Pada awal-nya sedikit aneh, membuat review salah satu karya termashur sepanjang zaman, seperti Tom Sawyer, karena karya ini sudah dibuat tahun 1876. Dan tambah aneh karena saya baru membuat review buku yang oleh sebagian orang disebut buku anak2 ini justru setelah berusia lebih dari 40 tahun. Tetapi mengingat ini karya hebat, mari kita lupakan hal2 aneh diatas dan fokus pada review saja. Mark Twain sendiri dalam pengantarnya di buku ini juga sebenarnya tidak memfokuskan karya ini bagi pembaca anak2 melainkan juga pembaca dewasa yang menurutnya perlu dingatkan kembali bagaimana masa kecil mereka.
Saat saya masih berusia sekitar 6 sd 7 tahun, saudara2 saya yang lebih tua sudah membaca buku ini duluan, sementara saya masih lebih suka membaca komik Mandrake, Tarzan, dll. Akan tetapi karena orang tua saya juga sudah membaca sebelumnya, maka topik2 tentang kenakalan Tom, kejam-nya Joe si Indian, cerewet-nya Bibi Polly dan tentu saja berantakan-nya Huck Finn ini sering sekali menjadi topik yang dengan semangat dibahas, jadi meski tidak membaca-nya secara langsung saya cukup akrab dengan tokoh dan cerita dalam buku ini.
Menjelang kuliah, saya mulai tertarik group2 progressive, dan salah satu diantaranya Rush, yang memiliki track Tom Sawyer (Selain track fenomenal YYZ yang terinsiprasi dari style Alan Holdsworth) dalam album Moving Pictures (1981) , dan ini membuat saya teringat kembali akan buku ini, sayang saat itu koleksi buku Ayah saya sudah tidak tahu entah dimana, dan saya sendiri masih belum menemukan buku ini di Toko Buku. Begitu beberapa bulan lalu menemukan buku ini, langsung saja tanpa berpikir dua kali saya sambar dan dijadikan sebagai hadiah bagi si sulung, setelah dia menunjukkan reaksi yang menggembirakan, maka saya tergerak membaca buku ini untuk pertama kali.
Dan sungguh, ini memang buku yang menarik hati, dengan cara bercerita Mark Twain yang menakjubkan, dipenuhi dengan kejutan dari awal sampai dengan akhir, meski tidak didukung gambar yang memesona, dan tidak sesuai dengan karakteristik Tom yang digambarkan sebagai bocah keriting tetapi justru di cover buku sebagai anak yang berambut lurus.
Buku ini mirip dengan petualangan Laura Ingals Wilder dalam Little House in the Prairie, tetapi ganti tokoh Laura dengan sosok anak lelaki nakal yang tinggal bersama Bibi dan sepupu-nya. Kemudian tambahkan beberapa tokoh penjahat, lalu masukkan unsur petualangan, maka jadilah Tom Sawyer sebagai buku yang penuh dengan daya tarik. Tom Sawyer sendiri digambarkan sebagai anak, yang hidup di masa dimana tahyul masih merajalela (dipengaruhi adat istiadat budak afrika yang pada masa itu menjadi pekerja di rumah2 tuan tanah kulit putih), dimana barter menjadi cara anak2 untuk memiliki sesuatu, lalu dilengkapi dengan petualangan2 yang diilhami Robin Hood, para Bajak Laut zaman dulu, dan setting hutan, gua dan pulau kecil yang melengkapi semua persyaratan “seru” serta tak lupa tokoh jahat keturunan Indian, yang akhirnya mati mengenaskan kelaparan dan kehausan dalam gua dengan pintu terkunci.
Tak lupa ditambahkan dengan karakter Becky Tatcher, yang menjadi kekasih hati Tom Sawyer dengan cinta lugu dan cara kekanak-kanakan ala Tom dan pengalaman mereka tersesat di Gua berhari hari dengan persediaan makanan dan lilin yang semakin menipis. Karakter Bibi Polly yang penyayang namun seringkali tidak sabar menghadapi ulah Tom Sawyer, serta diakhiri dengan kesuksesan Tom mendapatkan Harta Karun peninggalan Joe si Indian.
Saat saya masih berusia sekitar 6 sd 7 tahun, saudara2 saya yang lebih tua sudah membaca buku ini duluan, sementara saya masih lebih suka membaca komik Mandrake, Tarzan, dll. Akan tetapi karena orang tua saya juga sudah membaca sebelumnya, maka topik2 tentang kenakalan Tom, kejam-nya Joe si Indian, cerewet-nya Bibi Polly dan tentu saja berantakan-nya Huck Finn ini sering sekali menjadi topik yang dengan semangat dibahas, jadi meski tidak membaca-nya secara langsung saya cukup akrab dengan tokoh dan cerita dalam buku ini.
Menjelang kuliah, saya mulai tertarik group2 progressive, dan salah satu diantaranya Rush, yang memiliki track Tom Sawyer (Selain track fenomenal YYZ yang terinsiprasi dari style Alan Holdsworth) dalam album Moving Pictures (1981) , dan ini membuat saya teringat kembali akan buku ini, sayang saat itu koleksi buku Ayah saya sudah tidak tahu entah dimana, dan saya sendiri masih belum menemukan buku ini di Toko Buku. Begitu beberapa bulan lalu menemukan buku ini, langsung saja tanpa berpikir dua kali saya sambar dan dijadikan sebagai hadiah bagi si sulung, setelah dia menunjukkan reaksi yang menggembirakan, maka saya tergerak membaca buku ini untuk pertama kali.
Dan sungguh, ini memang buku yang menarik hati, dengan cara bercerita Mark Twain yang menakjubkan, dipenuhi dengan kejutan dari awal sampai dengan akhir, meski tidak didukung gambar yang memesona, dan tidak sesuai dengan karakteristik Tom yang digambarkan sebagai bocah keriting tetapi justru di cover buku sebagai anak yang berambut lurus.
Buku ini mirip dengan petualangan Laura Ingals Wilder dalam Little House in the Prairie, tetapi ganti tokoh Laura dengan sosok anak lelaki nakal yang tinggal bersama Bibi dan sepupu-nya. Kemudian tambahkan beberapa tokoh penjahat, lalu masukkan unsur petualangan, maka jadilah Tom Sawyer sebagai buku yang penuh dengan daya tarik. Tom Sawyer sendiri digambarkan sebagai anak, yang hidup di masa dimana tahyul masih merajalela (dipengaruhi adat istiadat budak afrika yang pada masa itu menjadi pekerja di rumah2 tuan tanah kulit putih), dimana barter menjadi cara anak2 untuk memiliki sesuatu, lalu dilengkapi dengan petualangan2 yang diilhami Robin Hood, para Bajak Laut zaman dulu, dan setting hutan, gua dan pulau kecil yang melengkapi semua persyaratan “seru” serta tak lupa tokoh jahat keturunan Indian, yang akhirnya mati mengenaskan kelaparan dan kehausan dalam gua dengan pintu terkunci.
Tak lupa ditambahkan dengan karakter Becky Tatcher, yang menjadi kekasih hati Tom Sawyer dengan cinta lugu dan cara kekanak-kanakan ala Tom dan pengalaman mereka tersesat di Gua berhari hari dengan persediaan makanan dan lilin yang semakin menipis. Karakter Bibi Polly yang penyayang namun seringkali tidak sabar menghadapi ulah Tom Sawyer, serta diakhiri dengan kesuksesan Tom mendapatkan Harta Karun peninggalan Joe si Indian.
No comments:
Post a Comment