Friday, December 09, 2016

Etika Berlalu Lintas

Kemarin malam (8/12/2016) saat menyetir dan "bermacet ria" di Tomang, nampak sebuah motor mencoba masuk paksa, di sebelah kiri mobil saya. Namun karena jarak saya dengan mobil di sisi kiri memang tipis, dan meski macet mobil tetap bergerak perlahan, sepertinya pemotor salah perhitungan dalam mengukur lebar stang, dan fender mobil saya yang memang lebar. Akhirnya terdengar suara GEDUBRAK....!! GUMPRANG...!! BRUKUTAK..!! tidak jelas, lalu dari spion saya lihat si pemotor terbanting dan jatuh terlentang. Sempat berhenti sebentar dan kepikiran menolong, namun saya putuskan jalan terus. Di Jakarta urusan bisa lain kalau sudah menyangkut motor, apalagi kalau pemotor lain ikut2an menghakimi. Lalu lintas ibu kota khususnya pada jam pulang/pergi kantor melewati jalan2 utama ke/dari kota2 satelitnya, kalau tinggi spion mobil sama dengan stang motor, siap2 saja anggaran pembelian spion ekstra. Belum baret2 sepanjang bodi, selap selip diantara dua mobil perlu keterampilan tinggi, entah kenapa jalur khusus ini selalu menggoda pemotor yang tidak sabar, padahal jalur paling kiri jelas2 lebih aman.

No comments: