Monday, January 14, 2013

VW Variant 1968

Mobil ini boleh dibilang sebagai mobil pertamaku, dibeli ayah-ku dari istri ketiga abang-nya tak lama setelah beliau berpulang  (Maradjo Pohan atau Uwa Gandapura biasa kami panggil) dan lantas jatuh ke tanganku. Dengan mobil inilah tahun aku pertama kali belajar menyetir. VW built up  USA ini memiliki setir kiri. Kursinya berwarna merah, dan bodinya broken white. Dilengkapi dashboard berwarna hitam dan radio dengan model pencari saluran menggunakan batang merah yang bergeser dari kanan ke kiri.

Uwa Gandapura yang memang tinggal di jalan Gandapura 8, Bandung (begitu kami biasa menyebutnya karena adat batak melarang pengucapan nama2 orang yang lebih tua) membelinya sepulang bertugas sebagai TNI dari Philippina. Uwa memang beberapa kali ditugaskan ke  luar negeri termasuk sebagai pasukan perdamaian ke Kongo. Uwa membawa VW Variant ini  dengan kapal laut ke Indonesia. Saat di kapal, beberapa asesorisnya hilang seperti spion dan logo VW di kap belakang.

Aku ingat, saat pertama kali kembali ke Bandung setelah hampir sepuluh tahun meninggalkan-nya (kami sekeluarga sempat di Sibolga lima tahun dan lalu Denpasar lima tahun), kami bersaudara dijemput Uwa di stasiun bandung dengan VW ini, tepatnya di tahun 1980. Tak penah terlintas di benakku, bahwa mobil ini kelak akan menjadi milikku. Saat itu Uwa sengaja lewat Unpad dan mengatakan ini kelak akan menjadi kampus abang-ku, lalu melewati ITB dan mengatakan ini kelak akan jadi kampus-ku, dan terbukti beberapa tahun kemudian.

Sebagaimana umum-nya VW, mobil ini juga memiliki mesin dibelakang, tanpa radiator, dan persnelling dengan empat gigi, plus gigi mundur yang pengoperasiannya dengan ditekan kebawah. Namun hal yang khusus adalah mobil ini memiliki double karburator, sepertinya ini ciri2 kalau mobil ini memang didesain untuk balapan. Untuk roda, semua rodanya boleh di bilang independen, tertarik kedalam jika muatan ringan, dan terdorong ke luar jika dengan muatan penuh. Ini juga yang menyebabkan mobil ini sangat stabil saat melaju kencang, dan meski dengan muatan berlebih ataupun sedang kencang di tikungan.



Eksterior dihiasi ornamen krom dari ujung ke ujung disetiap sisi-nya, dop chrome  dengan logo VW. Bagian depan-nya mirip karman-ghia dengan logo VW diujung kap-nya. Bempernya bertanduk kembar. Ada dua jenis yang biasa terlihat pada masa itu, station wagon dan sedan. Ada soket antena di sisi kiri, namun aku tak pernah melihat antena ini sejak awal. Stir-nya tidak berlogo VW melainkan gambar benteng istana, hemm agak aneh juga. Di tempat kerja ku dulu, ada dua orang yang sering wara wiri menggunakan VW ini, yang pertama senior ku, dan yang kedua salah satu staf di Laboratorium Geodesi.

Saat2 kuliah dan kerja, aku selalu merawat mobil ini serta membawanya ke Padasuka Motor, untuk servis di bengkel khusus VW. Untuk servis, spare parts dapat di beli di Servo, Wastukencana dan sebuah toko khusus lain-nya di daerah Suniaraja. Untuk problem kelistrikan, aku biasanya membawanya ke Ahmad Yani, di ujung deretan toko sepeda ada bengkel khusus dinamo starter dan dinamo "jalan" serta instrumen kelistrikan lain-nya.

Saat mobil ini ada dibawah "kekuasaan"ku, aku sempat mengganti tape-nya, pengecetan ulang, dan pelapis jok. Total pada masa itu aku menghabiskan  cukup banyak dana untuk mobil ini. Sering kali jika sudah dicuci bersih, aku lebih baik naik angkot kemana-mana. Namun mobil ini pernah diseruduk Elf yang sedang mundur, dan pintu kanan-nya sempat penyok.

Mobil unik ini juga cukup menarik perhatian, bukan sekali dua kali orang2 minta berhenti atau mengetuk kaca jendela dan berusaha menawar langsung di jalan. Tahun 1994 mobil ini dibeli abang-ku dengan membayar ganti rugi ke aku (biaya modifikasi) dan orang tua, namun beberapa tahun kemudian menjualnya dengan harga 3x lipat ke seorang kolektor. Aku masih sempat melihatnya parkir di Bandung Super Mall (kini TSM), melihatnya begitu terawat membuatku tak menyesal menjualnya.

No comments: