Belum habis pesona “Indonesia Incorporated”, kali ini Zaynur Ridwan kembali menggebrak lewat buku terbarunya The Book of Codes (selanjutnya kita singkat dengan TBoC). Dibuka dengan kalimat “In the land of blind, the One Eye Man is King”, yang terkesan ambigu disatu pihak kita bisa menganggap itu sebagai kalimat yang wajar namun disisi lain kata2 “the One Eye Man is King” mengingatkan kita akan “The All Seeing Eye” alis “Eye of Horus”. Berhubung tema2 yang dipilih cukup “beresiko” jangan berharap anda akan memeroleh keterangan mengenai sang penulis, sepertinya penulis lebih senang “bersembunyi” karena sensitifnya tema2 tsb. Covernya sendiri seperti biasa, memesona, tak salah jika Gobak Sodor lagi2 dipercaya untuk membuat cover yang berkelas.
Seperti biasa kita langsung dihajar dengan bab2 pendek yang menegangkan sekaligus membentuk kesatuan cerita utuh mengenai rahasia di balik TBoC. Alur cerita berjalan dengan cepat namun dengan cerdiknya, Ridwan membahas latar belakang tsb dengan menggunakan Alif , yang berperan sebagai narator dan mengantar kita pada konspirasi dibalik TBoC.
Meski demikian ada beberapa kesalahan menganggu misalnya ketika disebutkan obelisk di Basilica Santo Petrus dibawa oleh Caligula pada tahun 1937 yang secara logika jelas tidak mungkin karena Caligula adalah kaisar pada periode yang lebih awal, jadi seharusnya tahun 37. Atau pada Hal 66 dan 67, dimana nama salah satu tokoh kadang disebut Ajeng Justisia namun halaman berikutnya ditulis Ajeng Yustisia. Lalu hal 108 disebutkan pejuang Sacaren, semestinya Saracen. Atau pada halaman 272 dan 273 disebutkan singkatan BIS adalah “Bank for International Settelments” seharusnya “Bank for International Settlements”.
Lepas dari segala kekurangan tersebut, saya angkat topi pada Ridwan, baik karena idenya, alur yang cepat dan mulus, kalimat2 cerdas, dan menggabungkan semuanya menjadi cerita yang bermutu. Khusus untuk kedua buku terakhir Ridwan, rasanya bisa dimasukkan dalam kelas khusus setara dengan karya2 penulis internasional. Untung sebelumnya saya sudah membaca Satanic Finance karya Riawan Amin, yang pada dasarnya mengangkat hal yang sama.
Buku ini menceritakan bagaimana Adipati seorang warga negara Indonesia, berusaha melacak jejak emas Indonesia yang pernah digunakan Presiden Soekarno untuk membantu Amerika yang saat itu dipimpin oleh John F. Kennedy dengan meminjamkan emas dalam jumlah luar biasa, dan digunakan oleh Kennedy sebagai kolateral / jaminan dalam mencetak mata uang (Fiat Money) sendiri sekaligus melawan dominasi Federal Reserve. Jaminan ini diperlukan untuk memberikan garansi atas uang yang dicetak oleh Amerika. Pada periode yang kurang lebih berdekatan, ada banyak negara yang juga meminjamkan emas mereka ke negara2 barat, seperti Cina saat terancan oleh Jepang, demikian juga Philippina, dll.
Namun emas tersebut saat ini “dikadali” oleh kelompok rahasia bankir internasional yang dipimpin oleh sekumpulan petinggi Freemason sebagai kolateral dan bagian dari tujuan untuk menguasai dunia dengan mengontrol ekonomi. Ridwan juga menyoroti berbahaya-nya tentakel ekonomi bernama riba. Hal ini mengakibatkan tuntutan yang lebih serius dari negara2 timur, karena bagaimanapun mereka selama ini tidak pernah mendapatkan pembagian keuntungan dan hak2 mereka sebagai pemilik sebenarnya masih secara terus menerus dikangkangi.
Bukan cuma itu, Ridwan juga menyoroti berbahaya-nya riba, dan disinyalir menjadi penyebab dari terbunuhnya Caesar, “Penyaliban” Nabi Isa, terbunuhnya Abraham Lincoln sampai terbunuhnya John F. Kennedy serta menjadi kunci misteri meninggalnya Paus Jhon Paul I. Sungguh buku yang menarik dibaca dan menambah kewaspadaan kita terhadap riba.
Catatan
Untuk lebih jelas-nya dapat membaca review saya mengenai buku Satanic Finance di http://hipohan.blogspot.com/2012/06/satanic-finance-nya-ariawan-amin.html
Buku2 Zaynur Ridwan yang lain dapat dilihat di
http://hipohan.blogspot.com/2012/01/khilafa-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2012/01/novus-orde-seclorum-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2011/12/greatest-design-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2011/12/indonesia-incorporated-nya-zaynur.html
http://hipohan.blogspot.com/2013/06/rambut-annisa-nya-zaynur-ridwan.html
Catatan
Untuk lebih jelas-nya dapat membaca review saya mengenai buku Satanic Finance di http://hipohan.blogspot.com/2012/06/satanic-finance-nya-ariawan-amin.html
Buku2 Zaynur Ridwan yang lain dapat dilihat di
http://hipohan.blogspot.com/2012/01/khilafa-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2012/01/novus-orde-seclorum-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2011/12/greatest-design-nya-zaynur-ridwan.html
http://hipohan.blogspot.com/2011/12/indonesia-incorporated-nya-zaynur.html
http://hipohan.blogspot.com/2013/06/rambut-annisa-nya-zaynur-ridwan.html
7 comments:
wah saya juga fans zaynur ridwan mas, buku book of codes ini memang terlihat sangat nasionalis spt indonesia inc. setelah 3 novel sebelumnya bang zaynur membahas zionisme secara internasional. Mengenai kesalahan2 teks saya pernah tanyakan langsung ke fesbuk beliau dan dijawab memang ada kesalahan editorial karena buku itu dicetak agak tergesa-gesa utk mengejar IBF 2012 kemarin sehingga proofreadingnya gak maksimal. Saya membedah buku2 zionisme khususnya buku bang zaynur di goodreads mas krn saya termasuk pemerhati zionisme juga.
Ohh pantesan :) btw berarti kita sama2 ngefans, kalau diberi cover lux, dan diperbaiki kesalahan-nya ini layak dapat penghargaan internasional.
Waduuhh.. keduluan lagi nih.. saya baru order bukunya, eh.. Bapak udah selesai baca.. hehe..
Oiya Pak, Alhamdulillah akhirnya saya dapet buku 'Greatest Design'. jadi lengkap deh koleksi novel Zaynur.. : )
Salam buat temen2 MSBU Pak.. :)
Thanks,
Adit
He he iya dit, maklum kantor dekat dengan toko buku skr :), wah sukses lah kalau sudah komplit ZR-nya, oke saya sampaikan ya.
oiyaa.. haha.. jadi lebih update klo ada buku baru ya..
btw Pak, Logo & Maskot Olimpiade London 2012 "sesuatu" yah.. haha..
-Adit
Saya ketinggalan buku yg ini :(
susah bgt nyari nya. Tolongin dong..
Coba cari langsung ke penerbit-nya, btw sebulan yang lalu, saya sih masih lihat di Toga Mas, Buah Batu Bandung.
Post a Comment