Pagi-pagi kami langsung
sarapan di lantai dasar, harus ekstra hati-hati mengingat menu masakan orang
Jepang banyak mengandung babi. Saya lebih memilih memperbanyak buah-buahan dan
sayur. Saya sudah sadar benar selama di Jepang tidak akan mungkin menikmati
makanan enak ala Indonesia.
Menjelang jam 09:00 kami
berjalan dari hotel menuju Kaihimmakuhari Station sekitar 900 meter dari hotel.
Rutenya menarik karena ada banyak jembatan penyebrangan, sehingga kami relatif
tidak terpapar matahari. Dari sini kami via Keiyo Line (berwarna merah)
langsung menuju Maihama Station, yakni stasion terakhir sebelum masuk ke
kawasan Disneysea / Disneyland.
Rutenya berturut turut
adalah Shin Urayasu - Ichikawa Shiohama – Futamatashimmachi – Minami Funabashi
– Shin Narashino – Maihama. Karena teriknya matahari, istri memutuskan naik
kereta khusus Disney sampai ke Disneysea. Mirip dengan kereta khusus Disneyland
Hongkong, gantungan tangan penumpang kereta dan juga jendela berbentuk silhuet
Mickey Mouse.
Untuk naik kereta di
Jepang sebaiknya pilih waktu diatas jam 08:00 dan kembali diatas jam 21:00,
untuk menghindari puncak kesibukan karyawan di Tokyo. Saat meilihat wajah-wajah kaku (namun tetap
sopan) karyawan di Jepang, saya ingat cerita Lusi, dimana 10 tahun lalu semua
sibuk membaca buku, namun kini sibuk dengan mobile phone (kebanyakan orang Jepang
lebih suka pakai iPhone ketimbang merk lain).
Sesampai di Disneysea,
saya sempat kuatir dengan hasil print out tiket karena pakai printer rumah dan
kertas A4 biasa, ternyata alhamdulillah keempat tiket hasil printout dengan
printer ink jet rumahan berhasil menembus gate Disneysea.
Istri langsung mencari map
dengan bahasa Indonesia dan skedul acara hari ini, serta mencocokkannya dengan
itinerary yang sudah dia buat. Mencakup Mediterranian Harbor, American
Waterfront, Port Discovery, Lost River Delta, Mysterious Island, Mermaid
Lagoon, dan Arabian Coast. Namun kami
akhirnya terpaksa melewatkan Mermaid Lagoon dan Mysterious Island, karena
musibah yang akan saya ceritakan belakangan. Berikut ini destinasi yang
berhasil kami selesaikan.
- Mediterranian Harbor
- Venetian Gondola (menyusuri Mediterranian Harbor sambil diiringi nyanyian pengayuh gondola menyanyikan Santa Lucia) antri sekitar 20 menit.
- American Waterfront
- Toy Story (masuk ke wahana berbentuk kereta dengan sasaran tembak efek 3D sepanjang jalan) antri sekitar 80 menit.
- Broadway (pertunjukan musik dan opera) tidak antri karena pas jam masuk.
- Turtle Talk (pertunjukan real time dengan alat percakapan khusus dengan hewan laut dalam wahana berbentuk kapal raksasa SS Columbia) antri kira2 30 menit.
- Nemo (simulator kapal selam dengan efek kursi yang bergerak sesuai gerakan kapal, dan memungkin kita berinteraksi dengan dunia Nemo dan kawan-kawannya) antri kira-kira 30 menit.
- Arabian Coast
- Makan siang di Casbah Arabian Coast.
- Sinbad (masuk ke dunia boneka dengan kapal, yang menceritakan berbagai pengalaman Sinbad sang pelaut) tidak antri karena pas jam masuk.
- Magic Lamp (pertunjukan 3D dengan tokoh Genie si Jin dengan Lampu Ajaib) tidak antri karena pas jam masuk.
- Lost River Delta
- Hangar Stage (pertunjukan laser, nyanyian dan tarian dengan tema pramuka yang tersesat dalam hutan) tidak antri karena pas jam masuk.
- Indiana Jones Crystall Skull (salah satu episode film Indiana Jones dengan berbagai pengalaman menegangkan) antri sekitar 45 menit.
- Pesta Kembang Api Fantasmic
Saat di Hangar Stage
istri mendadak pucat, tangannya menggerayangi tas berkali-kali, ternyata HP
Samsung Note nya hilang. Mengingat ada
ratusan nomor HP penting mulai dari pasien, vendor dan juga dinas kesehatan.
Belum lagi catatan2 penting seperti pesanan obat, nomor rekening dll istri
langsung lemas.
Begitu acara di Hangar Stage selesai,
setelah yakin HP nya hilang, saya lalu memutuskan kembali ke Casbah Restaurant,
Si Bungsu menemanin, namun karena kondisi kakinya sudah lecet parah, saya
menenteng sepatunya sementara dia terpaksa dengan kaki telanjang menyusuri
jalan ke Casbah. Sayang petugas di bagian depan kesulitan memahami pertanyaan
saya, meski dia lalu minta salah seorang petugas wanita bantu menjelaskan.
Tidak berputus asa, dia akhirnya menyerahkan peta dengan huruf kanji dan
menunjuk satu titik dimana kami bisa bertanya kembali.
Dari sini saya dan Si
Bungsu kembali berjalan melewati Kapal Selam Nautilus menuju gerbang depan, dan
bertanya dengan petugas Lost and Found yang ramah, setelah menjelaskan
spesifikasi HP, warna dompetnya, Sang Petugas via aplikasi komputer lalu
mencocokkan foto yang ada di dompet HP istri dengan wajah kami berdua. Lalu
menjelaskan bahwa HP telah ditemukan namun bukan di Casbah melainkan di wahana
Magic Lamp.
Maka dengan berdebar-debar kami langsung kembali ke Magic Lamp, dan
seorang petugas wanita bernama Ishihara membantu kami, dan alhamdulillah HP
istri kembali ditemukan. Luar biasa memang kejujuran orang-orang di Jepang,
sampai-sampai Si Bungsu berkaca-kaca menahan haru. Kami kehilangan hampir 2 jam
karena insiden ini, dan sebagai akibatnya kehilangan dua wahana yang sudah kami
rencanakan sebelumnya yakni satu di Mysterious Island dan satu di Mermaid
Lagoon.
HP Ini bukan cuma sekali
hilang, saat masih saya pakai setahun lalu sempat hilang juga saat di Penang,
untung yang menemukannya bisa dikontak dan bersedia mengembalikannya kembali
pada saya. Jadi ini satu2nya HP kami yang pernah hilang 2x diluar negeri namun
kembali dengan selamat. Entah kalau hilang di dalam negeri, saya 2x mengalami
kehilangan dan tak pernah kembali hingga kini.
Terakhir kami menikmati pesta
kembang api Fantasmic di tengah-tengah perairan Mediterranian Harbor. Kami
melewati area Mermaid Lagoon dengan latar belakang Mount Prometheus yang mengepulkan
asap tebal. Meski belum menyaksikan sebagian besar wahana namun kami cukup
puas. Petugas di Disneysea meski tegas namun tetap ramah, saya sempat ditegur karena berdiri di perahu saat menaiki gondola dan sempat diomelin karena memegang
botol minuman yang tak boleh dipegang sembarangan serta dilarang memakai kamera
saat pertunjukan Broadway.
Saran bagi yang ingin ke
Disneysea, datanglah lebih pagi, usahakan beli tiket online untuk menghindari
antri, hindari wahana dengan antrian sangat panjang dan diubah prioritasnya ke
sore/malam. Jika dimungkinkan dengan single ride, akan lebih mudah dalam
antrian, dan kalau memungkinkan cari cara untuk menggunakan fast pass. Gunakan
sepatu yang nyaman, karena kedua anak saya mengalami lecet kaki yang lumayan
parah.
Mengamati para pengunjung
yang datang, sebagian cukup fanatik dengan mengenakan pernak pernik Disney,
namun sempat heran juga melihat pasangan muda-mudi Jepang yang menggunakan
pakaian tradisional di beberapa lokasi di Disneysea.
Untuk snack sepanjang
jalan ada popcorn berbagai rasa, kue moci, juga mesin minuman segar seharga 100
Yen sd 160 Yen sepanjang jalan. Malam hari karena makan malam di Disneysea
harganya naik dua kali lipat kami memutuskan membeli makan malam kembali di
Lawson, Hotel Tokyo Bay Makuhari. Sekitar jam 21:00 kami akhirnya sampai di
hotel dalam keadaan lelah luar biasa, hitungan kasar saya, paling tidak
menempuh jarak sekitar 14 km.
Link berikutnya di http://hipohan.blogspot.com/2018/07/jalan-jalan-ke-tokyo-part-5-dari-8-duty.html