Tuesday, January 22, 2013

The Three Trillion War - Joseph E. Stiglitz

Stiglitz sang peraih Nobel ekonomi di 2001 tidak main2 dalam membuat buku ini, bersama Linda J. Bilmes seorang professor Harvard, dia bahkan menyimpulkan bahwa dengan hanya 1 triliun dolar, pemerintah AS bisa membangun 8 juta unit rumah, menggaji 15 juta guru selama setahun, membayar asuransi kesehatan 530 juta anak selama setahun, memberikan beasiswa empat tahun kepada 43 juta mahasiswa di Universitas Negeri. Nah bayangkan kalau dikalikan tiga sebanyak jumlah yang sudah dikeluarkan pemerintah Amerika. 

Stiglitz menganggap Bush menyeret Amerika Serikat ke ambang krisis ekonomi yang kemungkinan besar akan terus berdampak selama puluhan tahun kedepan dan langsung membebani setiap bayi yang lahir di Amerika. Perang ini jadi tambah memalukan karena senjata pemusnah massal yang didengung2kan Amerika tidak pernah terbukti. 



Kenapa bisa terjadi perbedaan perhitungan dengan Pemerintah Amerika ? Stiglitz dan Bilmes, menyoroti biaya perang yang disembunyikan dari mata rakyat. Salah satu contoh kecurangan itu adalah penggantian peralatan militer yang dihargai 6 kali lipat lebih mahal daripada masa damai. Lalu juga tidak dihitung biaya kompensasi tentara yang cedera, demikian juga dengan tidak dihitung-nya senjata pengganti bagi semua persenjataan yang digunakan dalam perang tersebut, dan lain2.

untuk kalkulasi perang selama 5 tahun sampai dengan 2008 saja Stiglitz menyebutkan bahwa setiap keluarga AS harus menanggung biaya sebesar 17.000 dolar dari biaya keamanan AS. Biaya tersebut senantiasa meningkat sebesar 50 % sebagai akibat dari melonjaknya biaya perang Washington di Afghan dan Irak serta operasi-operasi militer AS di luar negeri yang belum dihitung dari 2008 sampai saat ini. Pada WW2, Amerika yang mengerahkan 16,5 juta tentara selama 4 tahun ditaksir mengeluarkan biaya sebesar 5 Triliun.

Kecurangan yang lain adalah melibatkan pihak swasta dalam perang seperti organisasi Black Water, yang ongkos-nya berlipat lipat dibandingkan dengan  tentara normal.

Hemm kenapa perang harus dilakukan, untuk sebagian pengusaha khususnya yang berhubungan dengan industri militer, perang sangat perlu, perang akan memicu pembelian persenjataan oleh pihak yang beperang, pembelian persenjataan oleh pihak2 disekitar yang berperang (untuk jaga2), consumable parts-nya seperti peluru dan minyak, proyek rekonstruksi di pihak yang kalah, obat2an, tentara bayaran, dan lain2. Namun bagi masyarakat dunia secara umum perang sangat merugikan karena penderitaan yang ditimbulkan-nya, seperti polusi, korban tewas dan cacat, perdagangan produk non militer di kawasan yang berperang.  

No comments: