Thursday, September 14, 2017

Jelajah Cirebon Part #4 dari 9 : Kuliner Nasi Jamblang Mang Dul, Kuliner Pasar Kanoman dan Kraton Kanoman.


Setelah adzan Subuh, seperti kebiasaan sejak Januari 2017, saya langsung olah raga sendirian sambil mengelilingi hotel, menelusuri Samadikun, Kedrunan, Moh. Toha, Veteran terus menuju Masjid At Taqwa lalu ke kanan menuju Stasiun Kereta Api Cirebon yang terlihat bersih dan cantik dengan total jarak 4,42 km.



Sekitar jam 6:30 kami check out dan langsung menuju Nasi Jamblang Mang Dul, yang pada pagi hari sudah terlihat ramai. Kali ini kerinduan kami akan Nasi Jamblang yang tak tuntas sehari sebelumnya bisa terpuaskan, mulai dari Ayam Kampung Goreng, Sambal Cabe Iris, Tempe Krispi, Perkedel, Kerang, semua tersedia lengkap.  



Kami lalu menuju Pasar Kanoman setelah sebelumnya parkir di di Jalan Pecinan, kali ini giliran menyantap Kue Tapel, yang sepintas mirip Serabi Notosuman namun versi krispi,  cukup tiga biji yang penting sudah mencoba, lalu giliran Docang cukup seporsi asal sudah tahu rasanya yang agak asam-asam segar dimakan dengan lontong dan sejenis Kerupuk Melarat plus siraman saus kacang, tak lupa kami juga memesan Ketan – Ebi. Lalu kami juga memesan 10 buah Tahu Kopeci yang disantap sambil menunggu para Ibu keliling-keliling pasar.  Sebagai puncak kuliner sekitar Kanoman kami menyantap tiga butir durian ukuran sedang seharga 40.000 sebutir.








Menuju Kraton Kanoman pada awalnya sedikit membingungkan, karena masuk ke dalam pasar, sayangnya kami sudah keburu meninggalkan parkiran strategis kami di jalan Pecinan, akhirnya setelah berputar-putar kami mendapatkan lokasi parkir disamping Masjid Agung Sang Cipta Rasa. Sambil berjalan kaki kami melihat beberapa pedagang jangkrik untuk pakan burung. 



Saat kami tiba Kraton Kanoman nampak sedang dibenahi, cukup luas juga ternyata kompleksnya, meski dari luar tidak terlalu terlihat. Guide membawa kami berkeliling-keliling termasuk ruang penobatan Raja, lokasi Raja menyambut tamu, rumah pertama di Cirebon yang beberapa bagian arsitekturnya mirip dengan Gua Sunyaragi alias mirip karang-karang laut.










Keraton Kanoman yang memiliki luas sekitar 6 HA, didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M. Keraton Kanoman masih taat memegang adat-istiadat, di antaranya melaksanakan tradisi Grebeg Syawal,seminggu setelah Idul Fitri dan berziarah ke makam leluhur, Sunan Gunung Djati di Desa Astana, Cirebon Utara. Peninggalan-peninggalan bersejarah di Keraton Kanoman erat kaitannya dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Djati, yang juga dikenal dengan nama Syarif Hidayatullah.

No comments: