Kenapa ada kesan partai terlarang yang jelas2 memusuhi agama menjadi hidup lagi kini ? saya kira karena salah satunya lewat usulan2 atau pidato representasi partai penguasa serta pengakuan terang-terangan politisi partai penguasa akan kebanggaan sebagai keturunan aktivis partai terlarang seperti link2 dibawah ini.
- Saat wakil partai penguasa menelurkan ide untuk menghapus pasal penodaan agama, meski ini adalah pagar yang menjaga masing2 pemeluk keyakinan tidak melewati batas; http://nasional.kompas.com/
read/2017/05/10/18403361/pdi- p.dorong.penghapusan.pasal. penodaan.agama
- Ketika ide penghapusan kolom agama di KTP muncul dari mendagri yang kebetulan berasal dari partai penguasa; http://www.tribunnews.com/
nasional/2014/11/10/alasan- mendagri-kosongkan-kolom- agama-di-ktp
- Lalu ide soal penghapusan pelajaran agama dari politikus partai penguasa; http://www.liputan6.info/2015/
07/musdah-mulia-politikus- pdippendukung.html?m=0
- Juga buku dengan judul kontroversial karya salah satu tokoh partai penguasa; https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150929180907-20-81660/ribka-tjiptaning-yang-tak-pernah-malu-jadi-anak-pki/
- Puncaknya sebagaimana pidato pemimpin partai penguasa yang menyamakan ulama sebagai peramal; https://m.detik.com/news/
berita/d-3414934/mega- dilaporkan-kasus-penistaan- agama-polisi-periksa-ahli
Bagi saya sebagai paham, komunisme mungkin tidak akan kembali seiring dengan merebaknya kapitalisme di China dan Rusia. Satu-satunya yang masih mencoba setia hanyalah Korea Utara. Namun jika konteksnya balas dendam, melalui keputusan-keputusan politis tentu saja masih sangat mungkin terjadi. Saat Kroasia dan Serbia membantai dan melakukan perkosaan massal pada Bosnia salah satu contoh bagaimana dendam (pada representasi Turki) dapat diwujudkan lewat politikus garis keras yang menguasai perpolitikan di Serbia dan Kroasia, meski pendudukan Turki sudah terjadi sekian ratus tahun sebelumnya.
Jadi jika tidak ingin ada dugaan macam-macam ya, partai penguasa harus merangkul komunitas agama, bukan kah sila kesatu Pancasila berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" ? Demikian renungan sepintas setelah acara ILC kemarin malam, juga dipicu pertanyaan teman apakah partai terlarang tersebut dapat kembali.