Thursday, July 18, 2019

Gua Pawon


Tidak pas kalau menulis tentang Stone Garden Geopark namun mengabaikan Gua Pawon. Karena gua ini merupakan bagian penting dari Karst Rajamandala, dan untungnya ada rute mendaki kearah Stone Garden Geopark yang bisa ditempuh dalam waktu 15 sd 30 menit tergantung stamina.  Mana yang mau didatangi duluan sepenuhnya terserah kita, jaraknyapun tidak terlalu jauh. Ketinggian Gua ini sekitar 575 MDPL yang artinya sekitar 200 meter lebih rendah ketimbang Stone Garden Geopark yang berada di bagian puncak.





Bagaimana cara ke Gua Pawon, pertama anda bisa ke Stone Garden Geopark setelah menikmati sunrise, lalu berjalan kaki turun menelusuri lembah ke Gua Pawon atau langsung ke Gua Pawon yang berjarak kira2 10,3 km dari Gerbang Tol Padalarang. Setelah sekitar 8 km, kita belok kanan dan menempuh rute off road sekitar 2 km sampai ke Gua Pawon. 




Berbeda dengan Stone Garden yang memiliki lokasi parkir 4x lebih luas, Gua Pawon area parkirnya lebih terbatas, kira-kira cukup untuk sekitar 10 kendaraan roda empat. Namun karena pas kedatangan kami , suasana cukup sepi, maka dengan mudah kami langsung memarkirkan kendaraan kami di sini.  Tiket masuk sekitar IDR 10.000 per orang. 

Karena pulangnya kami berencana berenang, Si Bungsu sudah sejak awal menggunakan pakaian renang dibalik jilbabnya. Sambil bercanda kami bergurau bahwa Si Bungsulah yang persiapannya paling sempurna mengingat area gua ini dulunya adalah Laut Dangkal Purba pada zaman Miosen. 
Panjang gua sekitar 38 meter,  dengan lebar 16 meter, sementara tinggi atap tidak diketahui pasti karena sebagian sudah runtuh “diseruduk” Pohon Binong. Sayangnya sebagian lantai gua mengalami kerusakan karena digali masyarakat setempat untuk menambang fospat di kedalaman 4 sd 5 meter. Tebing disekitar gua, berwarna putih karena memang terbentuk dari kapur, dimana pada zaman Miosen merupakan terumbu karang raksasa sebelum akhirnya lapisan tersebut terangkat ke permukaan karena pergerakan lempang bumi, dan menjadi Karst Rajamandala yang kita kenal sekarang.  Bagaimana kita membuktikan bahwa gua ini berumur sangat tua, salah satunya adalah penampakan tiang alami dalam gua yang merupakan stalaktit dan stalakmit yang akhirnya menyatu setelah melewati proses yang sangat lama. 






Flora yang umum disini adalah Pohon Binong, yang memang dapat tumbuh di bebatuan, namun juga menjadi tersangka robohnya atap gua di beberapa tempat karena batang kuatnya yang dapat mencapai tinggi belasan meter. Lalu Bambu Hitam yang juga dapat tumbuh lebat di tanah kering berbatu. Sedangkan fauna yang ada disekitar sini adalah Monyet Ekor Panjang dan Kelelawar Pedan Jawa yang urinenya berbau sangat tajam dan memenuhi sekitar gua. 

Gua ini terdiri dari beberapa fungsi yang dimanfaatkan oleh manusia purba, yakni ruang lumbung padi, dan adapat diakses melalui pintu masuk yang menghadap ke barat laut, dan berada pada ketinggian 10 meter diatas pintu masuk gua. Mulut gua sendiri memiliki ketinggian 13 meter dengan lebar 4,5 meter.  Ruangan berikutnya adalah Ruang Lawa (Kamar Hiji), memiliki ketinggian 585 MDPL dan langit2nya dihuni koloni kelelawar dengan lapisan tanah dibawahnya dipenuhi oleh guano. Ruangan lain dinamakan Ruangan Arkeologi (Gua Kopi), ruangan dengan pintu masuk menghadap ke utara, dengan lebar 4 meter dan tinggi 7 meter, disinilah ditemukan berbagai rangka manusia, artefak, kepingan tulang vertebrata, dan sisa2 makanan manusia purba. 

Dua ruangan terakhir yakni Ruang Angin (Kamar Tujuh) dinamakan ruangan angin, karena suasananya yang sejuk, dan kita bisa merasakan tiupan sepoi2 angin, dan yang terakhir Ruang Peteng (Gua Pete), yang digunakan sebagai tempat bertapa.  Pada beberapa atap gua,karena memiliki lubang, jika cahaya matahari pas masuknya, akan memberikan nuansa khusus. 

Kita masih dapat menyaksikan replika Manusia Gua Pawon disini, yang ditemukan tim Balai Arkeologi Bandung pada Juli 2003. Diperkirakan rasnya adalah mongoloid, dan berdasarkan analisa karbon, diperkirakan usia rangka ini sekitar 5600 sd 9500 tahun yang lalu. Artefak yang ditemukan antara lain gerabak, perhiasan, spatula, dll. 
  

No comments: