Kata apa yang terlintas dalam benak anda, jika mendengar kata “Dewey”, kalau saya yah jelas kata “perpustakaan”. Kenapa justru kata “perpustakaan” ? , karena “Dewey” merupakan nama yang digunakan untuk metode klasifikasi buku di perpustakaan. Kembali ke buku yang jadi topik utama kita , belakangan ini saya sering melihat buku “Dewey” di rak buku, kenapa gambarnya justru kucing saya juga tidak terlalu ambil pusing. Namun ketika saya melihat buku “Dewey Datang Lagi”, maka timbul rasa penasaran apalagi “Dewey Datang Lagi” dibuat konon kabarnya karena “Dewey” alias buku sebelumnya sukses. Tertarik dengan buku kedua, maka saya memutuskan untuk membeli dulu buku ke satu. Ternyata memang buku ini berkisah tentang kucing perpustakaan yang nama lengkap-nya adalah “Dewey Readmore Books”, sungguh nama yang lucu.
Cover-nya bergambar, seekor kucing tampan, dengan mata besar dan bulu panjang cenderung kuning tetapi berkesan jingga. Wajah-nya cerdas dan sedikit miring dengan ekspresi mengamati. Siapakah Dewey ? dia tadinya seekor kucing kecil berumur delapan minggu saat dibuang ke kotak pengembalian buku sebuah perpustakaan di suatu musim dingin pada tahun 1988 dalam keadaan menggigil lemah tak berdaya,kotor dan kaki sedikit pincang karena sempat membeku lalu di rawat oleh Direktur Perpustakaan yang tak lain dan tak bukan adalah sosok Vicki Myron. Perpustakaan itu terletak di sebuah kota kecil bependuduk sekitar 10.000 jiwa dan terletak di Iowa.
Karena Vicki dan staff-nya sudah kadung jatuh cinta dengan sosok Dewey maka mereka memperjuangkan ke Dewan Kota agar perpustakaan mendapatkan izin untuk memelihara dan menjadikan Dewey sebagai maskot perpustakaan. Untunglah dewan kota menyetujui, dan didukung sosok Dewey yang tidak usil serta sangat perhatian pada pengunjung yang datang. Lambat laun Dewey dan perpustakaan Kota Spencer menjadi pusat perhatian. Begitu populernya Dewey, sehingga jumlah pegunjung pertahun dari 63.000 kunjungan naik sampai dengan sekitar 100.000 kunjungan.
Dewey selalu mengamati pengunjung yang datang, dan pengunjung yang beruntung umumnya akan didekati oleh Dewey dan lalu tanpa ragu melompat ke pangkuan sang pengunjung, serta mendengkur halus menunjukkan kehangatan , keramahan dan kepercayaan-nya pada pengunjung. Lambat laun, dimulai dari publikasi di koran lokal, maka Dewey menjadi semakin terkenal bahkan sampai ke Jepang dan disiarkan dalam program televisi NHK. Situasi ini menyebabkan pengunjung perpustakaan menjadi semakin ramai. Bahkan sempat ada tiga film dokumenter mengenai Dewey dan sekarang ditambah dua buku karya Vicki Myron.
Salah satu interaksi Dewey dengan pengunjung yang paling berkesan adalah interaksi dengan seorang gadis kecil cacat bernama Crystal, dan gadis tersebut berubah menjadi pribadi yang lebih periang saat berinteraksi dengan Dewey. Meski tak ada instruksi siapa pengunjung yang harus didekati Dewey dan Sang Kucing memilih sendiri siapa yang akan dia dekati, namun uniknya Crystal termasuk prioritas Dewey jika si gadis kecil tersebut berkunjung.
Selain cerita tentang Dewey, kita bisa membaca kisah Vicki secara tidak langsung, perceraian-nya, kisah sampai dengan dia diterima sebagai asisten direktur perpustakaan selama lima tahun sampai dengan dipromosikan jadi direktur, konflik-nya dengan anak tunggalnya, dan suka duka-nya dalam mengelola perpustakaan, serta mengubah image perpustakaan dari sekadar tempat orang meminjam dan mengembalikan buku menjadi pusat diskusi, budaya, dan aktivitas sosial lainnya. Pada awalnya agak sedikit bingung kenapa memoar Vicki mendominasi beberapa bab, akan tetapi terlihat bahwa Vicki hanya ingin menceritakan bahwa saat2 berat dalam hidupnya terasa menjadi lebih ringan saat Dewey menjadi penghibur yang setia.
Vicki dan Dewey akhirnya melewati kebersamaan tersebut hingga 18 tahun, sampai dengan Dewey sakit dan akhirnya meninggalkan para pegawai perpustakaan, pembaca, dan perpustakaan yang dia cintai untuk selama-lamanya. Jika saja kucing dapat menimbulkan dampak yang begitu luar biasa dengan menyebarkan kegembiraan, keramahan, tentu saja kita sebagai manusia harus lebih terinspirasi untuk dapat berbuat lebih.
No comments:
Post a Comment