotor suasananya tetap relatif tenang.




Setiap Gili, memiliki ciri khasnya sendiri, Gili Air memiliki mata air yang dapat digunakan seluruh penghuni pulau, Gili Meno memilki danau garam yang eksotis meski tidak memiliki air, dan Gili Trawangan memiliki perbukitan yang dengan sendirinya memiliki pemandangan terbaik diantara ketiga Gili lainnya. Setelah puas naik Cidomo, kami menuju pantai untuk memulai snorkling, Edie Sur yang benar2 paham situasi di sini menentukan suatu titik yang dilintasi arus sehingga perjalan snorkling kami seakan akan menelusuri jalan tak terlihat yang dapat dilalui hanya dengan diam. Rute ini juga relatif aman dari speed boat, dan karang2 bawah airnya luar biasa indah.




Memulai snorkling dari pantai sangat berbeda dengan dari perahu, pasir-pasir yang masuk ke sepatu katak sangat menyiksa, dan membuat kaki baret-baret dan perih ketika terkena air laut. Sedangkan kalau dari perahu meski lebih mudah, namun saat naik ke perahu sama sekali bukan hal yang mudah, karena perahunya tidak menyediakan tangga.




Puas berenang dan melihat berbagai macam ikan, kami lalu mengunjungi semua Gili dan lalu minum air kelapa sambil berselonjor di warung milik penduduk setempat, wah benar-benar nikmatnya liburan.  Setelah makan siang di warung milik penduduk, kami kembali menuju hotel, dan tepat jam 13:00 "Hercules" berlabuh di pinggir pantai. 

Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2015/04/jalan-jalan-ke-lombok-part-5-of-5-hari.html

No comments: