108 cerita yang ada dibuku ini tidak semuanya menarik, tetapi sesuai catatan saya ada 27 cerita yang menarik dan dapat kita jadikan sebagai bahan bakar kesadaran, kesabaran dan semangat untuk menempuh perjalanan di dunia fana ini. Meski saya cuma menemukan 27 dari 108 atau tepatnya sekitar 25% cerita yang menarik, akan tetapi garansi penerbit buku ini yang akan mengembalikan 100% uang jika tidak puas tentu saja sama sekali tidak akan saya proses, karena ke 27 cerita tersebut sudah lebih dari cukup bagi saya.
Ajahn Brahm sendiri, merupakan seorang biksu dengan latar belakang Fisika Teori dari Cambridge University yang pada usia 23 tahun memutuskan untuk menjadi petapa di hutan Thailand. Setelah lulus beliau memutuskan untuk membangun wihara di Australia, dan hingga sekarang beliau melakukan perjalanan keliling dunia dengan ciri khas-nya yaitu kumpulan cerita keseharian yang disampaikan dengan jenaka. Sehingga meski topiknya terasa berat, akan tetapi Ajahn Brahm mampu melakukan simplifikasi, sehingga inti yang disampaikan dapat diterima dengan mudah. Topik2 yang diceritakan, mengingatkan kita akan salah satu hit-nya serious (grup happy metal asal Bandung) yaitu “rocker juga manusia” menjadi “biksu juga manusia”.
Diantara 27 cerita tersebut, sudah tentu cerita tentang dua batu bata jelek, masuk sebagai salah satu nominasi. Dimana kita diingatkan bahwa tidak ada hidup yang sempurna, sehingga terus menerus mengingat 1 hal yang kurang sempurna seringkali mengabaikan 99 kesempurnaan yang lain. Cerita lain yang menarik adalah ketika Ajahn bertanya pada hadirin, siapa yang hari ini berbahagia, dan sebaliknya siapa yang sebaliknya, lalu Ajahn bertanya dimana letaknya, sehingga sebagian peserta bingung, dan lalu menyadari bahwa letaknya kebahagiaan dan kesedihan adanya dipikiran, dengan demikian mengubah cara berpikir adalah cara untuk menemukan kebahagiaan sejati.
Cara pandang Ajahn Brahm yang sudah menjadi petapa selama 35 tahun, merupakan sumber kebijaksanaan, dan membuat kita kembali menilai hidup kita sendiri, dari mana kita berasal, akan kemana kita kembali.
1 comment:
manteb Pak
Post a Comment