Wednesday, September 12, 2018

Mengenang Kak Eli – Tajamnya Indra Keenam


Sekitar 17 tahun yang lalu, Kak Eli (dan Bang Ucok)  ikut program pengajian yang cukup unik alias mencoba menelaah Al Quran dari sisi numerik. Metoda yang digunakan adalah mengaji dengan cara yang khusus. Saat itu  pengajian ini disebut juga dengan pengajian KITRI. Namun saat Kak Eli mendalami program ini, sang penemunya alias Lukman AQ Soemabrata (1933-1996), kebetulan sudah berpulang. 

Aku tidak mengikuti pengajian ini secara khusus, namun cukup tertarik mengamati bagaimana Quran tidak cuma memiliki dimensi secara ayat, tafsir (kenapa suatu ayat diturunkan), kapan diturunkan dan kini secara numerik. Misal kenapa Quran format Utsman tidak disusun sesuai kedatangan, kenapa harus 18 baris, dan kenapa2 lainnya. Belakangan baru menyadari putra Lukman AQ Soemabrata,  (berinisial RWS) ternyata salah satu General Manager alias atasan ku di Sisindosat, perusahaan tempat aku bekerja saat itu. 

Ilmu aneh ?, aku rasa tidak juga karena setelah ilmu komputer semakin banyak digunakan dalam pengelolaan data, terlihat bahwa Quran memang memiliki kekhususan dari 


  • Jumlah kata dalam ayat / Qur’an
  • Jumlah huruf dalam ayat / Qur’an
  • Pengulangan masing2 huruf
  • Pengulangan kata dalam Qur’an
  • Nomor surat / ayat dengan kata2 tertentu.
  • Penyebaran huruf dalam surat
  • Nomor ayat / surat dalam surat / ayat tertentu.
Saking teraturnya alam ciptaan Allah SWT ini, Galileo (1564-1642) bahkan pernah berkata bahwa  “Mathematics is the language in which God wrote the universe”. 

Bayangkan sebagai contoh saja, bagaimana dalam Quran kata Hidup (al-hayah) vs Mati (al-maut)  bisa berjumlah sama yakni 145x, atau kata Ingkar (al-kafirun) vs Neraka (an-nar) sama-sama berjumlah 154x, atau kata hari (yaum) dalam bentuk tunggal muncul 365 (sama dengan hari dalam setahun), Kata hari (ayyam/yaumain) dalam bentuk jamak muncul 30 (sama dengan hari dalam sebulan) dan Kata bulan (syahr/asyhur) muncul 12 kali (sama dengan jumlah bulan dalam setahun). Lengkapmya silahkan cek di http://hipohan.blogspot.com/2015/11/misteri-angka-dalam-al-quran_18.html

Istri dan murid-muridnya lah yang akhirnya melanjutkan pengajian tersebut. Setelah beberapa tahun mengikuti pengajian tersebut, dengan pola pembacaan Quran secara khusus, Kak Eli jadi memiliki semacam kemampuan khusus terkait indra keenam. Sayang kadang Kak Eli kadang kesulitan menganalisa atau menceritakan apa yang terlihat dengan mata batinnya. Kemampuan ini diperoleh dengan berzikir sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh pengajian. 

Seperti apa kemampuannya ?, misalnya untuk menganalisa penyebab dari suatu peristiwa, memahami karakter orang, “melihat” pikiran orang lain, namun ilmu ini tidak bisa Kak Eli gunakan untuk  menyembuhkan seseorang juga melihat masa depan. Apa penjelasan secara metodologi yang digunakan oleh pengajian KITRI ? pola pembacaan khusus memungkinkan kita memiliki kemampuan menangkap frekuensi Allah SWT, ibarat saat tidak memiliki kemampuan menangkap sinyal kita mengira tak ada sinyal radio dan tv, namun saat memiliki alat yang tepat maka siaran radio dan televisi ternyata ada dan dapat "terlihat".

Aku kadang konsultasi juga pada Kak Eli, seperti saat terjadi beberapa kali pencurian di rumah ku, atau saat interview karyawan dimana Kak Eli dapat bantu test karakter karyawan secara jarak jauh, juga pada momen-momen saat aku rencana pindah kantor dan butuh masukan lain.  Namun nyaris 4 tahun terakhir aku sudah jarang konsultasi, terakhir aku konsultasi saat menemukan ceceran minyak misterius dari ujung pagar yang satu ke ujung yang lain. Kak Eli hanya bilang ada yang berniat kurang baik, dan saat itu aku memutuskan agar keluarga lebih giat lagi membaca Quran. 

Sebelum Kak Eli berpulang, anak bungsunya cerita bahwa almarhumah agak sedikit risau dengan kemampuan yang dia miliki. Jika sebelumnya ada banyak orang yang konsultasi berbagai hal pada Kak Eli, namun menjelang “berpulangnya” Kak Eli dan dengan dukungan suaminya untuk hidup normal lambat laun Kak Eli berusaha untuk tidak menanggapi banyaknya permintaan “pasien”nya.   Sampai dengan berpulangnya Kak Eli, beliau tidak pernah mengomersilkan kemampuan tsb. 

No comments: