Tuesday, July 23, 2019

Jalan-Jalan ke Bandar Lampung dan Pahawang Part #2 dari 7 : Ferry Executive dan Tol Terbanggi Besar



Agar dapat menghemat waktu, kami memutuskan menaiki Ferry Executive yang baru saja dibuka ASDP setahun ini, karena tiketnya bisa dipesan secara online, maka adik langung beli untuk keberangkatan tanggal 13/7/2019 dan kepulangan tanggal 15/7/2019.  Harga tiket IDR 579.000 per mobil. Berangkat setiap jam genap dari Merak dan setiap jam ganjil dari Bakauheni. Harga tsb sudah termasuk biaya penyeberangan seluruh penumpang dalam satu mobil yang sama.
Adik juga booking 2 kamar di Hotel Pop ! kawasan Walter Monginsidi dengan diskon Traveloka seharga @ IDR 295.000, sementara istri memesan 1 cottage untuk keluarga dengan jumlah anggota maksimal 8 orang, juga sewa perahu (private boat) dan 4x makan, termasuk perlengkapan snorkling, parker mobil di dermaga Ketapang, dokumentasi (juga foto bawah air) dan nelayan setempat yang akan menemani kami selama perjalanan dengan total biaya IDR 6.000.000. 




Kejutan juga melihat bahwa konsep terminal Ferry saat ini sudah jauh berubah, karena ASDP bahkan memfasilitasi terminal ini dengan garbarata, mall dan tentu saja berbagai restoran/coffee shop. Hanya saja kami tidak sempat eksplorasi, karena sudah keburu masuk kapal. Karena belum sarapan, kami memutuskan sarapan ala kadarnya dengan aneka roti dan mie instan.




Suasana kapal lebih baik ketimbang ferry biasa, namun masih kalah jauh mentereng ketimbang terminal dan mallnya. Begitu kapal berlabuh, kami segera masuk mobil dan langsung tancap gas menuju Bandar Lampung. Tolnya sangat sepi, suasana di tol agak-agak mirip tol Soreang – Pasir Koja di Bandung.  Nampak dikejauhan alam Lampung  dengan ciri khas bukit dan pegunungan yang berlapis-lapis.  Ada spot menarik di sisi kiri jalan tol, sayang saya tidak sempat mengabadikannya krn istri kuatir kalau harus berhenti di bahu jalan meski jalan tolnya cukup lengang.

Googlemaps mengarahkan kami keluar di penunjuk jalan dengan tulisan Kawasan Industri, merasa ganjil dengan penunjuk jalan tersebut kami memutuskan keluar di gerbang tol berikutnya, ternyata jalan menuju Bandar Lampungnya sangat jelek jadi agak menyesal tidak mengikuti saran Googlemaps. Pikir-pikir, ironis juga jalan tol yang sudah baik, malah diakhiri dengan jalan hancur menuju Bandar Lampung. Biaya tol Bakauheni – Kotabaru sekitar 63.000.




Akhirnya sampailah kami di Kota Bandar Lampung, kota ini merupakan 1 dari 2 kota besar lainnya yang ada di propinsi Lampung, kota satunya dikenal dengan nama Metro, diluar kedua kota ini ada 13 kabupaten.  Kesan sepintas, kota ini bersih, dan  cukup menarik, jalan-jalannya lebar, turun naik dan mulus, di beberapa spot terlihat pemandangan ke teluk Lampung yang indah. Namun terlihat cukup banyak pengemis berkeliaran, sepertinya harus jadi masukan bagi pemerintah setempat.

Link berikutnya https://hipohan.blogspot.com/2019/07/jalan-jalan-ke-bandar-lampung-dan_58.html

No comments: