Selasa, tanggal 3/7/2007,
di pagi hari setelah sarapan, jam 08:00 kami sudah bersiap-siap mengenakan
pakaian renang dan menunggu Edie Sur menjemput kami. Kali ini dia berada pantai di belakang hotel
karena kami tidak menggunakan Kijang seperti kemarin, namun sebuah perahu
nelayan bernama “Hercules”. Setelah didorong empat pria dewasa menuju pinggir
pantai, maka tepat jam 08:25 kami pun langsung meninggalkan pantai Lombok
menuju ketiga Gili.
Cuaca sangat
cerah, dan angin bertiup kencang, permukaaan air terlihat warna warni antara
biru dan hijau, kami menyusuri pantai menuju ketiga Gili yang artinya pulau,
nampak beberapa karang berukuran besar yang mirip dengan Batu Layar di
Pangandaran. Tak lama mulai terlihat lamat-lamat sosok Gili Trawangan dengan
pantainya yang putih bersih dan laut yang berwarna hijau cerah dan juga biru.
Setelah berlabuh tepat jam 09:30 kami langsung menyewa Cidomo, yakni kereta
kecil yang ditarik kuda. Pengalaman pertama saya mengelilingi pulau kurang dari
sehari. Di Gili Trawangan kita bisa melihat berbagai pantai dengan mengitari
pulau. Meski di beberapa tempat nampak banyak bule dan tentu saja warung minuman
keras, namun karena disini dilarang menggunakan kendaraan bermotor suasananya
tetap relatif tenang.
Setiap Gili,
memiliki ciri khasnya sendiri, Gili Air memiliki mata air yang dapat digunakan
seluruh penghuni pulau, Gili Meno memilki danau garam yang eksotis meski tidak memiliki air,
dan Gili Trawangan memiliki perbukitan yang dengan sendirinya memiliki
pemandangan terbaik diantara ketiga Gili lainnya. Setelah
puas naik Cidomo, kami menuju pantai untuk memulai snorkling, Edie Sur yang
benar2 paham situasi di sini menentukan suatu titik yang dilintasi arus
sehingga perjalan snorkling kami seakan akan menelusuri jalan tak terlihat yang
dapat dilalui hanya dengan diam. Rute ini juga relatif aman dari speed boat,
dan karang2 bawah airnya luar biasa indah.
Memulai snorkling
dari pantai sangat berbeda dengan dari perahu, pasir-pasir yang masuk ke sepatu
katak sangat menyiksa, dan membuat kaki baret-baret dan perih ketika terkena
air laut. Sedangkan kalau dari perahu meski lebih mudah, namun saat naik ke perahu
sama sekali bukan hal yang mudah, karena perahunya tidak menyediakan tangga.
Puas berenang dan
melihat berbagai macam ikan, kami lalu mengunjungi semua Gili dan lalu minum
air kelapa sambil berselonjor di warung milik penduduk setempat, wah
benar-benar nikmatnya liburan. Setelah
makan siang di warung milik penduduk, kami kembali menuju hotel, dan tepat jam
13:00 "Hercules" berlabuh di pinggir pantai.
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2015/04/jalan-jalan-ke-lombok-part-5-of-5-hari.html
Lanjut ke http://hipohan.blogspot.co.id/2015/04/jalan-jalan-ke-lombok-part-5-of-5-hari.html
No comments:
Post a Comment