Wednesday, May 10, 2017

Kuala Lumpur – Penang Part #1 dari 8 : Menuju Kuala Lumpur dan The Zon Residences


Sebenarnya saya sudah tidak begitu tertarik ke KL, kebetulan setahun terakhir sempat 2x acara pelatihan kantor yakni akhir tahun 2016 dan awal 2017, dan tiga tahun yang lalu sudah pernah sekeluarga kesini dengan destinasi Istana Negara, Dataran Merdeka, Petronas Twin Tower, Beryl’s Chocolate Kingdom, Sungei Wang Plaza, Petaling dan Alor Street. 
 
Jadi saya lebih tertarik ke Penang, namun karena beberapa teman kantor kebetulan juga ada rencana ke Kuala Lumpur, maka kami menyusun rencana untuk sama-sama sekitar dua hari city sight seeing di Kuala Lumpur, lalu dua hari berikutnya saya sekeluarga lanjut ke Penang, sementara teman-teman kantor ada yang rencana lanjut ke Genting Highland dan ada juga yang memilih melanjutkan perjalanan ke Singapore.

Untuk perjalanan kali ini saya menggunakan Air Asia QZ202, untuk rute Jakarta – Kuala Lumpur di Sabtu pagi, lalu ETS alias kereta listrik Kuala Lumpur – Penang di Senin pagi, Air Asia AK6125 Penang – Kuala Lumpur di Selasa sore dan Air Asia QZ209 Kuala Lumpur – Jakarta di Selasa malam. Untuk semua tiket dibeli via internet dengan dibantu teman yang memiliki credit card, maklum sampai saat ini saya dan istri memang tidak memiliki credit card, memang karena belum tertarik. Semua pembelian tiket pesawat menggunakan via.com dan tiket.com, dan boleh dibilang tidak ada hambatan, kecuali tiket ETS yang baru bisa dibeli secara online sekitar seminggu sebelum keberangkatan. Sekitar tiga hari sebelum keberangkatan saya melakukan check in online via https://checkin.airasia.com/

Jam 03 dini hari kami berempat sudah bangun, dan langsung menggunakan taksi Bluebird menuju Soekarno Hatta terminal 2F. Setelah melewati pos imigrasi dan sebelum menuju gate, kami sarapan di Kopi Tiam, memesan Nasi Lemak dan kopi. Setelah sarapan, kami melewati pos X Ray terakhir, dan dengan sedih menyaksikan sabun cair, shampo dan deodorant AXL disita petugas. Sepertinya pemeriksaan di bandara sekarang ini semakin ketat, akan lebih aman jika anda menempatkan barang-barang seperti ini dalam bagasi.

Sesampainya di KLIA 2, saya dan istri langsung membeli nomor lokal dari provider mobile network Tune, istri menggunakan paket 1 GB sebesar 10 RM sedangkan saya paket 3 GB sebesar 30 RM. Untuk berkomunikasi ke Indonesia kami menggunakan aplikasi Whatsapp tanpa harus mengubah "settingan"  apapun di mobile phone kami. Lalu kami melewati pos imigrasi, dan setelah sampai di Gate 2 (pintu keluar) saya langsung memesan taksi online Uber. Sekitar 20 menit kemudian taksi yang kami pesan sampai.   




Kejutan buat saya, supir Uber keturunan China, yang bernama Stephen bukan cuma ramah, namun juga ringan tangan dan ikut membantu menaikkan 3 koper ke dalam Nissan Almeera. Sepanjang sepengetahuan saya, biasanya supir Uber jarang yang mau membantu penumpang untuk angkat-angkat barang. Lalu taksi meluncur ke The Zon Residences di Jalan Ampang yang berjarak sekitar 60 km dan ditempuh selama 1 jam 12 menit. Menjelang masuk ke Kuala Lumpur jalan mulai terlihat padat, akhirnya setelah sekitar satu setengah jam kami sampai juga pada jam 12:03. Biaya yang kami harus bayar 79,9 RM sudah termasuk tol.




Lokasi The Zon ini, cukup strategis karena hanya berjarak sekitar 150 meter dari halte bis Menara Atlan, dan halte ini termasuk halte yang dilintasi bis gratis bagi wisatawan yakni GOKL Bus. Meski terbilang sebagai hotel yang cukup tua namun karena lokasinya dekat sekali ke KLCC Suria, alias cukup berjalan kaki 900 meter menelusuri trotoar yang relatif lebar, maka hotel ini bisa direkomendasikan bagi anda yang tidak terlalu mementingkan kualitas hotel, namun lebih ke lokasi yang strategis.  

No comments: