Ada beberapa misteri di dunia ini, yang beberapa diantaranya tertulis di kitab beberapa agama seperti Yakjuj Makjuj (Gog Magog), Tabut Perjanjian (Ark of The Covenant), Injil versi asli, gunung emas di sungai Eufrat, dll. Buku ini menceritakan bagaimana misteri2 tersebut menginspirasi sekumpulan orang yang ingin membangun kembali Haykal Solomon untuk mempersiapkan kedatangan Raja Yahudi (dikenal dengan istilah Dajjal dalam Islam). Referensi yang digunakan mulai dari Taurat, Injil dan juga Al Qur’an. Zaynur sendiri membutuhkan waktu dua tahun hanya untuk riset lantas dituangkan dalam buku selama tiga bulan.
Dalam buku pemenang Islamic Book Fair Award 2010 ini digambarkan bagaimana sekelompok suku Kohen yang saat ini sudah tersebar di seluruh dunia dan berusaha menjaga benda2 tersebut dengan susah payah meski harus mengorbankan jiwa mereka sendiri. Suku ini dikenal sebagai salah satu suku Yahudi yang masih berpegang teguh pada ajaran Musa atau Taurat dan bukan Talmud yang nota bene sudah di modifikasi. Petualangan ini melingkupi lokasi yang berjauhan, mulai dari Kairo, Ethiopia, London, China, dan bahkan Tibet.
Diungkapkan juga bagaimana bangsa Israel yang ternyata percaya pada hadist Muhammad SAW, meski tidak mau memercayai ajarannya, mempersiapkan kedatangan Dajjal dengan sebaik baiknya, mulai dari melakukan proses cloning untuk menghasilkan “Sapi Merah”, rencana penghancuran Masjidil Aqsa dan menggantinya dengan Haykal Solomon, penculikan (dan pembunuhan) bayi2 di tahun 80-an yang memiliki ciri2 fisik dan sejarah (bernama Ahmad atau Muhammad dengan Ayah bernama Abdullah) sebagaimana Imam Mahdi, imigrasi besar2an ribuan kaum Yahudi ke Israel termasuk Yahudi hitam baru baru ini (atau dikenal dengan sebutan Falashi) ke Israel sampai dengan membantu Turki dalam menyiapkan proyek bendungan Eufrat untuk menyingkapkan rahasia Gunung Emas.
Tokoh Bumi dan Marie dalam buku ini melakukan petualangan dengan dibantu seorang Detektif kasus pembunuhan Mesir serta ilmuwan Syaikh Naggar, juga sosok yang membantu proses pencarian gunung emas Solomon Varben (yang akhirnya memilih berkhianat pada sponsor-nya sendiri) serta turut juga seorang Kardinal bernama Riario. Tentu saja jika sebuah novel tidak ada musuh tidak akan seru, jadi di dalam novel ini musuh diwakili oleh petinggi Mason yaitu Benjamin Nate. Sebagaimana Indonesia Incorporated (novel Zaynur pertama yang saya baca, meski bukan novel Zaynur yang pertama dibuat), buku ini menggambarkan sekumpulan puzzle rumit yang harus kita rangkai sepotong demi sepotong sampai membentuk satu cerita yang utuh. Benar2 buku yang sedap dibaca, meski ada beberapa kesalahan yang cukup mengganggu misalnya penulisan nama presiden Amerika yang seharusnya tertulis “Reagan” berkali kali ditulis dengan “Reagen”.
Mengenai tokoh Naggar sendiri yang merupakan tokoh vital dalam buku ini (meski muncul di bagian akhir), sepertinya merupakan inspirasi dari tokoh yang sebenarnya, yaitu Zaghloul El Naggar, yang merupakan ahli Earth Science dan Geology dari Kairo, Mesir. Naggar asli sendiri merupakan alumni University of Wales dimana beliau meraih gelar Doktor-nya. Beliau menerbitkan 150 publikasi ilmiah dan 45 buku dalam tiga bahasa (Inggris, Prancis dan Arab). Dimana publikasi dan buku tersebut banyak menyinggung interseksi antara ilmu dan Qur’an. Informasi lengkap tentang publikasi beliau dapat dilihat di “http://www.elnaggarzr.com/en/”.
Buku ini juga berkisah sedikit tentang pembelahan Bulan di masa Nabi Muhammad, yang ternyata disaksikan beberapa bangsa lain seperti India. Hal itu diyakini terjadi ketika banyak orang meragukan kenabian Muhammad, tetapi tentu saja pembuktian-nya tidaklah mudah sebagaimana terbelahnya laut merah oleh Nabi Musa. Meski yakin pada hadist bahwa bulan terbelah, sebaliknya buku ini meragukan “moon rille” adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah, karena garisnya patah2 dan belum ada bukti bahwa garis ini mencakup keliling Bulan meski sangat panjang (300 km). Akhir kata, bagi setiap manusia yang percaya akan hari akhir, buku ini mengingatkan kita kembali, bahwa sebaik-baiknya bekal adalah amal baik.
Dalam buku pemenang Islamic Book Fair Award 2010 ini digambarkan bagaimana sekelompok suku Kohen yang saat ini sudah tersebar di seluruh dunia dan berusaha menjaga benda2 tersebut dengan susah payah meski harus mengorbankan jiwa mereka sendiri. Suku ini dikenal sebagai salah satu suku Yahudi yang masih berpegang teguh pada ajaran Musa atau Taurat dan bukan Talmud yang nota bene sudah di modifikasi. Petualangan ini melingkupi lokasi yang berjauhan, mulai dari Kairo, Ethiopia, London, China, dan bahkan Tibet.
Diungkapkan juga bagaimana bangsa Israel yang ternyata percaya pada hadist Muhammad SAW, meski tidak mau memercayai ajarannya, mempersiapkan kedatangan Dajjal dengan sebaik baiknya, mulai dari melakukan proses cloning untuk menghasilkan “Sapi Merah”, rencana penghancuran Masjidil Aqsa dan menggantinya dengan Haykal Solomon, penculikan (dan pembunuhan) bayi2 di tahun 80-an yang memiliki ciri2 fisik dan sejarah (bernama Ahmad atau Muhammad dengan Ayah bernama Abdullah) sebagaimana Imam Mahdi, imigrasi besar2an ribuan kaum Yahudi ke Israel termasuk Yahudi hitam baru baru ini (atau dikenal dengan sebutan Falashi) ke Israel sampai dengan membantu Turki dalam menyiapkan proyek bendungan Eufrat untuk menyingkapkan rahasia Gunung Emas.
Tokoh Bumi dan Marie dalam buku ini melakukan petualangan dengan dibantu seorang Detektif kasus pembunuhan Mesir serta ilmuwan Syaikh Naggar, juga sosok yang membantu proses pencarian gunung emas Solomon Varben (yang akhirnya memilih berkhianat pada sponsor-nya sendiri) serta turut juga seorang Kardinal bernama Riario. Tentu saja jika sebuah novel tidak ada musuh tidak akan seru, jadi di dalam novel ini musuh diwakili oleh petinggi Mason yaitu Benjamin Nate. Sebagaimana Indonesia Incorporated (novel Zaynur pertama yang saya baca, meski bukan novel Zaynur yang pertama dibuat), buku ini menggambarkan sekumpulan puzzle rumit yang harus kita rangkai sepotong demi sepotong sampai membentuk satu cerita yang utuh. Benar2 buku yang sedap dibaca, meski ada beberapa kesalahan yang cukup mengganggu misalnya penulisan nama presiden Amerika yang seharusnya tertulis “Reagan” berkali kali ditulis dengan “Reagen”.
Mengenai tokoh Naggar sendiri yang merupakan tokoh vital dalam buku ini (meski muncul di bagian akhir), sepertinya merupakan inspirasi dari tokoh yang sebenarnya, yaitu Zaghloul El Naggar, yang merupakan ahli Earth Science dan Geology dari Kairo, Mesir. Naggar asli sendiri merupakan alumni University of Wales dimana beliau meraih gelar Doktor-nya. Beliau menerbitkan 150 publikasi ilmiah dan 45 buku dalam tiga bahasa (Inggris, Prancis dan Arab). Dimana publikasi dan buku tersebut banyak menyinggung interseksi antara ilmu dan Qur’an. Informasi lengkap tentang publikasi beliau dapat dilihat di “http://www.elnaggarzr.com/en/”.
Buku ini juga berkisah sedikit tentang pembelahan Bulan di masa Nabi Muhammad, yang ternyata disaksikan beberapa bangsa lain seperti India. Hal itu diyakini terjadi ketika banyak orang meragukan kenabian Muhammad, tetapi tentu saja pembuktian-nya tidaklah mudah sebagaimana terbelahnya laut merah oleh Nabi Musa. Meski yakin pada hadist bahwa bulan terbelah, sebaliknya buku ini meragukan “moon rille” adalah bukti bahwa bulan pernah terbelah, karena garisnya patah2 dan belum ada bukti bahwa garis ini mencakup keliling Bulan meski sangat panjang (300 km). Akhir kata, bagi setiap manusia yang percaya akan hari akhir, buku ini mengingatkan kita kembali, bahwa sebaik-baiknya bekal adalah amal baik.