Wednesday, December 07, 2011

Down To Earth

Ini bukan cerita tentang salah satu Album Rainbow terbaik yang kebetulan berjudul “Down To Earth” yang merupakan tonggak prestasi bagi si suara serak Graham Bonnet, tetapi cerita tentang penting-nya membumi, sebagaimana puasa yang mengajarkan kita untuk memahami penderitaan orang lain atau kisah penguasa zaman dahulu yang kerap menyamar untuk mengetahui bagaimana kondisi rakyat di bawah pemerintahan-nya. Saat ini kita sering sekali melihat pejabat naik kendaraan mewah di kawal polisi bersepeda motor besar dengan sirine meraung raung dan dengan arogan-nya menyingkirkan semua orang dari jalan yang mereka tempuh, lantas bagaimana dia tahu penderitaaan rakyat dengan menempuh jalan macet atau berdesak desakan saat menggunakan sarana transportasi massal ? Itu sebabnya kita berharap banyak pada pemimpin seperti Dahlan Iskan yang baru2 ini "Down To Earth" ikut naik Kereta Listrik untuk memahami bagaimana seharusnya bisnis ini dijalankan.

Dalam karir saya selama lebih dari 20  tahun di dunia IT, belum pernah saya memiliki atasan yang usianya lebih muda, namun satu tahun terakhir terkait mundurnya ex Direktur saya, karena memutuskan untuk berkarya di luar perusahaan, maka Presiden Direktur menunjuk salah satu manajer senior untuk menduduki posisi tersebut.


Awalnya karena tadinya selevel dan berada dalam Direktorat yang sama tentu bukan hal yang mudah bagi saya ataupun beliau untuk mencari cara2 yang pas dalam berkomunikasi dan membentuk sinergi. Dan karena selama ini kami cuma bertemu dalam meeting, saya juga cuma punya kesan sepintas dan cenderung dari sisi luar saja. Bagi beliau IMHO mungkin tidak nyaman juga mempunyai team yang tadinya selevel lalu berubah menjadi level yang lebih rendah dan bahkan (seperti saya) yang usianya lebih tua sebaliknya buat saya juga rasanya aneh juga untuk pertama kali memiliki atasan yang lebih muda.

Meski satu dua bulan pertama terasa tidak nyaman, tetapi saya selalu berpikir pasti ada hal2 positif yang bisa saya pelajari dari beliau, demikian juga harapan saya sebaliknya. Dengan berjalan-nya waktu meski mulanya sulit, saya mulai melihat ada hal2 positif seperti kemampuan khusus beliau pada hal2 yang berbau angka sehingga mendorong saya untuk mulai meminati hal yang sama, meski minat saya lebih ke aspek teknis, analisa, dokumentasi, implementasi dan prosedur kerja. Lambat laun saya merasa ada peningkatan dalam diri saya sendiri untuk mampu memahami hal2 baru khususnya “financial things”. Bukan cuma itu, beliau juga  memiliki kemampuan khusus dalam memrediksi kebijakan Presdir, sehingga apa yang harus kami siapkan sebelum meeting biasanya membuat meeting menjadi lebih lancar. Hal tambahan yang menarik, beliau sangat sabar dan senang berbagi ilmu yangdia miliki, sehingga hubungan kami menjadi lebih positif. 

Suatu saat, kami mengalami masalah yang cukup berat, yaitu lemahnya monitoring pergerakan perangkat dalam salah satu proyek besar. Sehingga yang seharusnya sudah terdeploy ternyata masih tertahan di Gudang ekspedisi. Sedangkan petugas yang seharusnya melakukan proses final sebelum deployment sudah keburu diberangkatkan ke puluhan lokasi di Indonesia. Setelah mengetahui situasi yang cukup “berat” di lapangan, maka Direktur saya memutuskan untuk melakukan gerak cepat mengumpulkan semua SDM yang tersisa di suatu sore,  termasuk manajer dan manajer senior untuk turun langsung ke lapangan.

Maka pada hari yang disepakati setelah menyantap sarapan berupa sekian puluh porsi nasi pecel berserta peyek kacang, yang dibawa oleh Direktur saya dan datang paling pagi, maka kami memulai pekerjaan dari pemindahan asset, unpacking, cloning, packing, ratusan unit di Gudang perusahaan ekspedisi salah satu rekanan kami.

Setelah kerja keras dari jam 08:00 pagi sampai 20:00 malam akhirnya ratusan unit tersebut berhasil kami selesaikan, dengan melibatkan puluhan Staff, dua Manajer, satu Manajer senior dan satu Direktur yang langsung turun. Tangan beliau bahkan sempat berlumuran darah karena terkena bagian perangkat yang kebetulan cukup tajam, tapi tak menghentikannya untuk terus bekerja bahu membahu. Surprise buat saya karena pimpinan yang langsung turun ternyata memberikan dampak dan semangat yang luar biasa bagi keseluruhan team, dan hal ini menginspirasi saya untuk dapat menjadi pimpinan yang lebih baik lagi. Singkat kata selalu lah fokus pada "isi" dan jangan melulu terjebak pada "kemasan" atau kesan sepintas dalam menilai seseorang, maka dengan demikian kita akan selalu mendapatkan manfaat positif dari lingkungan dimanapun kita berada.

No comments: