Friday, December 30, 2016

Jelajah Banda Aceh dan Sumatera Utara : Part #8 dari 14 : Rumoh Aceh dan Pemakaman Massal Saron.


Perjalanan lanjut ke Rumoh Aceh, yakni rumah yang dibangun dengan filosofi budaya Aceh.  Menggunakan kayu berkualitas terbaik dan dirangkai dengan pasak. Atap dibuat dari rumbia, kayu dihias dengan ornamen tertentu. Sedangkan komposisi ruangan di antaranya Seuramou-keu (serambi depan), Seuramou-Likoot (serambi belakang), Rumoh-Dapu (dapur), Rumoh-Inong (rumah induk), Seulasa (teras), Keupaleh (gerbang), Kroong-padee (lumbung padi), dan Tamee (tiang).




Dari sini kami lalu langsung menuju Bandara Sultan Iskandar Muda dan mampir sebentar untuk berziarah di Pemakaman Saron, mendoakan saudara sebangsa dalam musibah tsunami 12 tahun lalu. Suasana terasa mengharukan melihat seorang pemuda peziarah melantunkan ayat-ayat Al Quran dengan lirih. Di pemakaman tanpa nama, tanpa nisan, tanpa memandang usia, agama maupun suku, lidah terasa kelu saat berusaha membacakan doa. 

Namun menurut mbak Reny dan Bang Faizal, berkah tersembunyi dari musibah ini adalah rakyat Aceh yang tersisa bahu membahu dalam menghadapi musibah ini, dan sejak itu aktifitas GAM (Gerakan Aceh Merdeka) bisa dikatakan lenyap tak bersisa. Apalagi pemerintah mengakomodir keinginan Aceh untuk menggunakan syariat Islam serta dimungkinkannya dibentuk partai khusus seperti Partai Aceh yang memang benderanya banyak terlihat di jalan-jalan.  




Berikut lokasi-lokasi yang sempat kami kunjungi;

Museum Tsunami.
Kapal Lampulo.
Pelabuhan Ulee Lheue.
Kapal PLTD Apung.
Es Campur Afuk.
Mie Aceh Razali.
Masjid Baiturrahman.
Pusaka Souvenir.
Makam Korban Massal Tsunami Saron.

Sayangnya masih ada lokasi-lokasi yang belum sempat kami kunjungi, seperti Ayam Tangkap, Rumah Cut Nyak Dien, Pantai Lampuuk dan Pantai Lhoknga.

No comments: