Wednesday, September 12, 2018

Mengenang Kak Eli – Karir


Aku tak tahu persis kenapa Kak Eli memilih National Hotel Institute (NHI), Bandung sebagai tempat kuliah.  Ada beberapa jurusan seperti Room Division, Food and Beverage, Kitchen, Pastry dll NHI, namun ketimbang Kitchen, Kak Eli memilih mengambil Pastry. Entah karena di Pastry lebih memungkinkan untuk mengakomodasi bakat seni Kak Eli, sementara kalau Kitchen cukup berat secara fisik. Mungkin Itu juga sebabnya  banyak Ibu rumah tangga yang jago memasak, namun restoran besar selalu lebih memilih laki-laki sebagai pekerjanya. Karena memasak untuk 100 orang misalnya secara fisik bukan lah kerja mudah, belum lagi dibalik setiap restoran besar pasti ada dapur yang penuh dengan hiruk pikuk dan tekanan, yang kurang pas bagi kebanyakan wanita. 
Masuk NHI tahun 1982, Kak Eli memulai bekerja di Hotel Savoy Homann, Bandung tahun 1983, sekitar 1989 Kak Eli memutuskan kuliah kembali, dan itu tahun dimana Kak Eli bertemu dengan Mas Parno yang baru dipindahkan dari Hotel Panghegar setelah bertugas sejak 1987 sd 1988, dengan alasan karena Homann sedang membutuhkan chef. 

Setelah lulus D2, Pada tahun 1990 Kak Eli (dan Mas Parno) ditugaskan ke Hotel Victoria Panghegar di Ujung Pandang dalam membantu mitra Panghegar Group lalu Tahun 1991 mereka berdua kembali ditugaskan untuk membangun mitra Panghegar lainnya yakni Hotel Plaza Panghegar di Magelang. Dua tahun ditempatkan oleh Panghegar Group di Ujung Pandang dan Magelang membuat mereka semakin akrab, sehingga 1991 mereka memutuskan menikah. 

Mas Parno lalu memutuskan bekerja di Hotel Puncak Pass selama setahun, sementara Kak Eli justru memutuskan fokus sebagai Ibu Rumah Tangga atas permintaan Mas Parno.   Tahun 1992 Mas Parno terbang ke Jerman untuk bekerja selama setahun di Dusseldorf. Sepulang dari Jerman yang menurut Mas Parno masih tidak nyaman karena tingginya kriminalitas  akibat reunifikasi Jerman Barat dan Timur, mereka sempat usaha catering di Bandung. Juga sebagai sambilan mencoba wirausaha dengan jualan Bubur Ayam di Gasibu dimana aku sempat terlibat sebagai marketing merangkap supir catering (dengan menggunakan Toyota Hi Ace Diesel) . Saat itu kami mendapatkan beberapa proyek berkesan diantaranya Pasar Seni ITB.  Mas Parno lalu lanjut bekerja sebagai chef di Restoran KIntamani, bilangan jalan Lombok, Bandung. Restoran an Café 24x7 ini sempat terkenal sebagai tempat terakhir yang dikunjungi Nike Ardilla sebelum tewas akibat kecelakaan di Jalan Riau tahun 1995.   

Sekitar tahun 1994 Mas Parno dan Kak Eli pindah ke Hotel Purnama, Batu, Jawa TImur dan bekerja sd 1998. Bang Ucok yang ingin memiliki bisnis retoran lalu mengajak mereka membuka restoran di Kelapa Gading, Jakarta.  Meski business plannya untuk 2 tahun, namun masuk tahun kedua karena tidak berjalan sesuai harapan, mereka memutuskan di tahun 1999 untuk pindah ke daerah Gas Alam di Depok dan kembali membuka restoran disana. Saat di Kelapa Gading salah satu menu dahsyat racikan Mas Parno adalah Lele Kering Goreng Sambal. Ada beberapa cerita mistis menarik yang mereka alami di Kelapa Gading terkait persaingan usaha dengan penjaja kuliner lainnya. Mungkin akan aku coba ceritakan di bagian lain.

Tahun 2000 sd 2001, Mas Parno dan Kak Eli mengelola usaha di Kantin Manulife daerah Stasiun Kereta Api Cikini. Kak Eli juga menyambi sebagai sales produk Manulife dan istriku sempat menjadi nasabahnya. Tahun 2002 Mas Parno mencoba usaha lain yakni berjualan Mie Baso di sekitar Sabang, dan 2003 sd 2007 menjadi chef di Steak Gandaria, Jakarta Akhir 2007 Mas Parno dipanggil kembali oleh Hotel Purnama, Batu, Jawa Timur yang terkesan dengan kualitas kerja beliau di periode sebelumnya dan bekerja kembali sebagai senior chef sampai dengan 2017 dimana Mas Parno akhirnya pensiun sekaligus mengakhiri karir profesional nya di sini. 

Sementara Kak Eli di Tahun 2015 sampai dengan akhir hayatnya di 2018 sempat tinggal di  Bandung untuk menemani anak bungsu mereka bersekolah di  SMKN 10, dan lalu lanjut kuliah sejak 2017 di UPI, Bandung. Sambil mendampingi anaknya sekolah, Kak Eli juga membuka outlet makanan dan minuman bagi para pasien di klinik milikku dan istri. 

No comments: