Thursday, May 18, 2017

Analisa Mengenai Kasus FH dan HRS


Lama kelamaan, saya jadi terusik juga melihat soal FH ini semakin menjadi jadi pembahasannya, padahal sangat banyak kejanggalan yang dengan mudah ditemukan masyarakat awam, sebagaimana berikut;


  • Foto mesumnya hanya FH tanpa HRS. Meski polisi mengatakan bahwa 16 lekuk tubuh dan wajahnya identik, tanpa ada foto HRS maka tuduhannya menjadi sumir. 
  • Videonya tidak tepat dibilang video, melainkan monolog FH (seakan akan dengan E namun suara E nya tidak ada). 
  • Chatnya bisa dibuat anak SMK sekalipun, dengan aplikasi seperti fakeWhatsapp. 
  • Sosok E meski bukan tokoh fiktif, mengatakan pada wartawati senior,  Nanik Sudaryati, bahwa dia, meski dipanggil nyaris tidak diperiksa. Dan E mengaku tidak begitu kenal FH. 
  • Dialog dalam chat, bukan gaya bahasa sehari-hari HRS. 
  • FH memiliki kasus hukum lain dengan kepolisian, sehingga sangat rentan untuk dipaksa melakukan demoralisasi karakter HRS
  • Anonymous lewat rilis resmi  menyangkal keterlibatan mereka, yang sempat dijadikan kambing hitam oleh terduga penyebar berita ini. 
  • Secara teknis hacking seharusnya menghasilkan database conversation dengan jam dan identitas, dan bukan screen capture.
  • Belum ada publikasi resmi dari Whatsapp bahwa hacker berhasil menjebol enkripsi database mereka.
  • Polisi seharusnya memulai investigasi dengan mencari pelaku penyebaran pertama kali di internet, bukan dengan memfokuskan penyelidikan pada FH yang sebenarnya juga "korban".
Jadi memang dr sudut pandang HRS peristiwa hukumnya sama sekali tidak jelas. Jika polisi memang semangat menjerat HRS, kasus pelecehan Pancasila atau kasus lainnya lebih tepat menjadi dasar penyidikan, kecuali memang tujuan utamanya demoralisasi keulamaan beliau. 

Saya kira meneruskan kasus ini justru akan mempermalukan Polisi, sebaliknya kasus seperti pelaku penyiraman air keras dan siapa sutradaranya pada korban Novel Baswedan justru harus menjadi prioritas dan akan sangat positif bagi citra Polisi. 

Bagi yang masih yakin akan keterlibatan HRS, silahkan aminkan sumpah mubahalah beliau, dan tunggu hukum Allah SWT yang akan bekerja. 

Tulisan Nanik Sudaryati saat mewawancarai E;

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1530865750271330&id=100000437595411

Penjelasan E pada Tempo 

https://m.tempo.co/read/news/2017/05/18/064876316/kak-emma-akui-rekaman-percakapan-yang-beredar-mirip-suara-firza

Debat pengacara HRS, perhatikan mulai menit ke 43, mengenai analisa kasus ini secara hukum;

https://youtu.be/SWTN6GfatYI

Klarifikasi resmi Anonymous; 

https://youtu.be/Z-rZ4NxLSiE

Pendapat SBP soal kasus ini;

http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170516161900-12-215273/sri-bintang-rizieq-tak-perlu-repot-ladeni-kasus-ecek-ecek/

Demikian catatan kecil saya, sebagai pengamat biasa yang kebetulan dulu pernah kuliah IT, di ITB :)

3 comments:

MyCeloteh said...

Bang Husni, kalau bedain asli tidaknya tayangan di youtube bagaimana caranya agar akurat? Bang Husni kan bisa bedain chat HR-FH itu palsu, klarifikasi anonymous itu asli, jadi pengen belajar.

puncak andalas said...

mantap

Husni I. Pohan said...

Saya bukan ahli video digital atau pun ahli suara digital, cuma pernah belajar software engineering/IT :) Sebelum memastikan suaranya asli atau tidak, pakai logika biasa saja dulu, misalnya diakui video ternyata cuma rekaman percakapan dikemas dalam video, seakan akan berbicara dengan seseorang, ternyata lawan bicara tidak bicara apa-apa, belakangan sosok E yang dikatakan sebagai lawan bicara merasa tidak pernah terlibat percakapan dengan FH.

Mengenai chat, bagaimana mungkin Anonymous mengatakan itu asli, wong mereka tidak pernah melakukan hack pada kasus ini ? kalau pakai logika, polisi harus bisa menunjukkan bukti digital forensik bahwa itu chat asli, termasuk tanggal, format file, dll.