Tuesday, December 13, 2011

The Escaped - Rizki Ridyasmara


Ini buku ketiga Rizki yang saya baca dalam dua minggu terakhir, benar2 makanan lezat untuk seorang yang merasa dirinya conspiratus. Meski terdengar “konyol” bahwa Hitler melarikan diri ke Indonesia dan wafat di Surabaya 15/1/1970 (pemakaman Ngagel) setelah sebelumnya mengepalai RS Sumbawa, tetapi bangunan cerita semakin kesini semakin memperkuat fakta bahwa hal ini adalah sesuatu yang mungkin saja terjadi. Kita tahu bahwa secara sejarah sangat banyak tokoh Nazi yang melarikan diri ke Amerika Selatan, dan Negara2 seperti Brazil ataupun Argentina sampai saat ini banyak dihuni tokoh Nazi dan keluarga-nya. So kenapa tidak dengan Negara Indonesia, karena semakin tidak mungkin tujuan pelarian, maka akan semakin sukses pelarian tersebut. Konyol ? yaaa bisa saja dikatakan demikian, kalau 10 tahun yang lalu, ada yang mengatakan presiden AS berikutnya merupakan anak tiri seorang WNI dan menghabiskan masa kecil-nya di Indonesia serta menggemari Nasi Goreng dan Sate mungkin tidak akan ada yang percaya tetapi ternyata jadi nyata.



Kenapa akhirnya muncul kesan kalau buku ini tidak sembarangan dalam menyimpulkan pelarian Hitler ke Indonesia, salah satunya adalah pada tahun 1944 sd 1945, sepertinya berkat hubungan baik dengan Jepang, Jerman mempunyai pangkalan rahasia di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk pangkalan Kapal Selam legendaris seri “U”selama WW2.  Perairan Sumbawa juga merupakan perairan dalam sehingga memungkinkan pendaratan Kapal Selam.

Fakta lain adalah pengakuan Dokter Sosrohusodo seorang Dokter lulusan UI yang pernah bertugas di Sumbawa Besar tahun 1960 an pada sebuah Rumah Sakit merangkap Kapal “Hope”  dan berkenalan dengan Dokter Poch yang mengepalai RS Sumbawa. Pada saat itu karena tangan kiri yang selalu bergetar, Dokter Poch (yang ternyata tidak mengerti soal medis) minta diperiksa oleh Doktor Sosrohusodo. Ketika proses pemeriksaan berlangsung, istri Dokter Poch mengingatkan bahwa tangan kiri tsb mulai bermasalah saat Dokter Poch memukul meja berkali kali ketika mendapat laporan dari Goebbels (sebagaimana kita ketahui Joseph Goebbels merupakan salah satu tangan kanan Hitler) bahwa pasukan Jerman kalah di Moskow. Beberapa tahun kemudian Dokter Sosrohusodo menemukan fakta2 lain yang memperkuat dugaan bahwa Dokter Poch adalah Hitler. Dokter Poch sendiri akhirnya dimakamkan di Surabaya. Rizki sendiri mengutip kisah Dokter Sosrohusodo ini berdasarkan investigasi wartawan Pikiran Rakyat. Fakta dari luar sendiri bersumber dari Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Program History Channel Documentary Amerika Serikat menyatakan tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia bukan milik pemimpin NAZI tersebut, melainkan milik seorang wanita.

Hal2 yang memperkuat kecurigaan Dokter Sosrohusodo, selain celetukan istri Dokter Poch dan ketidak tahuan-nya soal2 medis, adalah usia Dokter Poch yang sesuai dengan usia Hitler, penampilan fisik termasuk kumis khas, tangan kiri yang bergetar (dan sesuai dengan kesaksian beberapa orang di tahun 1945), kaki kiri yang agak diseret, postur Eva Braun yang mirip dengan  istri Dokter Poch dan kerap memanggil suaminya dengan “dolf”, dan kesaksian istri Dokter Poch yang berikutnya (seorang wanita pribumi) serta dokumen dokumen lainnya yang dititipkan istri Dokter Poch terakhir, ke Dokter Sosrohusodo termasuk SIM dengan sidik jari Dokter Poch. Selain itu sebagaimana cerita penduduk di Sumbawa, suatu masa mereka penah melihat sebuah kapal selam bulat yang muncul dari dalam laut lantas menurunkan sejumlah penumpang.

Ada kesan buku ini ditulis dengan terburu buru, atau mungkin karena masih cetakan pertama, karena berbeda dengan kedua buku sebelumnya, pada buku ini cukup banyak terjadi kesalahan seperti Hal 251 (disebutkan mobil David dalah Nissan Captiva, padahal seharusnya Chevrolet Captiva), Hal ? (Terulis O.G. Farben seharusnya I.G. Farben), Hal 311 (tertulis Atlanis seharusnya Atlantis), dan saya masih menemukan beberapa kesalahan seperti ini di beberapa bagian buku lain-nya.  

Secara scenario, sebagaimana CODEX dan The Jacatra Secret masih mirip dengan kedua buku sebelumnya yaitu kejar2an dokumen rahasia dengan tokoh utama merupakan pasangan wanita dan pria. Selain itu harus diakui semua buku Rizki terasa seperti memaksakan begitu banyak informasi, sehingga nyaris sebagian besar tokohnya seakan akan adalah kamus berjalan yang dengan semangat dan secara detil menjelaskan banyak hal, khususnya dalam “The Escaped” hal ini sangat terasa. Begitu juga penokohan yang terasa agak aneh dan karakternya kurang terbangun, misal penggunaan nama Steven Aleyda (nama yang jauh dari kesan Indonesia) yang dipadukan dengan Sabina Shalimar (yang terkesan Arab) sebagai suami istri yang menjadi aktor utama dalam cerita kali ini, mungkin lebih tepat kalau menggunakan nama Fuad Aleyda misalnya.  Rizki juga seakan akan sulit untuk menghindari penggunakan senjata api “Glock” yang muncul berkali kali dalam ketiga buku-nya. Penggunaan VW Touareg juga terkesan berlebihan (karena mahal), mungkin akan lebih cocok jika VW Beetle saja, jika ingin memberikan alasan kenapa Steven menguasai hal2 yang berbau Jerman. Bayangkan tokoh Fuad Aleyda beristrikan Sabina Shalimar serta menggunakan VW Kodok kan lebih pas.

Informasi menarik yang bisa kita dapat di buku ini antara lain, bahwa pencipta gerakan KB Margareth Sanger ternyata seorang rasialis, dan dia mendukung bumi yang bersih dari orang2 cacat dan kulit berwarna. Bahwa ada konspirasi dalam WW2 yang disutradarai oleh Rostchild dan antek2nya, yang ternyata menurut sebagian orang merupakan kakek tak resmi dari Hitler. Dan bahwa Hitler ternyata senang menggambar, dan bahkan desain VW digambar sendiri oleh-nya serta indikasi Hitler berdarah Yahudi.

Saya sendiri berpendapat meski Nazi sering sekali digambarkan dengan kejam, dan banyak digambarkan secara negatif misalnya dalam film2 Indiana Jones, tetapi kemerdekaan Indonesia sepertinya tak bisa lepas dari gempuran Blietzkrieg Jerman ke Belanda, yang akhirnya memecah konsentrasi Belanda dan lantas dengan mudahnya diusir Jepang dari Indonesia. Bagaimana cara memecahkan misteri ini, tentu saja dengan sidik DNA terhadap makam Dokter Poch dan dibandingkan dengan keluarga besar-nya serta membandingkan sidik jari yang ada di SIM Dokter Poch dengan sidik jari Hitler jika ada, rasa-nya akan sangat menarik jika ada yang melakukan hal ini, apalagi kalau didukung pemerintah Indonesia, sehingga salah satu misteri WW2 ini bisa terpecahkan. Kalau saja Departemen Pariwisata tertarik ini akan membuka jalan bagi promosi Indonesia dari pada terlibat urusan tidak jelas di New7Wonders.

No comments: