Thursday, September 15, 2016

Perjalanan ke Dieng #2 dari 7 : Tiba di Wonosobo dan memulai rute Pendakian


Kami akhirnya sampai di Wonosobo saat Maghrib, kejutan melihat Wonosobo cukup besar dan ramai, dan banyak sekali restoran-restoran kecil disana sini. Setelah cek sana sini kami memutuskan untuk makan di sebuah tempat bernama Red Cobek di Jalan A Yani 180. Lalu memesan 1 Porsi Mie Goreng, 1 Porsi Mie Kuah, 1 Porsi Nasi Telur Dadar dan 1 Porsi Nasi Ikan Goreng Penyet, 1 Porsi Sambal Teri, 2 Teh Hangat, 1 Jus Jambu dan 1 Cappucino Hangat, dan asli kaget ketika kami hanya mengeluarkan 63.000 untuk semua menu tersebut.  Bukan cuma murah, makan disini juga ternyata enak sekali.

Ternyata dari depan tempat makan, kami hanya tinggal lurus lalu belok kiri sekali dan kanan sekali serta tinggal mengikuti jalan utama menuju Dieng. Sayangnya karena sudah gelap, tidak banyak pemandangan yang bisa kami nikmati, dan udara semakin lama semakin dingin saja. Untung masing-masing sudah menyiapkan jaket tebal, dan istri bahkan mengeluarkan jaket pusaka andalannya yang sudah berusia puluhan tahun dan saking antiknya sempat menjadi bahan ledekan Si Bungsu dan Si Sulung. 

Red Cobek Wonosobo

Kondisi jalan dari Wonosobo menuju Dieng cukup sempit dan berkelok tajam, tidak mudah saling menyalip di jalan seperti ini, dan sebaiknya ditempuh oleh yang sudah memiliki jam terbang tinggi. Kami menempuh sekitar 30 km perjalanan dalam waktu sekitar 1 jam. Sebelah kiri berhadapan dengan tebing-tebing batu dan sebelah kanan jurang menganga, di beberapa tempat nampak terlihat bekas-bekas longsoran.

Setelah melewati gardu dan membayar retribusi 10.000 per orang, kami sampai sekitar jam 19:40, lalu kami menunggu depan gerobak dorong “Roti Bakar Bandung” yang sedang dikerubuti pembeli. Akhirnya kami bertemu Mas Gofir yang langsung menawarkan berfoto di huruf besar “DiENG”, dengan senyum saya menolak halus bahwa kami tidak tertarik berfoto di depan huruf-huruf raksasa yang belakangan ini memang sedang trend di berbagai obyek wisata, melainkan lebih tertarik berfoto di depan obyek wisatanya secara langsung.

Total perjalanan untuk sampai ke Dieng dari Bandung lewat jalur selatan ternyata sekitar 11 jam menempuh jarak sekitar 400 km, dan dalam perjalanan ini, karena saya masih cukup fit, Si Sulung sama sekali tidak sempat beraksi sebagai supir cadangan. Bahan bakar pertalite yang habis juga relatif minim, saya cuma mengisi 300.000 rupiah saja dengan harga 6.500 per liter, itupun tangki masih terisi sekitar 80% saat sampai sedangkan saat berangkat sudah terisi sekitar 50%, dengan demikian total konsumsi sekitar 1 liter per 10 km. 

No comments: