Thursday, October 03, 2013

The Illustrated Book of Laozi - Zhou Chuncai

Beberapa hari lalu saya melihat acara di Net. TV mengenai komik. Dalam acara tersebut salah satu nara sumber yakni Mansjur Daman (yang dikenal dengan komik Mandala pendekar sungai ular) cerita mengenai larangan membaca komik di masa itu. Namun generasi kini justru boleh membaca komik sesuka mereka, dan bahkan menggunakan komik untuk menjelaskan kompleksitas sains. Kita dapat dengan mudah menemukan komik fisika Larry Gonick, atau bahkan mengenai investasi karya Lukas dan Thomdean.

Siapa Zhou Chuncai ? Beliau adalah sorang pelukis dan juga penulis. Buku ini adalah salah satu karya-nya dalam memopulerkan kebudayaan China. Dengan menampilkan pemikiran Laozi dalam komik tentu kita berharap ini menjadi lebih "empuk" untuk dipahami. Namun ternyata komik ini tidak banyak membantu, sehingga gambar2 yang ada terkesan cuma pelengkap. Akan tetapi komik ini tetap layak dibaca, sambil berharap kebijaksanaan Laozi bisa kita serap dengan hati sekaligus hati2. Meski akhirnya kata2 lah yang lebih banyak membantu pemahaman kita. 
Waktu paling tepat untuk menghadapi permasalahan adalah sebelum permasalahan itu muncul. Hemm ini salah satu petuah Laozi yang hidup di abad ke 6 SM (era dinasti Zhou). Luar biasa bukan ?, dan beliau juga dikenal sebagai pendahulu Konfusius yang seakan akan hadir untuk memberikan kita cermin dalam menilai hidup kita sendiri.



Laozi juga tidak berbicara mengenai Tuhan secara eksplisit,namun  dia menggantinya dengan "Jalan Langit" atau kadang disebut "Yang Agung". Bagi Laozi "Jalan Langit" sudah ada sebelum langit dan bumi terbentuk, tidak bersuara dan tidak berwujud, berdiri sendiri dan tak pernah berubah, berputar tanpa pernah beristirahat, namun Laozi tak mampu menyebut nama-Nya secara eksplisit. Uniknya kata jalan yang berasal dari kata "Dao" dalam kamus Erya mengenai kata2 kuno berarti 'Jalan Yang Lurus" hemm sangat menarik dan selaras dengan Islam.

Kesan kuat lain yang saya tangkap atas apa yang disampaikan Laozi dalam nasihatnya, adalah keselarasan. Sebagai contoh bagi Laozi ada dan tiada adalah konsep yang saling melengkapi, sebuah gelas dianggap "ada" jika dia memiliki "ketiadaan" (ruang kosong) di dalam-nya. Sebagaimana "kebaikan" menjadi ada karena eksistensi "kejahatan". Kekurangan ada untuk menciptakan keutuhan, bengkok untuk menciptakan lurus, kerendahan untuk menciptakan ketinggian, lapuk untuk menciptakan baru. Bukan cuma itu Laozi juga menyimpulkan milikilah-lah sedikit agar mendapat lebih banyak, dan milikilah banyak maka kau akan kehilangan.
Laozi juga banyak menyinggung soal kepemimpinan, seperti jika seorang ingin menempatkan dirinya didepan semua orang (pemimpin) maka dia harus menempatkan kepentingan-nya di belakang semua orang. Hemm benar2 petuah yang menarik, sekaligus mengingatkan saya akan Khalifah Umar Ibnu Khatab.

Laozi menganggap ada tiga harta di dunia, yang pertama adalah "kasih", kedua adalah "kesederhanaan" dan yang ketiga "mendahulukan kepentingan yang lain". Kriteria pertama alias "kasih" membuat seorang menjadi "kehilangan ketakutan", kriteria kedua "kesederhanaan" adalah membuat seseorang menjadi "makmur" dan kriteria ketiga "mendahulukan yang lain" bagi Laozi adalah kriteria pemimpin sejati, karena orang akan memilih pemimpin yang tak mementingkan diri sendiri.

Kali lain Laozi menggambarkan orang2 yang memilih "Jalan Langit", jika tinggi ia diturunkan, jika rendah ia ditinggikan. Jika berlebihan ia dikurangi, dan jika kekurangan diisi kembali. Namun jalan manusia cenderung sebaliknya, yakni mengurangi yang kekurangan dan menambah yang berlebihan. Siapa yang dapat berlaku adil pada yang kelebihan dan yang kekurangan, dialah yang memilih jalan sebagai pegangan hidupnya. 

Bagi Laozi orang yang memilih "Jalan Langit", akan dapat mengetahui segala hal di dunia tanpa perlu keluar pintu, melihat apapun meski tak membuka jendela, dengan kata lain mampu memahami tanpa melihat, dan selalu memperoleh meski tak bertindak. Sebaliknya orang yang tidak memilih jalan, tidak mengetahui apapun meski sudah pergi kemana-mana, tidak melihat apapun, meski mata-nya tidak buta.

Laozi juga menekankan penting-nya menjadikan diri sendiri sebagai parameter, karena mengenal orang lain adalah kebijaksanaan, namun mengenali diri sendiri adalah kepandaian. Menaklukkan orang lain adalah kekuatan namun namun menaklukkan diri sendiri adalah kehebatan.

Buku Laozi ini terdiri dari dua bab besar yakni Dao (jalan) dan De (kebajikan) sehingga biasa digabung menjadi Daodejing. Dibuat dalam bentuk prosa liris sehingga sangat sesuai dengan filosofi yang dikandung-nya. Dao sendiri mungkin bisa dianalogikan sebagai hubungan dengan pencipta, sedangkan De adalah hubungan dengan sesama, lagi2 mirip dengan konsep hablum minallah (hubungan dengan pencipta) dan hablum minannas (hubungan dnegan sesama) dalam Islam yang harus berjalan bersama-sama.  Akhir kata membaca buku ini dengan hati sekali lagi menyadarkan kita akan makna hidup. 

No comments: