Saat Mas Parno bekerja di Puncak Pass, mereka mengontrak
rumah di Cianjur. Namun karena sedang
hamil anak pertama alias Viko, perangai
Kak Eli berubah banyak diakibatkan faktor hormonal. Dia menjadi sangat sensitif
pada bebauan (khususnya Mie Instan) dan bahkan
cahaya. Untung Mas Parno cukup sabar mendampingi Kak Eli dengan segala keajaiban
perangainya.
Aku pernah sekali ke sini, dan untuk pertama kalinya mencoba
rute jauh ke luar kota dengan VW Variant 1968. Aku mengantar Kak Eli ke rumah
kontrakan tersebut sekalian membawa beberapa barang yang diperlukan selama tinggal di Cianjur.
Saat hormon stabil, Kak Eli biasa belanja ke Pasar Cipanas
dengan menggunakan angkutan kota. Namun ternyata Kak Eli masih kurang fit
sebagaimana pernah terjadi sebelumnya saat kami di Denpasar dimana Kak Eli pernah
pingsan begitu saja di sekolah. Kali ini kejadiannya sama, Kak Eli pun pingsan
begitu saja, untung saja tidak di lantai dasar yang memang lebih padat.
Entah beberapa banyak yang berusaha membantu, tak ada saksi
mata yang jelas, tak jelas juga siapa yang benar-benar tulus atau malah ambil
kesempatan, yang jelas setelah sadar Kak Eli bingung menemukan gumpalan salep remason
dalam jumlah ekstra banyak di sekitar kedua buah dadanya.
No comments:
Post a Comment