Sebenar-nya apa sih perlunya membanding-bandingkan, baik antar Band maupun antar Personil atau bahkan antar Negara ? Berbeda dengan sepakbola yang para penggemarnya agak terkotak-kotakkan, dalam musik penggermar dangdut bisa saja merangkap sebagai penikmat musik rock, atau meski pada aliran yang sama misalnya rock, penggemar Steve Vai bisa juga menjadi penggemar Eddie Van Halen.
Jadi kalau-lah misalnya kita membanding-bandingkan Steve Morse dan Joe Satriani, faktanya mereka memang gitaris yang sulit dicari tandingannya bukan cuma di Amerika, bahkan juga dunia sehingga tidak tepat untuk dibanding-bandingkan. Sebaliknya Tommy Bolin yang saat konser live Deep Purple di Jepang (Last Concert in Japan) menggantikan Ritchie Blackmore dan harus membawakan lagu era Ritchie, sehingga menjadi sangat mudah untuk dibandingkan untung saja saja ada Jon Lord nggak kebayang deh nasib pertunjukan live itu.
Kalau persaingan antar Negara dulu memang terjadi antara Amerika dan Inggris, meski sekarang sudah mereda. Antara band Amerika dan Inggris saat itu begitu panasnya sehingga Grandfunk merilis "We're American Band" atau Kansas merilis "Song for America" yang sangat kental semangat kebangsaan-nya.
Kondisi tersebut pada awalnya memang dipicu penetrasi Inggris belasan tahun lalu terutama lewat Led Zeppelin, Cream dan Deep Purple dan dibalas Amerika dengan konser sang maestro gitar "Jimi Hendrix". Lantas setelah Inggris mulai tersendat maka perang beralih dari Amerika vs Inggris menjadi band Los Angeles vs band New York.
Saat ini lebih banyak pertimbangan teknis dan pasar, yah mungkin ini yang namanya dampak globalisasi, sehingga tidak lagi penting asal si artis, tetapi lebih ke kualitas, di lain pihak aktor aktor dibelakang terciptanya suatu produk musik kadang justru bisa saja terdiri dari banyak negara. Begitu juga beberapa artis tertentu mulai menggabungkan karya beda aliran dalam satu album.
No comments:
Post a Comment