Rabu, tanggal 4/7/2007,
pagi hari kami keluar hotel dan menyusuri pantai kearah kanan, meski jarang
masih ada beberapa hotel di sisi ini, salah satunya nampaknya milik group Blue
Bird. Anak-anak bermain di pasir pantai dan lalu berenang. Suasana sangat
tenang, hanya ada kami langit dan laut sepanjang mata memandang. Saat kembali
pulang saya membeli miniatur perahu tradisional
untuk melengkapi koleksi miniatur perahu kami dirumah.
Sebelum lupa, meski
pantai depan hotel kurang asik karena banyak karang, namun dari pantai Qunci
Villas ini kita dapat menikmati keindahan
Gunung Agung yang berdiri angkuh, dan kalau cuaca cerah terlihat jelas dengan
puncak yang menjulang diselimuti awan. Begitu juga sunset terlihat dengan jelas di lokasi ini.
Siang hari kami
ke pusat penjualan oleh-oleh khas Lombok, khususnya mutiara. Jangan berpikir
kami membeli mutiara indah berharga mahal, sejujurnya saya dan istri bukan penggemar
perhiasan, bagi kami mutiara cacat dan sempurna bahkan tidak ada bedanya.
Setelah belanja berbagai mutiara, kami kembali makan siang di Ayam Taliwang,
kali ini belajar dari pengalaman sebelumnya saya dan Si Sulung meminta pedas
biasa saja.
Sore hari kami
bersantai sambil menunggu sunset dan saya menyelesaikan novel Hario Kecik “Badak Terakhir” yang memang asik sekali
dibaca. Setelah maghrib, kami kembali makan di salah satu restoran di pusat
keramaian Senggigi. Keesokan harinya Kamis, tanggal 5/7/2007 sekitar jam 13:00 kami
akhirnya pulang dan kembali ke Bandung. Liburan yang nyaris gagal ini akhirnya
diselamatkan sosok bernama Edie Sur. Entah dimana sekarang beliau berada, namun
pada jalan-jalan kali ini saya belajar bahwa di lokasi-lokasi tertentu Tour
Guide akan sangat memudahkan perjalanan kita.
No comments:
Post a Comment